Kabupaten Bojonegoro kembali meraih penghargaan tingkat nasional dalam ajang Indonesia Digital Economy Award (IDEA) Tahun 2016. Kabupaten Bojonegoro meraih penghargaan untuk kategori “The Rising Star” sebagai Kabupaten yang mampu melakukan lompatan cepat dalam Pengembangan IT Tingkat Nasional yang mendorong pertumbuhan ekonomi melalui IT, melalui digitalisasi. Dalam ajang IDEA 2016 tersebut untuk tingkat Kota, kategori “The Rising Star” diraih oleh Kota Semarang Provinsi Jawa Tengah. Adapun Kriteria penilaian IDEA 2016 diperoleh dari penilaian masyarakat (society impact) yang didasarkan pada tiga aspek yaitu : Digital Awareness score, Digital Involvement Score, dan Digital Satisfaction score dan dilakukan pada digital initiative di tiga kategori (Government, Business, dan Citizen). Indonesia Digital Economy Award (IDEA) 2016 adalah sebuah wadah apresiasi terhadap pelaku bisnis dan juga pemerintah baik tingkat kota dan kabupaten yang telah menerapkan sistem digital dalam pemerintahannya.
       Penerimaan penghargaan Indonesia Digital Economy Award (IDEA) Tahun 2016 tersebut diselenggarakan di Grand Atrium Mal Kota Kasablanka Jakarta pada hari Rabu, 11 Mei 2016 yang diawali dengan presentasi para Bupati / Walikota  yang dipilih sebagai nominator terbaik. Perhelatan ini merupakan rangkaian “Jakarta Marketing Week 2016” (JMW 2016) yang diselenggarakan oleh MarkPlus.Inc dibawah founder Hermawan Kertajaya bekerjasama dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika, Kementerian Dalam Negeri dan didukung oleh puluhan sponsor besar. Adapun dewan juri IDEA 2016 dari Plt. Direktorat Jenderal Bina Pembangunan Daerah Kemendagri, Presiden APTIKOM, Ketua Umum MASTEL, Kasubdit Aplikasi Layanan Kepemerintahan Kementerian Kominfo RI, Deputy CEO MarkPlus, Inc. dan Chief Executive MarkPlus Insight.
       Penghargaan Indonesia Digital Economy Award (IDEA) 2016 diterima langsung oleh Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Bojonegoro, Kusnandaka Tjatur P. mewakili Bapak Bupati Bojonegoro. Penerimaan penghargaan tersebut sebelumnya diawali dengan presentasi Bupati/Walikota/Pejabat yang mewakili dengan waktu 7 menit, yang telah dipilih sebagai nominator terbaik. Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika, Kusnandaka Tjatur P., dalam presentasinya menyampaikan bahwa Bojonegoro merupakan salah satu wilayah di Jawa Timur yang wilayahnya berada di sepanjang aliran sungai Bengawan Solo. Di sisi selatan, berupa dataran tinggi, sedangkan di utara dataran rendah. Dan, hampir 40% wilayahnya berupa hutan. Selain Kekeringan, Banjir dan Tanah Gerak yang membuat 80% jalan Bojonegoro banyak rusak, Kabupaten Bojonegoro memiliki sejarah panjang dalam kemiskinan (endemyc poverty), pertumbuhan ekonomi Daerah rendah, tingkat kepuasan dan kepercayaan masyarakat terhadap kinerja Pemerintah juga rendah, dimana hal ini menjadi permasalahan besar sebelum Tahun 2008, sebelum kepemimpinan Bupati Drs. H. Suyoto, M.Si.
       Selain permasalahan diatas, ada tantangan lain yang harus dihadapi Bojonegoro. Tantangan utama adalah soal mindset masyarakat dan stakeholder yang belum menerima urgensi dari upaya digitalisasi tersebut, terbatasnya SDM yang kompeten di bidang IT dan tidak ada Perguruan Tinggi bidang IT. Bojonegoro juga bukan termasuk wilayah industri dan juga bukan daerah tujuan wisata, sehingga kurang menarik bagi investor.
       Namun begitu, hal tersebut tidak menghalangi pemerintah daerah tersebut untuk melakukan digitalisasi. Sejak tahun 2012, Pemerintah Kabupaten Bojonegoro telah membuat grand design untuk melakukan digitalisasi. Konsep yang diusung adalah Cepat, Tepat, dan Bermanfaat.
       Selanjutnya Kusnandaka menyampaikan bahwa untuk mengatasi semua tantangan tersebut, Pemerintah Kabupaten Bojonegoro harus menggandeng atau berkolaborasi dengan komunitas masyarakat yang sudah teredukasi mengenai internet. Sebagai contoh, dengan Relawan TIK, Blogger, dan komunitas penggiat IT lainnya.
       Bojonegoro bersikeras melakukan digitalisasi lantaran ingin mewujudkan good and clean government serta keterbukaan informasi publik. Kabupaten Bojonegoro juga dengan kuat mendorong pertumbuhan ekonomi di wilayahnya melalui IT yaitu dengan penerapan Aplikasi Display Produk IKM, Info Harga kebutuhan Pokok Masyarakat, Informasi lowongan kerja, dan penerapan aplikasi SIMTAPAT, yakni Sistem Informasi Tanam dan Panen Tepat untuk memberikan informasi prediksi produksi padi dan jagung, kebutuhan pupuk, Air dan Bibit.  Pembangunan aplikasi SIMTAPAT ini, Dinas Komunikasi dan Informatika Bojonegoro bekerjasama dengan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).
       Terbukti, dengan menerapkan teknologi informasi, pertumbuhan ekonomi Bojonegoro meningkat. Pertumbuhan ekonomi Bojonegoro meningkat 19,87% dalam dua tahun terakhir. Pada akhir presentasinya, Kusnandaka menekankan bahwa bukan berapa besar anggaran yang disediakan untuk TIK, tapi seberapa tinggi kemanfaatannya.
       Pada kesempatan yang sama Bapak Menteri Komunikasi dan Informatika RI, Rudiantara mengajak para Kepala Daerah untuk mengadopsi TIK sebagai sebuah kebutuhan yang tidak terhindarkan di era sekarang. Beliau mengatakan tidak perlu takut untuk menerapkan TIK ini.  TIK adalah hal yang tak bisa dihindari oleh Pemerintah Daerah saat ini. “Saya mengapresiasi para pemenang IDEA tahun ini dan semoga para pemenang bisa menjadi contoh bagi pemerintah daerah lainnya” imbuhnya.
       Para pemenang dalam Indonesia Digital Economy Award (IDEA) 2016 ini adalah :

  1. Kategori Rising Star diraih oleh Kabupaten Bojonegoro dan Kota Semarang  
  2. Kategori Special Mention diraih oleh Kabupaten Maros dan Kota Balikpapan
  3. Kategori Pemerintahan, tingkat Kabupaten diraih oleh kabupaten Sragen, Kabupaten Banyuwangi, dan Kabupaten Sleman, sedangkan tingkat Kotamadya diraih oleh Kota Bandung, Kota Bogor, dan Kota Tangerang.
  4. Kategori Bisnis, untuk level Best Company in Telco & Cellular Operator diraih oleh Indosat Ooredoo; level Best Company in Application diraih Go-Jek; level Best Company in Banking Industry diraih BCA; level Best Company in Automobile diraih Auto 200; level Best Company in Customer Industry diraih Tokopedia; dan Best Citizen diraih Al Fatih Timur (KitaBisa).

       Penggagas IDEA 2016, yang juga founder dari Markplus, Inc., Hermawan Kertajaya mengungkapkan bahwa penghargaan tersebut sengaja diberikan untuk mengapresiasi kota dan kabupaten di Indonesia yang dengan intens dan massif menerapkan dan memanfaatkan teknologi informasi di masing-masing kota dan kabupaten.
       Eko Indrajit sebagai perwakilan dari dewan juri IDEA 2016 menyampaikan bahwa, baik dari sektor bisnis dan pemerintahan memiliki keunggulan masing-masing yang bisa diterapkan. Dengan banyaknya peserta yang menyampaikan gagasan beserta ide terkait digitalisasi di Indonesia, Eko Indrajit meyakini bahwa kedepan Indonesia tidak akan kalah dengan negara-negara lain. Yang terpenting gagasan dan ide mereka dapat diimplementasikan dan bermanfaat bagi lingkungan sekitar. (Nuty/Dinkominfo)


By Admin
Dibuat tanggal 14-05-2016
742 Dilihat
Bagaimana Tanggapan Anda?
Sangat Puas
74 %
Puas
11 %
Cukup Puas
5 %
Tidak Puas
11 %