Harapan dari mayoritas pencari kerja di Bojonegoro untuk dapat mengadu nasib dalam proyek migas mulai terjawab. Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja (Dinperinaker) Kabupaten Bojonegoro melalui Dialog Interaktif Edisi 211, Jum’at 19 Desember 2018 menyampaikan kabar gembira yang sudah ditunggu-tunggu masyarakat Bojonegoro, tentang kesempatan bekerja di proyek migas Jambaran Tiung Biru. Sejak berakhirnya proyek Exxon Mobile EPC 1 dan EPC 2 berakhir tahun 2015 banyak sekali masyarakat Bojonegoro yang selalu menanyakan lowongan pekerjaan bidang migas.

       Narasumber dari Dinperinaker, Joko Santoso menyampaikan bahwa bulan Desember 2017 yang lalu telah dilakukan pertemuan yang dipimpin langsung Bupati Bojonegoro (Kang Yoto) dengan SKK Migas, Pertamina EP Cepu (PEPC), REKIND, dan JGC di ruang Angling Darmo Pemkab Bojonegoro. Dalam pertemuan tersebut telah disepakati beberapa hal terkait waktu kegiatan PEPC dimulai, kebutuhan/jumlah tenaga kerja, waktu rekrutmen tenaga kerja dan lain-lain. Pada tanggal 18 Desember 2017 lalu Dinperinaker telah menginformasikan ke masyarakat, terkait informasi semua lowongan pekerjaan, termasuk lowongan bidang migas dapat diakses melalui situs resmi www.matohkarir.com, sehingga masyarakat tidak harus datang ke Dinperinaker.  

Selanjutnya disampaikan untuk lingkup kerja proyek Jambaran Tiung Biru (JTB) :

  1. Stasiun Pengukur Gas
  2. Jaringan Pipa (sales gas) dari Fasilitas  Pengolahan Gas menuju Stasiun  Pengukur Gas sepanjang 11 km
  3. Jaringan Pipa (pengirim kondensat, air  bersih) dari Fasilitas Pengolahan Gas  menuju Banyu Urip Project sepanjang  9 km
  4. Sumur Gas / Wellpad (East & Central)
  5. Jaringan Pipa (pengirim gas alam) dari  Sumur Gas / Wellpad menuju Fasilitas  Pengolahan Gas
  6. Fasilitas Pengolahan Gas / GPF (Gas  Processing Facility)
  7. Bangunan Pendukung / Infrastructure Buildings

Kriteria kebutuhan dan rencana pemenuhan tenaga kerja tahun 2018 dalam mendukung pekerjaan persiapan konstruksi JTB antara lain :

  1. Managerial: Staff & Management Kontraktor/Subkontraktor sebanyak 8%
  2. Admministrasi: Tenaga Kerja Administratif sebanyak 2%
  3. Skill Inti : Tenaga Kerja Dengan Keahlian Khusus Yang telah dimiliki Kontraktor/Subkontraktor sebanyak 28%
  4. Skill (lokal/nasional) : Tenaga Kerja Dengan Keahlian Khusus Yang diproses di daerah Bojonegoro sebanyak 19%
  5. Semi skill (lokal/nasional) : Tenaga Kerja Dengan Keahlian  Belum Mahir yang diproses di daerah Bojonegoro sebanyak 11%
  6. Unskill (lokal) : Tenaga Kerja Tanpa Kehlian Khusus sebanyak 30%

       Proyek JTB ini mengutamakan pemberdayaan putra daerah, rekrutmen untuk karyawan lokal baik untuk Kontraktor  (Konsorsium RJJ) maupun subkontraktor dilaksanakan melalui satu pintu yaitu melalui Dinprinaker Kabupaten Bojonegoro yang meliputi pengumpulan database dan proses rekrutmen. Rencana penyerapan tenaga kerja lokal, persyaratan umumnya yaitu domisili KTP sesuai/ berada di daerah alokasi Tenaga Kerja, Usia antara 18-55 tahun, memiliki SKCK dari Kepolisian, Memiliki Surat Pencari Kerja (Kartu Kuning) dari  Disprinaker, tidak sedang bekerja di perusahaan manapun, minimal pendidikan SLTP, dan nama terdaftar dalam database. Sedangkan untuk persyaratan khususnya, untuk kriteria Semi Skill harus memiliki pengalaman kerja sesuai bidangnya minimal 1 tahun, dan untuk kriteria Skill harus memiliki pengalaman kerja sesuai bidangnya minim 1 tahun dan memiliki sertifikat sesuai keahlian.

       Kebutuhan tenaga kerja 2018 total maksimal 1.733 orang, dan untuk kebutuhan tenaga kerja JGC Indonesia tahun 2018 sebanyak 517 orang. Sebagai catatan untuk rekrutmen Tenaga Kerja pada bulan Januari sebanyak 9 Orang oleh PT. REKIND, ditunda dan diperkirakan baru akan dilaksanakan pada Bulan Pebruari 2018, karena saat ini sedang dilakukan penyesuaian konstruksi Proyek JTB.

       Dengan adanya kejelasan potensi lowongan kerja bidang migas, Kang Yoto menyatakan bahwa Beliau merasa senang mendengar paparan dari Dinperinaker. "Saya senang ada informasi kesempatan bisnis dan kerja di proyek JTB, mudah-mudahan yang mendengarkan dan mengikuti bisa 'getok tular' sehingga kesempatan itu bisa maksimal diambil oleh anak-anak Bojonegoro, jangan sampai anak Bojonegoro hanya menjadi makelar. Iso cerito golek wong trus dodolan kesempatan tapi tidak dapat apa-apa. Tadi informasinya ditaruh di web dan online", tandas Kang Yoto  (Nuty/Dinkominfo)


By Admin
Dibuat tanggal 20-01-2018
830 Dilihat
Bagaimana Tanggapan Anda?
Sangat Puas
79 %
Puas
7 %
Cukup Puas
0 %
Tidak Puas
14 %