Musim penghujan telah berjalan sejak 2 minggu yang lalu, oleh karenanya masyarakat Bojonegoro  sangat perlu mendapat berbagai informasi tentang upaya-upaya persiapan untuk menyikapi berbagai dampak musim penghujan terutama banjir. Terkait hal ini Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bojonegoro menyampaikannya melalui Dialog Interaktif Edisi 198 Periode 2, Jumat 6 September 2017 di Pendopo Malowopati yang juga disiarkan secara live oleh Radio Malowopati FM (95,8 MHz), siaran relay Radio Kota FM (89,1 Mhz), dan streaming youtube Media Interaktif Bojonegoro.

       Narasumber dari BPBD Bojonegoro dalam awal paparannya menyampaikan rekapitulasi kejaadian bencana mulai 1 januari 2017 sampai dengan 6 Oktober 2017 diantaranya banjir Bengawan Solo 2 kejadian, banjir genangan 2 kejadian, banjir bandang 11 kali, tanah longsor 26 kali, angin puting beliung (termasuk yang terakhir terjadi Senin 2 Oktober 2017 lalu di wilayah Ngasem dan Kalitidu) terhitung sebanyak 30 kali dan pada saat ini untuk bencana kekeringan terjadi di 10 kecamatan (26 desa) yang sampai saat ini masih mendapat droping air bersih di beberapa wilayah karena hujan belum merata.

       Bencana kekeringan pada tahun sebelumnya (tahun 2016) mencapai 19 kecamatan 81 desa 151 dusun dan 30.134 KK dan 84.654 jiwa. Sedangkan pada tahun 2017 (sampai dengan Oktober 2017), kejadian bencana kekeringan terjadi penurunan 10 kecamatan, 26 desa, 54 dusun, 8.656 KK, dan 9.478 jiwa. Banyaknya penurunan kejadian bencana kekeringan tersebut karena adanya intervensi dari unsur-unsur Pemerintah Kabupaten Bojonegoro, BUMN-BUMN serta dari operator migas (EMCL) diantaranya dalam bentuk droping air bersih. Misalnya yang telah dilakukan oleh BPBD Bojonegoro pada hari jumat 6 Oktober 2017 telah melaksanakan droping air sebanyak 10 rit tangki ke 10 kecamatan dan 26 desa, serta bantuan-bantuan air bersih dari organisasi dompet duafa, EMCL, dan ACT.

       Sebagai bentuk upaya menanggulangi bencana kekeringan pada tahun 2017 ini melalui Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Cipta Karya melaksanakan program pembuatan sumur bor pada 33 lokasi dengan dana APBD Kabupaten Bojonegoro dan 13 lokasi dengan dana DAK. Lokasi intervensi pembuatan sumur bor dengan dana APBD Kabupaten Bojonegoro di Kecamatan Baureno Desa Blongsong, Sraturejo, Tlogoagung, Tulungagung, Drajat dan Sumuragung. Kemudian untuk Kecamatan Bubulan di Desa Clebung dan Ngorogunung, Kecamatan Temayang di Pandantoyo dan Bakulan, Kecamatan Ngambon di Desa Bondol, Kecamatan Ngasem di Desa Ngadiluwih, Ngasem dan Setren, Kecamatan Kasiman di Desa Sekaran, Kecamatan Kalitidu di Desa Sukoharjo, Kecamatan Malo di Desa Tanggir, Kecamatan Gondang di Desa Senganten, Sambongrejo, Krondonan dan Jari, Kecamatan Kedungadem di Desa Pejok, Kecamatan Dander di Desa Ngulanan dan Sumberarum, Kecamatan Margomulyo di Desa Kalangan, Kecamatan Ngraho di Desa Pandan, Nganti dan Tanggungan, Kecamatan Padangan di Desa Kendung, Kecamatan Sekar di Desa Klino dan Bobol. Untuk pembuatan sumur bor yang dibiayai dana DAK dilaksanakan di Kecamatan Kalitidu di Desa Ngujo, Kecamatan Trucuk di Desa Tulungrejo, Kecamatan Kepohbaru di Desa Pohwates, Betet, Bayemgede, Bumirejo dan Sumbergede, Kecamatan Dander di Desa Ngablak dan Sendangrejo, Kecamatan Sumberrejo di Desa Tulungrejo, Kecamatan Baureno di Desa Pasinan dan Banjaran serta Kecamatan Sugihwaras di Desa Bulu.

       Selanjutnya disampaikan pula kejadian bencana kebakaran dalam kurun waktu tersebut sebanyak 50 kali terdiri, kebakaran hutan dan lahan 21 kali, dan kebakaran industri akibat gas H2S yang ada di pad A eksplorasi migas di Sukowati Kecamatan Kapas 1 kali. Sedangkan kejadian-kejadian bencana lain seperti tersengat listrik 3 kali, anak/orang tenggelam 14 kali dan tersambar petir 3 kali kejadian.

       Narasumber juga menyampaikan prakiraan hujan tahun 2017, pada bulan september sifat hujan normal (85-115%) dengan curah hujan 21-50 mm, dan pada bulan oktober 2017 ini sifat hujan diatas normal (116-150%) dengan curah hujan 51-100 mm, namun curah hujan sampai bulan oktober ini belum merata. Sebagai upaya menghadapi musim penghujan bulan nopember dengan kondisi dibawah normal (51-84%) dan curah 151-200 mm, berdasarkan data dari BMKG dihimbau kepada seluruh masyarakat Bojonegoro terutama yang tinggal di bantaran Bengawan Solo agar bersiap-siap menghadapi curah hujan tinggi dan banjir kiriman dari hulu (Solo, Ngawi, Dungus, Karangnongko, sampai Bojonegoro). BPBD selalu mengikuti perkembangan informasi cuaca melalui media dan pemberitahuan dari Kominfo, media informasi yang lain, komunitas informasi titik-titik rawan bencana. Langkah-langkah lain juga telah dilakukan diantaranya mempersiapkan tempat-tempat pengungsian. Masyarakat juga dihimbau waspada terhadap angin kencang di masa awal pancaroba, waspada terhadap intensitas hujan diatas normal yang terjadi 3 hari berturut-turut karena berpotensi banjir bandang, agar mengaktifkan jalur-jalur komunikasi masyarakat melalui linmas, perangkat desa, dan tokoh-tokoh masyarakat terutama di lokasi-lokasi rawan bencana. (Nuty/Dinkominfo)


By Admin
Dibuat tanggal 09-10-2017
495 Dilihat
Bagaimana Tanggapan Anda?
Sangat Puas
79 %
Puas
7 %
Cukup Puas
0 %
Tidak Puas
14 %