Dialog interaktif SAPA BUPATI menjadi jembatan langsung Pemkab Bojonegoro dengan masyarakat dalam membangun keterbukaan informasi publik. Dalam SAPA BUPATI sesi perdana ini, Bupati Setyo Wahono, Wakil Bupati Nurul Azizah, dan para OPD menjawab secara langsung pertanyaan, aspirasi, dan keluh kesah masyarakat. Warga nantinya bisa langsung melihat pelaksanaan program Pemkab.

Selain dialog interaktif SAPA BUPATI ini, Pemkab Bojonegoro juga akan tersedia melalui WhatsApp untuk memudahkan masyarakat memberikan saran masukan serta aduan kepada Bupati dan Wakil Bupati.

Dalam SAPA BUPATI di Pendopo Malowopati, Kamis (17/4/2025), aspirasi warga diantaranya menyasar beberapa aspek. Diantaranya tentang ketenagakerjaan, perizinan, inovasi daerah, hingga permasalahan UMKM. Juga bidang komunikasi antara ormas dan pemerintah, masalah pendidikan, serta adanya aspirasi pembangunan pusat kebudayaan dan sentra kesenian. Semua aspirasi tersebut dijawab langsung oleh Bupati, Wakil Bupati, serta OPD terkait. SAPA BUPATI berlangsung cukup menarik dengan dipandu moderator Emi Sudarwati.

Aspirasi masyarakat pertama disampaikan oleh Lukman asal Kecamatan Gayam terkait lembaga pelatihan kerja (LPK). Keberadaan LPK diperlukan untuk memperbanyak keahlian masyarakat Bojonegoro agar siap menghadapi tantangan global. 

"LPK ini kepanjangan tangan BLK yang bersifat swasta. Contoh saja di Jepang, memberi kesempatan muda-mudi Indonesia yang lulusan SMA sederajat untuk magang di sana. Maka ke depan harapannya lembaga pelatihan semakin bervariasi di berbagai bidang dan perizinan dipermudah," ujarnya. 

Menanggapi hal itu, Kepala Dinas Perindustrian dan Ketenagakerjaan Kabupaten Bojonegoro Amir Syahid menuturkan, saat ini adalah era keterbukaan. Pemkab juga telah membuka pelatihan calon pencari kerja dan terus mengupayakan lapangan kerja. Bupati dan Wakil Bupati Bojonegoro sangat konsen dalam mengurangi pengangguran dan memberi peluang kerja seluas-luasnya.

Bambang, warga Desa Kabunan, Kecamatan Balen mengutarakan apresiasinya terkait perlunya lembar khusus untuk warga menyampaikan uneg-uneg saat acara SAPA BUPATI. Warga juga bisa menyampaikan alas an dengan usulannya tersebut agar mudah untuk diimplementasikan. 

Aspirasi Bambang tersebut langsung ditanggapi Wakil Bupati Bojonegoro Nurul Azizah. Menurut Wabup, dialog interaktif ini sebagai sarana berdiskusi antara masyarakat dan pemerintah. 

"Ini memberikan ruang waktu bagi yang memiliki pertanyaan dan unek-unek dengan format dialog interaktif, pertanyaan disampaikan di forum ini dan dijawab hari ini juga pada yang hadir langsung," jelasnya.

Warga lainnya, Tini, yang mewakili para pelaku UMKM mengungkapkan masih belum seimbangnya antara produksi dan pemasaran. Kini, produski tinggi tapi pemasaran yang kurang. Perlu ada pengusaha besar yang bisa menampung seluruh produk UMKM di Bojonegoro. 

Pada sesi 2 SAPA BUPATI, warga lainnya, Meti, mewakili ormas menyampaikan agar ada wadah yang memfasilitasi sinergi ormas dan pemerintah untuk membangun Bojonegoro. Hal ini langsung ditanggapi Kepala Kesbangpol Bojonegoro Mahmudi. Menurut dia, ada sekitar 350 ormas yang aktif. Ia meminta seluruh ormas agar memberikan laporan kegiatannya pada Kesbangbol. Pihaknya pun siap bersinergi dalam berbagai kegiatan. 

"Kemarin rembug bareng dari berbagai ormas. Membahas sinergi ormas dengan Pemkab Bojonegoro dan kami sambut positif peran ormas dalam memberikan yang terbaik," jelasnya.  

Isu pendidikan disampaikan oleh Ansyarifudin asal Kecamatan Purwosari, Menurut dia, ada sekolah-sekolah yang masih melakukan pungutan melalui komite sekolah. Ia berharap pemkab melakukan langkah-langkah untuk mengatasi hal tersebut. 

Menanggapi hal tersebut, Kepala Bidang Pendidikan Dasar, Dinas Pendidikan Kabupaten Bojonegoro Zamroni menjelaskan beberapa sekolah binaan Dinas Pendidikan sudah disampaikan tidak boleh ada komite lagi. Utamanya setelah pengangkatan GTT dan PTT pihaknya memastikan sudah tidak ada komite. 

"Kami juga siap menerima aduan sekolah mana yang masih ada iuran rutin," tegasnya. 

Suara masyarakat terakhir dari Yanto, pelaku seni di Bojonegoro. Ia menyampaikan perlunya Pemkab Bojonegoro membangun pusat kebudayaan dan sentra kesenian di empat titik meliputi barat, timur, selatan dan tengah.  

"Ini agar para seniman bisa sejahtera makmur dan bahagia. Usulan kedua, agar alun-alun dihidupkan lagi sebagai pusat keramaian agar UMKM kembali ramai," pungkasnya. [cs/nn/ans]

 


By Admin
Dibuat tanggal 21-04-2025
6 Dilihat
Bagaimana Tanggapan Anda?
Sangat Puas
74 %
Puas
11 %
Cukup Puas
5 %
Tidak Puas
11 %