Bupati Bojonegoro Setyo Wahono meresmikan Gedung Pusat Layanan Jantung dan Pembuluh Darah Terpadu RSUD Sosodoro Djatikoesoemo, Jumat (23/5/2025). Ini menandai langkah besar dalam transformasi rumah sakit daerah menuju Tipe A, level tertinggi dalam sistem pelayanan kesehatan nasional.
“Peresmian ini bukan soal gedung baru, tapi bukti bahwa pelayanan kesehatan di Bojonegoro sedang kita naikkan kelas. Warga tak perlu jauh-jauh ke kota besar untuk layanan jantung berkualitas,” tegas Bupati Wahono dalam sambutannya.
Transformasi ini sudah dirintis sejak awal masa kepemimpinannya. Dimulai dengan kunjungan kerja ke RSCM Jakarta, dilanjutkan dengan kerja sama strategis, hingga kedatangan Direktur Utama RSCM ke Bojonegoro pada April lalu. Kini, proses pengembangan RSUD dikawal langsung oleh RSCM untuk memastikan seluruh peningkatan sesuai standar nasional.
Selain infrastruktur dan kemitraan, Bupati Wahono juga fokus pada penguatan sumber daya manusia. Ia mendorong para dokter muda untuk melanjutkan pendidikan subspesialis, baik melalui beasiswa maupun mandiri. Targetnya: Bojonegoro memiliki minimal 15 dokter subspesialis, salah satu syarat utama untuk menjadi RS Tipe A.
Direktur RSUD Sosodoro, dr. Ani Pujiningrum, menyampaikan bahwa pusat layanan ini merupakan bagian dari program prioritas kepala daerah. “Kami mendapat dukungan luar biasa dari RSCM dan Pemkab Tulungagung dalam pengembangan SDM, digitalisasi layanan, dan administrasi. Layanan jantung kini dikembangkan secara terpadu dalam satu tempat,” ujarnya.
Tingginya kebutuhan layanan jantung menjadi latar belakang penting pembangunan ini. Pada 2024, RSUD menangani 34.744 kasus jantung, termasuk 6.966 pasien dari luar Bojonegoro. Hingga April 2025, tercatat 12.082 kasus, dengan 3.060 di antaranya warga Bojonegoro. Ini menunjukkan RSUD telah menjadi rujukan regional yang strategis.
“Pusat layanan ini bukan hanya untuk Bojonegoro, tapi untuk kawasan sekitar. Transformasi ini adalah cara kita meningkatkan kepercayaan publik terhadap layanan kesehatan lokal,” tambah Bupati Wahono.
Dalam sambutannya, perwakilan Pemerintah Kabupaten Tulungagung menyatakan dukungan penuh terhadap kolaborasi ini. “Semoga kerja sama ini jadi titik awal sinergi berkelanjutan yang berdampak nyata,” ujar Asisten Administrasi Umum Pemkab Tulungagung.
Bupati Wahono menegaskan bahwa pembangunan fasilitas kesehatan bukan hanya soal fisik, tapi menyangkut akses adil dan kualitas pelayanan. “Rumah sakit ini kita benahi bukan untuk segelintir orang, tapi untuk semua warga. Pelayanan harus siap, cepat, dan berkualitas—tanpa terkecuali,” katanya.
Melalui visi kepemimpinan yang menyeluruh, mulai dari layanan medis, SDM, hingga manajemen, Bupati Setyo Wahono menunjukkan komitmennya menjadikan Bojonegoro sebagai salah satu pusat kesehatan unggulan di Jawa Timur.[*/ans]
|
|
|
|
|
Sangat Puas
76 % |
Puas
10 % |
Cukup Puas
5 % |
Tidak Puas
10 % |