Pekerjaan infrastruktur jalan sepanjang sejarah Kabupaten Bojonegoro baru kali ini sepanjang 124 km, 37 titik dengan potensi gagal ada 4, namun bukan karena kesalahan kepala dinas, bukan kesalahan Bupati. Tapi ini adalah komitmen, karena yang mengerjakan adalah kontraktor. Demikian disampaikan Ibu Bupati Bojonegoro saat kegiatan Sambang Desa Karangdinoyo Kecamatan Sumberrejo, Senin malam (18/11/2019), yang juga disiarkan secara langsung oleh Radio Malowopati FM dan streaming youtube akun Pemkab Bojonegoro.

“Sama disaat misal njenengan kagungan murid waktu mau daftar sekolah, kan gak mungkin dicurigai iki engkok muride ndang nakal, mbolos sekolah, ogak lulus, ogak mungkin to. Niate pasti diterimo kemudian sekolah. Di perjalanan muride rodok nakal, akhire bromocorah. Dididik, dipanggil guru BP sampek ping telu, akhire memang muride wis ngono kui”, ujar Beliau dalam bahasa Jawa.

Bu Anna (panggilan akrab Ibu Bupati) menjelaskan perumpamaan berbahasa Jawa tersebut memiliki arti sama dengan kondisi kontraktor, bahwa saat awal diketahui ada potensi gagal langsung dipanggil oleh Kepala Dinas PU PKP Cipta Karya. Sanggup tidak menyelesaikan pekerjaan ini, dan dibilang sanggup. Kemudian dipanggil lagi, kalau dulu-dulu bilang tidak sanggup, kontrak bisa untuk dialihkan ke yang lain. Namun ini waktunya sudah di penghujung tahun. Menggunakan APBD ini tidak bisa langsung diputus trus dipindah ke yang lain, apalagi ini sudah pertengahan Nopember.

“Di dalam kontrak anggaran 2019, paling akhir tanggal 20 Desember sudah harus dicek semua dengan teliti, karena waktunya Pemkab untuk membayar, maka ini ada potensi 4 titik gagal. Ini salah satu saya bilang ke Kadin Kominfo, coba kita Sambang Desa di desa-desa antara yang dilewati 4 titik itu. Pasti pertanyaannya soal debu, soal besi yang berserak/menonjol, soal kesandung, soal kapan jalannya jadi. Ini pertama, kami atas nama Pemkab tidak ada unsur kesengajaan untuk pembiaran. Tapi karena ini adalah pihak ketiga yang kurang komitmen sebagai catatan kami, akan bisa blacklist tahun depan”, tandas Beliau.

Bu Anna juga telah beberapa kali menghimbau kepada masyarakat, bagi yang tidak penting keluar siang coba menghemat, karena debu dimana-mana. “Kami akui ini bagian gagal, tidak bisa kami alihkan ke yang lain karena akan menjadi temuan BPK/KPK. Kalau Bapak bertanya tentang jalan, itu tujuan kami datang kesini, berarti sudah benar. Kami mohon maaf ada wan prestasi orang yang mengerjakan, tapi tahun 2020 awal kita sudah akan lakukan pekerjaaan lagi. Daripada Bapak nahan kondisi jalan bertahun-tahun, lebih baik nahan sementara waktu, antara 4-5 bulan sudah halus jalannya”, tutur Beliau

Dari 124 km, yang potensi gagal 15 km, kurang lebih 10% dari total pkerjaan, tidak begitu banyak. Hal ini menjadi pelajaran bagi semuanya, karena melalui tender terbuka, dan orang memberikan penawaran dan harganya sudah terbaik, namun ternyata potensi gagal.

Selain masalah infrastruktur jalan, Bu Anna juga membahas masalah rumah sakit. Bagi yang memiliki keponakan, teman, famili, teman, saudara yang mempunyai keahlian dokter spesialis, hari ini akan langsung diterima kerja oleh Pemkab Bojonegoro. “Bojonegoro kesulitan dokter, tidak diminati karena jaraknya jauh, beda dengan Gresik, Lamongan, Sidoarjo, Probolinggo, Surabaya, maunya semua disana, tidak mau di Bojonegoro. Maka jika Pemkab melebarkan jalan supaya orang mudah masuk tolong saya didukung. Kemarin sudah kami naikkan honornya, income-nya tetapi tetap tidak mau. Memang Bojonegoro kekurangan dokter-dokter spesialis”, ungkap Beliau.

Tetapi secara umum pemegang kartu BPJS bisa berobat dimana saja, tak harus terpaku di rumah sakit Bojonegoro karena membayar BPJS, jadi bisa berobat dimana saja. “Kita akan maksimalkan pengadaan tenaga spesialis medis. Termasuk tahun 2019 ada jatah 444 CPNS, disini kami sudah buka untuk dokter spesialis, per hari ini masih belum ada peminat. Tambahan informasi lain, tahun 2020 Pemkab Bojonegoro menganggarkan iuran bagi masyarakat tidak mampu BPJS senilai 166 milyar”, lanjutnya.

Soal air irigasi Bu Anna juga mengingatkan kepada petani agar benar-benar memperhatikan musim (nogo dino). Jika melihat kondisi saat ini paling tepat untuk 2019-2020, padi 1 kali, sisanya palawija, jika dikejar 2 kali kemungkinan besar gagal. Untuk itu Pemkab sudah mengantisipasi, Pemkab sudah mengasuransikann seluruh AUTP (asuransi usaha tanaman padi). Dari total 76 hektar lahan pertanian di Bojonegoro sudah diasuransikan, preminya dari pemkab. AUTP mempunyai 3 fungsi yaitu gagal panen karena kemarau, gagal panen karena banjir dan gagal panen karena hama wereng. Jika gagal diberikan klaim asuransi sekitar 6,5 juta. Selanjutnya terkait perkembangan Waduk Gongseng di Temayang saat ini pembangunan fisik sudah  90%. Waduk Gongseng ini rencananya kedepan akan menampung jika Waduk Pacal luber. (Nuty/Dinkominfo)


By Admin
Dibuat tanggal 19-11-2019
213 Dilihat
Bagaimana Tanggapan Anda?
Sangat Puas
79 %
Puas
7 %
Cukup Puas
0 %
Tidak Puas
14 %