Pemkab Bojonegoro melalui Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Bojonegoro dan Dinas Kesehatan Bojonegoro mengajak masyarakat untuk mencegah stunting, yang salah satunya dengan protein hewani. Sosialisasi ini dilakukan lewat SAPA! (Selamat Pagi!) Malowopati FM, edisi Jum’at (13/1/2023).

Dengan dipandu penyiar Ayu Kusuma, SAPA! Malowopati FM menghadirkan dua narasumber, dr. Lucky Imroah dan Yulianto Subekti, Amd.Gz dari Dinas Kesehatan Bojonegoro. Siaran ini dapat diikuti secara live YouTube Malowopati Radio dan interaksi langsung melalui nomor WhatsApp 08113322958.

dr. Lucky Imroah menjelaskan stunting terdiri dari 3 (tiga) poin, yaitu:
1. Kondisi gagal tumbuh, artinya bayi gagal berkembang/ tumbuh sesuai umurnya,
2. Kekurangan gizi yang kronis (dalam jangka waktu yang lama),
3. Terutama di 1.000 hari pertama kehidupan, dimulai dari sejak dalam kandungan hingga bayi lahir pada usia 2 tahun. Di sinilah masa emas anak (golden periode), jika pada masa emas ini pemenuhan gizi dan pertumbuhan anak bagus, maka pertumbuhan selanjutnya akan bagus.

Dia menjelaskan stunting bukan hanya masalah anak yang memiliki tinggi badan kurang. Akan tetapi juga terkait anak yang terhambat tumbuh tinggi badannya yang bisa mempengaruhi kecerdasan otak.

Sementara Yulianto Subekti Amd.Gz, mengatakan ada 3 kriteria dasar mencetak generasi bagus, yaitu tinggi badan, pertumbuhan otak (kecerdasan), dan pembentukan organ dalam tubuh. "Intinya ada pada makanan yang diberikan kepada anak dari janin hingga anak berusia 2 tahun. Makanan yang diberikan harus mengandung gizi lengkap," terangnya.

Sehingga, modal utama mencetak generasi yang bagus harus dimulai dari remaja. Yakni dengan mengkonsumsi makanan yang sehat bergizi dan pola hidup sehat. Karena ibu yang sehat akan mencetak anak yang sehat. Caranya dengan menerapkan program “Isi Piringku” sejak remaja. Yaitu 50% terdiri dari 35% karbohidrat dan 15% lauk-pauk. Kemudian 50% lainnya adalah 35% sayur dan 15% buah.

Tips lain adalah untuk anak di bawah 2 tahun (MPASI) isi piringnya terdiri dari 35% karbohidrat, 30% protein hewani, 10% protein nabati, 25% sayur dan buah.

Nah, berikut faktor yang mempengaruhi stunting, antara lain:

1. Anemia atau penurunan jumlah sel darah merah.

Ini terjadi karena kurangnya hemoglobin (protein kaya zat besi) sehingga mempengaruhi produksi sel darah merah. Cara mengatasinya adalah konsumsi makanan bergizi, terutama protein hewani yang mengandung banyak zat besi. Bagi remaja putri dianjurkan meminum tablet penambah darah satu minggu sekali untuk persiapan kesehatan reproduksinya, karena mengalami menstruasi setiap bulannya dan darah yang hilang harus diganti. Terlebih remaja saat ini kebanyakan asupan gizinya kurang dan pola makan tidak sehat sehingga banyak yang terkena anemia.

2. Masa kehamilan.

Pada masa kehamilan harus memeriksakan kehamilannya secara rutin. Jangan anggap remeh masa kehamilan, karena di sinilah termasuk golden periode pertumbuhan anak. Segera konsultasikan pada dokter jika ada masalah dalam kehamilan.

3. Makanan/ asupan nutrisi.

Perhatikan asupan makanan yang diserap oleh janin. Harus mengandung gizi lengkap.

5. ASI.

Ketika bayi baru lahir, makanan yang paling baik untuk bayi adalah ASI. Persiapkan ASI yang berkualitas bagi bayi, ibu yang sehat akan menghasilkan ASI yang berkualitas bagus dan cukup untuk kebutuhan bayi. Maka dari itu ibu harus mengkonsumsi makanan yang sehat dan bergizi.

6. Anak mulai mengenal makanan.

Pada usia mulai 6 (enam) bulan, bayi harus dikenalkan dengan makanan kaya protein terutama protein hewani, agar pertumbuhannya bisa optimal.

Selain itu, berikut langkah-langkah untuk pencegahan stunting:

1. Mempersiapkan remaja (calon ibu).

Setiap Puskesmas telah memberikan tablet penambah darah yang didistribusikan lewat UKS. Juga lewat Aksi Bergizi, yaitu mengajak para remaja (calon ibu) untuk mengkonsumsi makanan bergizi, yang dilakukan setiap seminggu sekali melaksanakan olahraga bersama, kemudian sarapan bergizi dan minum tablet penambah darah bersama.

2. Pernikahan.

Melakukan screening kepada calon pengantin, yaitu pemeriksaan 3 bulan sebelum pernikahan. Karena jika ditemukan faktor penyebab anak stunting misal anemia dan kurang gizi, atau ditemukan kondisi penyakit lain yang memerlukan penanganan maka akan ditangani terlebih dahulu.

3. Masa Kehamilan.

Segera periksakan ke puskesmas/ dokter kandungan jika sudah terlambat satu atau dua minggu jadwal haid. Periksa kehamilan minimal harus dilakukan 6 kali pada 9 bulan 10 hari masa kehamilan. Selama hamil akan dilakukan minimal 2 kali USG yaitu 1 kali di 3 bulan pertama kehamilan dan 1 kali di 3 bulan terakhir kehamilan.

4. Pesalinan harus di fasilitas pelayanan kesehatan.

5. Bayi baru lahir akan dilakukan IMD (Inisiasi Menyusui Dini).

Pasca persalinan, setelah tubuh bayi dibersihkan dan diperiksa kondisi kesehatannya kemudian diletakkan di dada ibu tanpa terhalang suatu apapun (skin to skin contact) selama satu jam untuk penyesuaian suhu di luar rahim ibu, mengenalkan sentuhan dan aroma ibu kepada bayi, membiarkan bayi mencari puting susu ibunya sendiri tanpa disodorkan.

6. Menyusui bayi dengan ASI Eksklusif.

Hanya memberikan ASI saja selama 6 bulan pertama kehidupan bayi. Bagi ibu yang ASI nya kurang lancar sebenarnya bukan karena ASI nya yang kurang tetapi cara menyusuinya yang salah. Maka dari itu bagi ibu yang ASI nya kurang lancar segera konsultasikan ke puskesmas/ dokter agar dijelaskan bagaimana cara menyusui yang benar agar ASI lancar.

7. Tahap pengenalan makanan setelah usia 6 bulan.

Pemberian makanan untuk MP-ASI atau makanan pendamping ASI harus tinggi protein karena makanan pendamping ASI diharapkan bisa menyamai ASI itu sendiri agar gizinya terpenuhi di mana ASI itu tinggi lemak dan protein. Maka protein yang bisa menyamai ASI adalah protein hewani. Setelah usia 6 bulan langsung berikan makanan lengkap, menu sehari-hari seperti orang dewasa asalkan tidak berbumbu tajam (micin) dan tentunya tidak pedas, yang paling penting makanan harus dilumatkan atau disaring dan jumlahnya sesuai usia bayi. [nin/NN]


By Admin
Dibuat tanggal 14-01-2023
140 Dilihat
Bagaimana Tanggapan Anda?
Sangat Puas
79 %
Puas
7 %
Cukup Puas
0 %
Tidak Puas
14 %