Asosiasi LPPL (Lembaga Penyiaran Publik Lokal) Radio Jawa Timur menggelar rangkaian acara Konferensi Nasional LPPL Indonesia dalam rangka memperingati Hari Pers Nasional (HPN) Tahun 2019 yang dipusatkan di Hotel Santika Premiere Gubeng Surabaya, 6-7 Pebruari 2019, bertajuk membangun LPPL yang Kuat untuk Mewujudkan Penyiaran Nasional yang Sehat.

Rangkaian kegiatan diawali dengan konvoi OB (Outside Broadcasting) Van atau mobil operasional LPPL ber-branding yang dipusatkan di kawasan Taman Apsari gedung Negara Grahadi Surabaya, hingga berlanjut dengan City Tour dari Surabaya ke Sidoarjo menuju Studio LPPL Radio Suara Sidoarjo FM, Rabu (6/2/2019). Melalui konvoi OB Van diharapkan masyarakat semakin mengenal keberadaan LPPL milik pemerintah di seluruh tanah air tersebut. Perhelatan besar itu diikuti oleh Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi/Kab/Kota se Indonesia. Puluhan Asosiasi Lembaga Penyiaran Publik Lokal (LPPL) yang ada di Indonesia, berkesempatan diri mengunjungi Kantor Sekretariat Asosiasi LPPL Jawa Timur yang berada di kantor Radio Suara Sidoarjo Jalan Pahlawan Sidoarjo. Rangkaian kegiatan hari Kamis (7/2/2019) merupakan kelanjutan Konferensi LPPL se Indonesia dan Hari Pers Nasional 2019.

Dalam kunjungan di Sidoarjo mereka diterima oleh Kabid Pengelolaan Informasi dan Komunikasi Publik Dinas Kominfo Sidoarjo Evi Rupitasari serta Wakil Ketua Asosiasi LPPL Jawa Timur Aries Widojoko yang juga menjabat sebagai Direktur Radio Suara Sidoarjo. Evi Rupitasari menyampaikan terima kasih dan selamat datang atas kunjungan anggota LPPL se Indonesia di Kota Delta. Dalam kesempatan tersebut dia sedikit menceritakan sejarah berdirinya LPPL Radio Suara Sidoarjo.

“Keberadaan LPPL Radio Suara Sidoarjo seiring berdirinya Dinas Informasi dan Komunikasi Kabupaten Sidoarjo pada Tahun 2017. Keberadaan LPPL Radio Suara Sidoarjo juga dikuatkan dengan Perda, yang mengatur dana hibah bagi Radio Suara Sidoarjo. LPPL Radio Suara Sidoarjo merupakan radio partner Kabupaten Sidoarjo. Program kegiatan Pemerintah Kabupaten Sidoarjo juga banyak disuarakan di radio dengan channel FM 100,9 MHz tersebut. LPPL Radio Suara Sidoarjo adalah lembaga radio yang bersifat independent dan netral, namun tidak komersil. Ada beberapa dewan pengawas pada LPPL Radio Suara Sidoarjo, salah satunya adalah Kepala Dinas Kominfo Sidoarjo”, terang Evi.

Selanjutnya Wakil Ketua Asosiasi LPPL Jawa Timur Aries Widojoko menjelaskan, radio adalah industri kreatif. Oleh karenanya butuh kreatifitas dalam mengembangkan sebuah radio. ”LPPL dan Lembaga Penyiaran Swasta (LPS) sangat berbeda, bentuk dan regulasinya berbeda satu sama lainnya. Oleh karenanya menangani LPPL penuh tantangan, banyak batasan dan koridor yang membatasinya. Namun ia menuntut kreatifitas dihadirkan dalam mengembangkan LPPL. Kalau itu tidak dilakukan, LPPL akan dilibas oleh LPS”, ungkapnya.

Lebih lanjut Aris menyampaikan bahwa cara-cara revolusioner dan inovatif harus dihadirkan untuk membangkitkan keberadaan LPPL. Cara-cara tersebut telah digunakannya semenjak berdirinya LPPL Radio Suara Sidoarjo. Menurutnya masa depan radio analog akan tertinggal bila tidak mengikuti teknologi. Radio digital akan menggantikan keberadaan radio analog saat ini. Oleh karenanya ia meminta LPPL memanfaatkan teknologi yang berkembang saat ini. Salah satunya dengan memanfaatkan internet dengan membuat aplikasi streaming radio.

Sementara itu di hari pertama (6/2/2019) Konferensi Nasional LPPL Tahun 2019 di Hotel Santika Premiere, Ketua Asosiasi LPPL Ahmad Basuki mengutarakan bahwa konferensi sengaja mengangkat tema Membangun LPPL yang Kuat untuk Mewujudkan Penyiaran Nasional yang Sehat. Oleh karenanya, materi terkait penyiaran yang sehat mengemuka sepanjang diskusi. “Sehat, berarti mengedepankan kode etik jurnalistik, tidak asal menyebarkan informasi atau bahkan hoax. Ini penting mengingat tengah berlangsung tahun politik. Penting pula adanya siaran berjejaring yang lebih intens. Ini dapat dilakukan dengan kerja sama yang baik antar LPPL. Tak heran, penting adanya konferensi seperti ini,’’ tandasnya.

Wakil Gubernur Jatim Syaifullah Yusuf (Gus Ipul), memberikan apresiasi tinggi atas terselenggaranya konferensi tersebut. Beliau mengucapkan terima kasihnya atas peran LPPL sehingga menjadikan Provinsi Jawa Timur sebagai provinsi terbaik saat ini. Dia berharap keberadaan LPPL khususnya radio terus dioptimalkan. Sebab, radio memiliki keunggulan dalam penyebaran informasi. Dapat menjangkau daerah yang tidak dapat dijangkau media informasi lain. Ini penting agar program dan kebijakan pemerintah dapat tersampaikan kepada masyarakat. Begitu juga sebaliknya. ‘’LPPL harus terus mendukung pemerintah termasuk dalam mensukseskan pemilu yang sebentar lagi berlangsung,’’ ujarnya.

Lebih lanju Aris Widojoko yang juga panitia kegiatan itu menyebut berbagai hal mengemuka dalam konferensi tersebut. Salah satunya, mengenalkan konsep Radio 4.0, pola penyiaran dengan pola digital. Hal itu penting untuk menjawab tuntutan zaman. Mulai perkembangan teknologinya hingga program-program di dalamnya. Radio harus terus ada untuk memberikan alternatif pilihan penyebaran informasi. LPPL di tanah air tidak sekedar berjejaringan di tingkat regional Jatim. Namun, hingga ke tingkat nasional. Ini penting agar LPPL semakin solid dan berkontribusi besar bagi negara. (Nuty/Dinkominfo)


By Admin
Dibuat tanggal 07-02-2019
475 Dilihat
Bagaimana Tanggapan Anda?
Sangat Puas
79 %
Puas
7 %
Cukup Puas
0 %
Tidak Puas
14 %