Demam Berdarah Dengue (DBD) gampang sekali menyebabkan kejadian luar biasa (KLB) diantaranya karena proses penyebaran DBD dimulai saat nyamuk menggigit penderita DBD kemudian begitu dia berkembang biak, virusnya itu ada di dalam anak-anak keturunannya. Prakiraan Musim Hujan 2019/2020 dari BMKG secara umum diperkirakan akhir bulan September atau awal bulan Oktober 2019. Masyarakat harus mulai waspada terhadap jentik nyamuk di sekitar lingkungan masing-masing.

Ancaman tersebut mendorong Malowopati FM bersama Dinas Kesehatan (Dinkes) untuk terus mengingatkan masyarakat Bojonegoro agar waspada terhadap DBD, salah satunya melalui program siar unggulan Malowopati FM edisi Kamis (19/09/2019). Narasumber yang hadir di ruang siar studio Malowopati FM kali ini adalah dr. Whenny Dyah Prajanti Kasi Penyakit Menular Dinas Kesehatan Kabupaten Bojonegoro bersama Imam Wahyudi, S.KM, Kasi Promosi dan Pemberdayaan Kesehatan dan staf Dinkes. Program siar kali ini dipandu oleh penyiar Nasruli Chusna. Siaran secara live streaming facebook dengan nama akun ‘mitra malowopati’, streaming radio di ‘www.radiomalowopati.online’ dapat diikuti Mitra Malowopati FM atau bisa juga bergabung melalui saluran WhatsApp nomor 08113322958.

Mengulas tentang ancaman DBD, dr. Whenny mengungkapkan, sejak 10 tahun lalu kita sudah mengenal trend, saat perubahan dari musim kemarau ke musim hujan mulai tampak peningkatan kasus DBD. “Karena memang nyamuk Aedes Aegypti dalam berkembang biak sangat terpengaruh oleh iklim, cuaca, juga curah hujan. Tapi memang perlu kita ingatkan ke masyarakat, Bojonegoro ini daerah yang cuaca, suhu dan kelembabannya di sepanjang tahun ideal untuk perkembangbiakan nyamuk. Jadi, mau itu di musim kemarau, penghujan atau peralihan itu tetap sangat bisa dimungkinkan nyamuk Aedes Aegypti berkembang biak”, ungkapnya.

Kewaspadaan kita seharusnya tidak hanya saat peralihan musim kemarau ke penghujan, tapi kewaspadaan harus terus kita tingkatkan. Salah satu usaha yang wajib kita lakukan adalah pemberantasan sarang nyamuk, satu minggu sekali terus menerus, tidak boleh lagi hanya karena cuaca. “Selama ada sarang, maka nyamuk Aedes Aegypti maupun Aedes Albopictus ini akan bisa berkembang biak, apalagi peralihan musim kemarau ke musim hujan akan lebih tinggi kemungkinannya”, jelasnya.

Dr. Whenny kembali mengungkapkan, tiga tahun terakhir ini di Bojonegoro tidak pernah ada satu bulan yang tanpa kasus DBD, selalu ada kasus, fluktuasi naik turun tinggi, mulai ada kenaikan akhir September, Oktober, Nopember, Desember naik terus sampai Januari puncaknya. Pebruari mulai penurunan sampai titik terendah di bulan April, tetapi tetap selalu kasus. Sehingga kewaspadaan masyarakat harus tetap ada.

Penyakit DBD merupakan menular yang disebabkan oleh virus Dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti dan Aedes Albopictus. Aedes Aegypti adalah nyamuk yang bersarang dan terbang di dalam rumah. Sedangkan Aedes Albopictus sukanya diluar rumah, di halaman, kebun-kebun. Dinkes tidak akan bosan mengingatkan kepada masyarakat bahwa gejala umumnya timbul 4-7 hari sejak gigitan nyamuk, dan dapat berlangsung selama 10 hari. Beberapa gejala demam berdarah, yaitu Demam tinggi mencapai 40 derajat Celsius; Nyeri kepala berat; Nyeri pada sendi, otot, dan tulang; Nyeri pada bagian belakang mata; Nafsu makan menurun; Mual dan muntah; Pembengkakan kelenjar getah bening; Ruam kemerahan sekitar 2-5 hari setelah demam; Kerusakan pada pembuluh darah dan getah bening; dan Perdarahan dari hidung, gusi, atau di bawah kulit.

“Yang paling penting, jika ada anggota keluarga yang panas mendadak jangan bingung dulu, turunkan panasnya dulu, minum air sebanyak-banyaknya, bantu dengan kompres di ketiak/leher/tempat-tempat pembuluh darah besar, jika panas tidak turun. Setelah itu lihat gejala-gejala lainnya yang saya sebut sebelumnya. Namun memang perlu ditegakkan secara laboratorium untuk mengetahui diagnosa pasti DBD atau bukan,” tambahnya.

Imam Wahyudi menambahkan bahwa DBD sudah menjadi masalah yang cukup lama dan sampai sekarang belum ada tanda-tanda kita mampu menciptakan vaksin yang efektif untuk mencegah agar seseorang tidak tertular andaikan digigit. “Vaksin memang sudah ada namun masih tahap penyempurnaan. Harga mahal dan tidak sebagus vaksin-vaksin lainnya, dan belum bisa menjamin jika suatu ketika digigit nyamuk Aedes. Maka dari itu agar tidak terkena DBD melalui proses, yaitu jalankan PSN”, tegasnya.

Program Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan cara 3M Plus perlu terus dilakukan secara berkelanjutan sepanjang tahun khususnya pada musim penghujan. Program PSN , yaitu: 1) Menguras, adalah membersihkan tempat yang sering dijadikan tempat penampungan air seperti bak mandi, ember air, tempat penampungan air minum, penampung air lemari es dan lain-lain 2) Menutup, yaitu menutup rapat-rapat tempat-tempat penampungan air seperti drum, kendi, toren air, dan lain sebagainya; dan 3) Memanfaatkan kembali atau mendaur ulang barang bekas yang memiliki potensi untuk jadi tempat perkembangbiakan nyamuk penular Demam Berdarah.

Imam Wahyudi juga mengingatkan, cara fogging yang salah dapat menyebabkan nyamuk menjadi kebal. Formula/konsentrasi obat harus sesuai standar, jika tidak sesuai maka misal dari 100 nyamuk yang difogging maka 60 mati dan sisanya 40 dapat bertahan hidup dan akan kebal saat penyemprotan berikutnya. Pihak-pihak non pemerintah yang akan melakukan fogging hendaknya berkoordinasi dengan Dinkes. “Demam berdarah dapat menyebabkan kematian, dan siapa saja punya resiko terserang/tertular DBD. Resiko meninggal bukan hanya pada anak-anak, bisa juga pada orang dewasa, maka harus ditangani dengan benar. Jangan anggap sepele, masyarakat harus peduli, waspada. Melakukan PSN itu mudah dan bisa dilakukan secara mandiri. Atau bisa melalui pencanangan gerakan peduli DBD yang ditandai dengan pembagian ikan atau larvasida, atau lainny”, pungkasnya. (Nuty/Dinkominfo)


By Admin
Dibuat tanggal 21-09-2019
524 Dilihat
Bagaimana Tanggapan Anda?
Sangat Puas
76 %
Puas
6 %
Cukup Puas
6 %
Tidak Puas
12 %