Dinas Kesehatan Bojonegoro melaksanakan Rapat Koordinasi Pembangunan Kesehatan tahun 2016 di Koperasi Berdikari Jl. Panglima Polim. Dengan narasumber Kepala Dinas Kesehatan dr. Sunhadi, Kepala RSUD Bojonegoro dr. Haryono dan Sekretaris Daerah Kabupaten Bojonegoro Soehadi Moeljono, Kamis (11/2). Acara ini dihadiri pula beberapa perwakilan dari SKPD Bojonegoro diantaranya Bappeda, BPMPD, BPPKB, BLH, Kominfo, Dinas Perijinan dan beberapa dokter dari RS dan Puskesmas. 

Menurut kepala Dinkes Bojonegoro terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan diantaranya faktor lingkungan 45%, perilaku 35%, pelayanan kesehatan 15% dan genetik 5%. Dari penjelasannya  lingkungan memberi kontribusi paling banyak untuk derajat kesehatan masyarakat sebab lingkungan merupakan cerminan dari pola hidup kita. Selain itu perilaku juga merupakan hal dominan yang mempengaruhi derajat kesehatan dan memberi kontribusi lebih banyak dari pelayanan kesehatan.

Dari pantauan dinkominfo analisa mengenai derajat kesehatan di temukan beberapa kemungkinan yang terjadi seperti AKI, AKB, Balita Kurang gizi, Penyakit menular dan tidak menular, dan Umur harapan hidup. Menurut data tahun 2013 AKI di kabupaten Bojonegoro menembus angka 359/100.000 permasalah ini disebabkan karena pendeteksian kehamilan yang lambat, alat yang digunakan kurang efisien serta pelayanan waktu proses melahirkan kurang maksimal. Selain itu presentase AKB 37,87% yang disebabkan oleh YANKESDAS. Oleh sebab itu pada tahun ini akan di maksimalkan 10 kebijakan untuk menekan jumlah AKI, AKB diantaranya pemeriksaan ibu hamil komprehensif, GDSC sagasih, deteksi dini bumil risti, penyediaan darah, pendampingan rujukan.

Untuk permasalahan Balita gizi kurang presentase 5,12% rata-rata disebabkan oleh keluarga miskin, pola asuh, penyakit penyerta dan BBBR (Bayi berat badan rendah). Beberapa tindakan yang telah dilakukan diantaranya pelayanan pos gizi, memberi makanan tambahan dan kelompok pendukung ASI.

DBD merupakan salah satu penyakit menular dan tidak menular,  tahun ini terdapat 124 kasus dan menyebabkan orang 3 orang meninggal dunia. “Karena fogging tidak efisien membunuh nyamuk ke akarnya sehingga tahun ini diinstruksikan kepada seluruh masyarakat utamanya sekolah dalam memberi penyuluhan mengenai pemberantasan sarang nyamuk (PSN). “ Kata Sekda Soehadi

Beberapa program kesehatan tahun 2016 di antaranya ibu hamil harus melakukan pemeriksaan HIV/AIDS, melihat dari data tahun 2015 Bojonegoro menempati posisi ke-8 se Jatim untuk penderita HIV/AIDS. 

Dinas kesehatan akan melaksanakan program gerakan Pekan Imunisasi Nasional (PIN) pada bulan maret, gerakan ini difokuskan untuk pendeteksian dini terhadap polio atau PIN polio.

Diharapkan seluruh SKPD dan beberapa jajarannya mampu bekerja maksimal dalam menanggapi masalah kesehatan ini tegas Sekda Soehadi. (Nuty/Dinkominfo)


By Admin
Dibuat tanggal 12-02-2016
663 Dilihat
Bagaimana Tanggapan Anda?
Sangat Puas
74 %
Puas
11 %
Cukup Puas
5 %
Tidak Puas
11 %