Edisi Kedua Dialog Publik di bulan suci Ramadhan 1439 H/2018 M telah diselenggarakan bersamaan rangkaian Kunjungan Kerja Safari Ramadhan Pemkab Bojonegoro di Masjid Ar Rohman Desa Mori Kecamatan Trucuk, Selasa 5 Juni 2018. Kegiatan tersebut dipimpin langsung oleh Pj. Bupati Bojonegoro Dr. Suprianto, SH, MH didampingi Plt Ketua TP PKK Kabupaten Ibu Narty Suprianto, SE. Kegiatan di bulan penuh berkah ini dihadiri pula oleh Pj Sekretaris Daerah, Asisten Pemerintahan dan Kesra Sekda, unsur Pimpinan DPRD Bojonegoro, perwakilan Polres Bojonegoro, perwakilan Kodim 0813, beberapa Kepala SKPD, Pimpinan Ponpes Al Rosyid, Forum Komunikasi Pimpinan Kecamatan, Kepala Desa dan Perangkat Desa, tokoh masyarakat dan warga Desa Mori dan tim Dialog Publik dari Dinas Kominfo.

Rangkaian Safari Ramadhan tersebut diawali pembacaan ayat suci Al-Quran, dilanjutkan pengajian oleh KH. Diman Nashihin, kemudian Dialog Publik sebagai puncak acara dengan moderator Drs. M. Fauzi Kasi Pengelolaan Informasi Publik Dinas Kominfo. Dalam kegiatan tersebut diberikan pula bantuan sembako kepada anak yatim piatu dan lansia yang diserahkan secara langsung oleh Ibu Narty Suprianto, SE. Nampak senyum kebahagiaan terpancar dari wajah Beliau dan mereka yang menerima bantuan sembako tersebut.

H. Tamban, Kades Kandangan Kec. Trucuk pada kesempatan Dialog Publik menyampaikan pertanyaan tentang mengapa tidak dibangun jembatan antara Desa Pungpungan Kec. Kalitidu dengan Desa Kandangan Kec. Trucuk. Pertanyaan tersebut dijawab langsung oleh Wakil Ketua DPRD Bojonegoro, H. Sukur Priyanto, yang mana dijelaskan bahwa mungkin keberadaan Jembatan Bojonegor-Trucuk belum memiliki keuntungan secara langsung bagi masyarakat Kandangan, namun bagi masyarakat di Desa Mori dan Desa Tulungrejo akan sangat terbantu dan tertolong dengan adanya jembatan Bojonegoro-Trucuk.

Lebih lanjut Sukur Priyanto menyampaikan bahwa memang pada realitasnya jembatan yang seharusnya selesai 3 Bulan lalu tersebut sampai sekarang belum selesai karena mengalami banyak kendala. Keberadaan Jembatan Bojonegoro-Trucuk, yang dibangun dengan nilai 60 milyar lebih tersebut mungkin juga akan menimbulkan banyak dampak yang lain. Seperti, akses jalan poros milik desa yang menuju jembatan, sebentar lagi akan menjadi jalan poros kabupaten, jalan yang awalnya memiliki lebar 3 - 5 m kini harus diperlebar menjadi 6- 8 m. Dengan dampak yang memang harus diterima itu masyarakat harus merelakan sebagian lahannya untuk dibebaskan untuk kepentingan daerah, atau bisa mencari alternatif lain agar tidak mengganggu akses jalan tersebut. Sukur Priyanto juga menjelaskan, jika Pemkab membuat Jembatan penghubung antara Trucuk dengan desa sekitar seperti diusulkan oleh H. Tamban (jembatan Pungpungan-Trucuk), masyarakat tidak akan punya akses cepat dari Bojonegoro-Trucuk. “Jika kita membuat jembatan lagi yang anggarannya sekitar 60 Milyar seperti Bojonegoro-Trucuk, maka masyarakat Kedungadem akan sedih karena jalannya belum tuntas", terang Sukur.

Pj. Bupati Bojonegoro Dr. Suprianto, SH, MH dalam sambutannya sekaligus menjawab pertanyaan dari peserta Dialog Publik terkait penyelesaian jembatan Bojonegoro-Trucuk menjelaskan, "Saya tidak mengambil keputusan untuk memutuskan proyek Jembatan Bojonegoro-Trucuk  karena proyek tersebut sudah 80% hampir jadi, sedangkan jika kita melelang lagi tidak akan ada investor yang mau. Oleh karena itu sesuai kontrak kita dari awal, pelaksana proyek harus kena penalti, jadi setiap satu hari keterlambatan mereka harus membayar denda 1/1000 kali nilai kontrak, itu solusi yang kami ambil".

Dalam kesempatan itu pula itu Dr. Suprianto, SH, MH juga menyampaikan harapan agar di bulan Ramadhan ini masyarakat Bojonegoro bisa mendapat berkah semuanya, bisa menunaikan ibadah dengan lancar tanpa halangan sedikit pun. Beliau ingin masyarakat dapat merasakan kehadiran pemerintah dalam memberikan pelayanan terbaik. Penghujung acara kegiatan tersebut ditutup dengan dengan sholat magrib berjamaah dan buka bersama. (Nuty/Dinkominfo)


By Admin
Dibuat tanggal 06-06-2018
456 Dilihat
Bagaimana Tanggapan Anda?
Sangat Puas
79 %
Puas
7 %
Cukup Puas
0 %
Tidak Puas
14 %