Selasa (19/2/19) Radio Malowopati FM dengan program siar Ayo Mas Bro kembali mengedukasi masyarakat bersama Pusat Kesehatan Hewan (Puskeswan) Go On Air Lek (GOL). Edisi kali ini dengan mendatangkan narasumber dari Dinas Peternakan dan Perikanan serta Pusat Kesehatan Hewan (Puskeswan) Kecamatan Kasiman mengambil tema “Menuju Peternakan Terintegrasi yang Berkelanjutan”, dipandu penyiar Arvie Hendrawijaya.

Mengawali penjelasannya Drh. Lutfi meyampaikan potensi populasi sapi Kecamatan Kasiman di Desa Ngantru dan Desa Sekaran untuk sapi betina sebanyak 742 ekor dan sapi jantan sebanyak 150 ekor pada bulan Desember 2018. Selain memiliki potensi hewan besar seperti sapi, kerbau, kambing, domba (hewan potong), kedepannya akan dikembangkan ternak kelinci, sehingga kita akan mempunya alternatif sumber protein hewani. Ternak kelinci memiliki banyak keunggulan, antara lain penghasil daging yang digemari, jinak, perawatan mudah, cocok untuk ibu rumah tangga, pakan sayur (limbah rumah tangga). Tingkat produksinya juga cepat yaitu usia kawin pertama 8 bulan, perkawinan kelompok ratio jantan dan betina, lama kebuntingan cepat 30-33 hari, bisa melahirkan 8-12 anak per kelahiran, penyapihan anak 35-45 hari, bisa dikawinkan lagi 15 hari - 1 bulan pasca melahirkan, sehingga dapat beranak 4 - 8 kali dalam setahun.

“Untuk Bojonegoro, kita ada asosiasi peternak kelinci Bojonegoro, yang bertempat di Desa Suwaloh Kecamatan Balen, yang diketuai Bapak Darsono (HP 085648238271) yang siap membantu perbibitan dan perkandangannya,” jelasnya. Lebih lanjut diterangkan untuk fase awal ternak kelinci, kita harus fokus di pakan yang baik, suhu kandang anak yang baru dilahirkan harus terukur, tidak boleh terlalu dingin, bisa dipindahkan ke kotak box dialasi kain, sekam, dan dipasang lampu bohlam. Fase-fase awal tingkat kematian memang tinggi tapi dapat diberikan cahaya penghangat buatan.

Lebih lanjut Drh. Lutfi mengatakan, saat musim curah hujan tinggi seperti ini banyak kejadian penyakit hewan dengan laporan terbanyak kasus kembung (bloat), diare, demam tiga hari/ Bovine Ephemeral Fever (BEF), jadi masyarakat diharapkan segera melaporkan ke mantri hewan setempat supaya tidak berakibat fatal. Untuk kasus kembung, penanganannya adalah dengan menjemur terlebih dahulu pakan ternak sehingga kadar air turun dan untuk penghangat biasanya diberikan penghangat /bediang (jerami dibakar dan ditaruh di dekat kandang supaya hangat).

Berbagai penyakit masa pancaroba lainnya yaitu mendadak nafsu makan menurun, lemah, letih, lakrimasi dan nampak leleran di mukosa hidung, kekakuan terutama pada sendi-sendi sehingga ternak sulit untuk berdiri, diare /mencret terus menerus (profus) , fases lembek sampai cair, berwarna gelap/kehitaman, berbau busuk, kadang disertai lender, bercak darah/segmen cacing yang keluar dari lubang anus. Selain itu tubuh terlihat kurus, pucat, lemah dan lesu, dari mata dan hidung keluar eksudat/lender, bulu kasar, kaku dan rontok, nafsu makan menurun, merejan/merintih, panggung melengkung, jalan sempoyongan atau bahkan sampai ambruk, bloat atau tympani (kembung) ternak penderita terlihat gelisah, sulit bernafas, depresi dan lemah, abdomen membesar dan bila dipukul terdengar bunyi seperti gendang, sakit pada daerah abdomen, pernafasan tampak berat, detak jantung cepat yang mana hal ini dapat menjurus pada kematian.

Drh. Lutfi juga menerangkan dengan gamblang prosedur Inseminasi buatan (IB)/Kawin Suntik. Teknik IB yaitu dengan memasukan sperma atau semen ke dalam saluran kelamin sapi betina sehat dengan menggunakan alat inseminasi yang dilakukan oleh manusia (inseminator) dengan tujuan agar sapi tersebut menjadi bunting. Hal pertama yang harus dilihat apakah sapi pada posisi minta kawin atau tidak, setelah itu baru lapor ke petugas. “Ketepatan deteksi birahi salah satu kunci sukses program IB, lakukan 2 x sehari (pagi dan sore) setiap hari 30 menit. Tanda tanda sapi birahi adalah  ternak gelisah, sering berteriak, aktif, enggan istirahat, tidak mau diam dan nervous, suka menaiki dan dinaiki sesamanya, vulva bengkak, berwarna merah, bila diraba terasa hangat, keluar lendir yang bening dan tidak berwarna, posisi siap kawin, lebih tenang saat dipegang, nafsu makan berkurang dan pangkal ekor diangkat”, imbuhnya.

Tim Puskeswan Kasiman juga menjelaskan bahwa pakan ternak merupakan kunci segala-galanya diantara komponen-komponen peternakan, bahkan 60% biaya produksi peternakan adalah dari pakan, dan saat inipun sudah ada teknologi untuk pengawetan pakan ternak yang berguna untuk menyediakan cadangan pakan di musim kemarau. Jenis pakan hijauan pakan utama dapat berupa rumput unggul (rumput raja, rumput gajah), ruput lapangan dan sebagian jenis leguminosa (gamal, kaliandra, turi, dll), konsentrat (pakan penguat) campuran dari beberapa bahan pakan untuk melengkapi kekurangan gizi dari hijauan, serat kasar rendah dan mudah dicerna, biji-bijian hasil ikutan/limbah pertanian dari pabrik pengolahan hasil pertanian dan bahan berasal dari hewan seperti tepung ikan, tepung darah dan lain-lain. Pakan tambahan yang berguna untuk merangsang pertumbuhan, mencegah penyakit dan melengkapi ransum pakan ternak , vitamin dan mineral contoh : Premix A, Premix B, Mineral B12.

Arvie, penyiar Malowopati FM juga menginformasikan petugas IB untuk wilayah kerja Kecamatan Kasiman yaitu Bapak Junaedi (HP 085755376438), Bapak Purwoadi (HP 081332818236) dan untuk petugas kesehatan hewan yaitu Bapak Jamil (HP 081335655928). Sedangkan untuk wilayah Kecamatan Kedewan ada petugas IB Bapak Asep (085201697222 dan petugas kesehatan Bapak Edi Waluyo (HP 081330971760). “Kedepan mungkin akan kita buatkan spot terkait informasi tersebut yang akan diputar berulang-ulang, sehingga masyarakat dapat kesempatan lebih banyak untuk mendengar, selain itu juga dapat membaca di website dinkominfo.bojonegorokab.go.id”, tutur Arvie. (Nuty/Dinkominfo)


By Admin
Dibuat tanggal 20-02-2019
544 Dilihat
Bagaimana Tanggapan Anda?
Sangat Puas
79 %
Puas
7 %
Cukup Puas
0 %
Tidak Puas
14 %