Generasi Z (Gen-Z) adalah generasi yang lahir dari tahun 1995 hingga sekarang. Gen-Z menjadi topik pembicaraan dunia karena generasi ini akan mendominasi populasi manusia di masa depan, yang nantinya akan bergelut dengan dinamika era Revolusi Industri 4.0. Perkembangan teknologi saat ini menjadi faktor utama dalam mendorong pertumbuhan industri di Indonesia. Bahkan, ke depan teknologi bukan lagi menjadi suatu hal yang baru bagi sektor-sektor industri di Tanah Air. Dengan adanya inovasi teknologi serta didukung oleh SDM yang berkompeten akan menjadi kunci dalam menentukan kesuksesan Indonesia dalam memasuki Industri 4.0.

Dalam rangka membuka wawasan, menggugah semangat dan menajamkan mindset Gen-Z, telah digelar Kuliah Umum bertema “Generasi Z dan Revolusi Industri 4.0", Jum’at 19 Oktober 2018 bertempat di Pendopo Malowopati Pemkab Bojonegoro, dengan narasumber utama Drs. Dudung Heryadi, MM (Direktur Bina Kelembagaan Pelatihan Kementerian Ketenagakerjaan).

Kuliah umum tersebut dihadiri oleh Wakil Bupati Bojonegoro, Drs. Budi Irawanto, M.Pd, Kepala Dinas Perindustrian dan Ketenagakerjaan, direktur IDFoS, kalangan akademisi dan diikuti sekitar 500 peserta dari SMK/MA sederajat yang berada di Kabupaten Bojonegoro. Kegiatan ini juga diisi dialog umum dengan narasumber antara lain Khozanah Hidayati, SP (Anggota DPRD Provinsi Jawa Timur), Sugeng Bahagijo (Direktur Eksekutif Infid), dan DR. Arie Sujito (Sosiolog dari Universitas Gajah Mada).

Drs. Dudung Heryadi, MM dalam paparannya mengingatkan bahwa dalam menyikapi Revolusi Industri 4.0, seluruh pemangku kepentingan tidak boleh hanya fokus pada pengembangan kompetensi SDM saja. Lebih dari itu, Gen-Z harus diperkuat pada aspek soft skill-nya. “Selain kemampuan teknis (technical skill), hal lain yang tak kalah pentingnya diberikan kepada para tenaga kerja adalah bekal soft skill atau transversal skill," terang  Dudung.

Selanjutnya Dudung menjelaskan bahwa memang untuk penanaman soft skill yang mencakup karakter inti manusia seperti kreativitas, imaginasi, intuisi, emosi, dan etik membutuhkan waktu yang tidak singkat. Hal itu sangat memerlukan sinergi lembaga pelatihan, BLK dengan dunia pendidikan untuk memastikan internalisasi soft skill tersebut. Soft skill sangat penting untuk ditenkankan bagi Gen-Z. Berdasarkan laporan World Economic Forum, 80 persen skill yang diperlukan tenaga kerja untuk bisa bersaing dalam era revolusi industri 4.0 adalah penguasaan soft skill dan selebihnya, technical skill hanya berada dalam skala 12 persen. Secara lebih rinci, tiga di antara sepuluh skill yang diperlukan saat ini adalah complex problem solving, critical thinking, dan creativity. "Selain soft skill, penanaman jiwa kewirausahaan (enterpreneurship) dan penguasaan teknologi digital bagi para peserta pelatihan juga menjadi bagian penting dalam upaya mencetak tenaga kerja yang siap berkompetesi," ungkap Dudung.

 Dalam kesempatan tersebut, Dudung juga menyebut beberapa langkah pemerintah untuk menghadapi tantangan perubahan era Revolusi Industry 4.0, diantaranya kebijakan link and match untuk memastikan kompetensi SDM/tenaga kerja sesuai dengan kebutuhan pasar kerja dengan industri yang berbasis teknologi digital. Menurutnya, konsep pendidikan dan pelatihan kerja harus mengacu kepada kebutuhan dunia industri. Era ekonomi digital saat ini akan membutuhkan transformasi di bidang industri dan ketenagakerjaan. “Industri akan dipaksa bertransformasi menjadi industri model baru yang berbasis teknologi. Jika ini tidak dikelola dengan baik, bisa mengalami guncangan industrial”, tegas Dudung. (Nuty/Dinkominfo)


By Admin
Dibuat tanggal 20-10-2018
1038 Dilihat
Bagaimana Tanggapan Anda?
Sangat Puas
76 %
Puas
6 %
Cukup Puas
6 %
Tidak Puas
12 %