Dialog Interaktif antara Pemkab Bojonegoro dengan masyarakat bojonegoro, yang selalu secara konsisten dilaksanakan setiap jumat siang, di awal tahun 2017 ini memasuki edisi 167 periode kedua, tanggal 6 Januari 2017. Dialog Publik ini secara konsisten pula disiarkan secara langsung melalui Radio Malowopati FM dan Radio Suara Madani FM, sedangkan streaming youtube kali ini tidak dapat dilaksanakan karena kendala teknis. Edisi dialog kali ini terdapat nuansa yang berbeda setelah ratusan edisi sebelumnya. Tugas moderator yang selama ini dilaksanakan oleh H. Musdar, mulai Edisi 167 tahun 2017 ini dilaksanakan Cahyo Dwi Utomo (Kasi Pengelolaan Informasi Publik Dinas Kominfo).

       Cahyo Dwi Utomo, pada pembukaan Dialog Publik menyampaikan, dua narasumber kali ini yaitu dari Dinas Sosial yang akan menyampaikan terkait penanganan masalah sosial dan bencana alam serta dari Dinas Pertanian yang akan menyampaikan terkait pengendalian hama penyakit dan rencana distribusi pupuk tahun 2017.

       Narasumber pertama dari Dinas Sosial menyampaikan bahwa terkait Sosial perlu ada dua hal yang perlu disikapi yaitu Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) dan Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS). Bahwa terkait PMKS terdapat 28 permasalahan, yang tampak di Bojonegoro diantaranya anak terlantar. Dalam menangani permasalahan ini Dinas Sosial memiliki potensi dasar yaitu LKSA (Panti Asuhan) yang mana di Bojonegoro terdapat 26 Panti Asuhan yang merupakan rekan kerjasama. 19 Panti Asuhan tersebut telah terakreditasi B oleh Kemensos dengan menerapkan standart pengasuhan nasional. Melalui beberapa Panti Asuhan tersebut, anak asuhan di Bojonegoro dibekali berbagai keterampilan dan ada juga yang biaya kuliah sampai tingkat S2. Terkait dengan penanganan disabilitas, yang mana sesuai data terakhir terdapat 3.425 penyandang cacat (cacat fisik, netra, pintal, maupun tuna wicara), Dinas Sosial memiliki tempat untuk membekali mereka keterampilan sesuai potensi masing-masing di Kecamatan Dander. Selanjutnya terkait penanganan fakir miskin oleh Dinas Sosial, pada tahun 2017 sebanyak kurang lebih 24 ribu masuk kategori keluarga harapan didampingi PKH (Pendamping Keluarga Harapan). Pemkab Bojonegoro pun sejak 2 tahun lalu telah menyediakan Rumah Singgah di Surabaya.

       Selanjutnya narasumber menyampaikan terkait Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS) yaitu adanya Karang Taruna yang merupakan potensi untuk membantu orang-orang yang serba kekurangan dengan jumlah 430 desa dengan klasifikasi tumbuh, maju, berkembang, dan percontohan. Berikutnya adalah Lembaga Konsultasi Kesejahteraan Keluarga yang saat ini diketuai oleh Dosen Universitas Sunan Giri Bojonegoro. Terkait penanganan bencana, Dinas Sosial memiliki Tagana sejumlah 26 Tagana (Taruna Siaga Bencana), yang mana salah satu kegiatannya adalah penyiapan dapur umum di Gedung Serba Guna Bojonegoro untuk mencukupi kebutuhan masyarakat yang rumahnya terdampak banjir dalam bentuk nasi siap saji. Dinas Sosial juga memiliki IPSM (Ikatan Pekerja Sosial Masyarakat) dengan anggota sejumlah 70 relawan terlatih dan terdidik, WKBM (Wahana Kesejahteraan Berbasis Masyarakat) yang mana terdapat 8 kelompok yang telah terdidik dan ber SK, dan terakhir adalah PKSK yaitu tenaga kesejahteraan sosial yang ada di tiap kecamatan.

       Narasumber kedua dari Dinas Pertanian, Zaenal Fanani menyampaikan terkait alokasi pupuk tahun 2017, asuransi tani dan pengendalian hama penyakit tanaman. Zaenal Fanani menyampaikan bahwa alokasi pupuk tahun 2017 mengalami penurunan dibanding tahun 2016 yang mana usulan pupuk Urea pada RDKK petani sejumlah 80.257 ton hanya disetujui sejumlah 49.623 ton sehingga kekurangan 30.634 ton (tercukupi 61,83%). Untuk pupuk SP36 pada usulan RDKK 40.030 ton hanya disetujui 15.045 ton (kekurangan 24.985 ton). Usulan pupuk Za dari usulan 38.960 ton hanya 22.161 ton (hanya tercukupi 56,88%). Untuk usulan pupuk NPK, dari usulan RDKK 104.518 ton hanya disetujui 35.668 ton sehingga kekurangan 68.850 to (hanya tercukupi 34,13%). Sedangkan usulan Pupuk Petroganik sejumlah 170.198 ton hanya disetujui 26.551 ton, masih kurang 143.647 ton (hanya tercukupi 15,6%). Oleh karena itu Dinas Pertanian sangat menghimbau kepada para petani untuk melakukan efisiensi penggunaan pupuk, membuat pupuk organik di rumah masing-masing baik dari limbah pertanian maupun ternak, dan ketiga paling penting agar mengadopsi teknologi yang telah dilakukan yaitu rtri, IPAT-BO dan pertanian menuju organik, dimana ketiganya sangat ramah lingkungan dan efisien dalam penggunaan non organik yang mana hanya dengan non organik 25-50% tidak mengurangi hasil produksi.

       Berikutnya, terkait AUTP (Asuransi Usaha Tani Padi), Zaenal Fanani menyampaikan bahwa tahun 2016 jumlah luas sawah yang telah mengikuti asuransi seluas 2.740,96 Ha dimana sampai saat ini sudah ada klaim seluas 897,86 Ha karena bencana banjir di kecamatan Balen, Kapas, Kanor, Trucuk dan Baureno, beberapa Ha diantaranya proses persetujuan klaim. Dinas Pertanian sangat menganjurkan agar para petani mengikuti AUTP karena terbukti sangat membantu saat terkena bencana.

       Selanjutnya terkait pengendalian hama dan penyakit, Zaenal Fanani menyampaikan untuk rekap kejadian 1 minggu, dimana pada tanggal 1 – 6 Januari 2017 hari ini telah banyak terjadi serangan hama dan penyakit tanaman, seperti di Kecamatan Sukosewu (serangan hama wereng seluas 155 Ha), Ngraho (serangan hama wereng seluas 620 Ha) Dander (serangan hama wereng seluas 31 Ha), Sumberrejo (serangan hama wereng seluas 4 Ha), Padangan (serangan hama pyricularia seluas 5 Ha), Kapas (serangan hama wereng seluas 320 Ha, hama pyricularia 25 Ha, Santomonas 5 Ha).  dan Ngasem (serangan hama wereng seluas 100 Ha). Sehingga pada tanggal 1-6 Januari 2017 telah terjadi serangan  wereng seluas 1.230 Ha, serangan pyricularia seluas 30 Ha, dan Santomonas seluas 5 Ha. Penanggulangan serangan hama dan penyakit telah dilakukan oleh Dinas Pertanian dengan bantuan pestisida dan insektisida ke wilayah-wilayah tersebut. Terkait penanggulangan hama penyakit, Dinas Pertanian menghimbau agar langkah awal adalah dengan cara yang ramah lingkungan yaitu agensi hayati atau yang ramah lingkungan, tidak langsung menggunakan pestisida atau insektisida. (Nuty/Dinkominfo)


By Admin
Dibuat tanggal 08-01-2017
418 Dilihat
Bagaimana Tanggapan Anda?
Sangat Puas
79 %
Puas
7 %
Cukup Puas
0 %
Tidak Puas
14 %