Kegiatan penyerapan aspirasi dan penyampaikan program-program Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bojonegoro melalui acara Sambang Desa, kembali digelar. Kali ini, Selasa malam (19/3/2019) giliran Desa Sumberagung Kecamatan Kepohbaru disambangi oleh Ibu Bupati Bojonegoro, DR. Hj. Anna Muawanah bersama beberapa jajaran OPD (Dinas Pertanian, Dinas PU Bima Marga dan PR, Dinas PU SDA, Dinas Kominfo dan PDAM), Camat Kepohbaru beserta Forpimca, Kepala Desa dan Perangkat Desa Sumberagung serta masyarakat sekitar.
Ibu Bupati Bojonegoro menyampaikan, banyak hal yang harus diselesaikan oleh pemerintah kabupaten. Semua hal itu dapat berjalan dengan baik dengan dukungan dan kesabaran dari masyarakat. "Kalau bapak dan ibu usulannya mau cepat terwujud, ya harus taat aturan. Saya tidak hanya menangani satu masalah tetapi ada banyak yang harus saya rampungkan," jelas Beliau.
Camat Kepohbaru Gunadi berharap agar masyarakat menggunakan kesempatan ini dengan baik, karena Ibu Bupati dan OPD terkait turun langsung untuk mendengarkan aspirasi dan keluhan dari masyarakat, serta bisa menyampaikan langsung kepada Beliau untuk segera diambil tindak lanjut untuk menyelesaikan permasalahan yang ada.
Selanjutnya Kepala Dinas Pertanian Ahmad Djupari kembali menyampaikan bahwa Pemkab Bojonegoro memmiliki program Asuransi Usaha Tani Padi, dimana dahulu petani membayar premi sendiri, sekarang dibayarkan oleh Pemkab melalui APBD. Asuransi itu untuk mengcover sawah yang gagal panen atau mengalami kerusakan, dengan perhitungan sebesar 75% akan mendapatkan ganti rugi sebanyak enam juta rupiah per hektar. Kedepan juga akan diusulkan untuk bisa mengcover asuransi tanaman tembakau, jagung, serta bawang. Selain itu ada juga program pemberdayaan petani melalui sekolah tani. Hal ini didasari semakin berkurangnya petani muda. Setiap desa mengalokasikan lahan sawah seluas 1 hektar yang biaya operasionalnya dibiayai pemerintah seperti benih dan pupuk dan nanti hasilnya bisa diambil sendiri. Ahmad Djupari juga mengingatkan agar masyarakat juga memperhatikan musim dimana hal tersebut mempengaruhi jumlah ketersediaan air. Bila menanam di musim yang salah akan berakibat pada tanaman yang tidak berkembang dan nantinya akan mati dan akan mengakibatkan kerugian.
Dalam hal pembangunan infrastruktur, Plt Kepala Dinas PU Bina Marga dan PR, Nur Sujito menyampaikan bahwa Bupati Bojonegoro menargetkan pembangunan infrastruktur harus selesai selama 3 tahun, mulai dari jalan, jembatan dan penerangan jalan umum. Mulai tahun ini Pemkab akan melakukan pembangunan dan perbaikan infrastruktur jalan. Mulai tahun 2019-2020 sudah masuk beberapa catatan pada kecamatan Kepohbaru terkait infrastruktur jalan raya. Sejumlah titik menjadi perhatian yaitu jalur Baureno-kepohbaru, Drokilo-Kepohbaru dan wilayah sekitar Kepohbaru. Pemerintah Bojonegoro telah menganggarkan sebesar 90 miliar rupiah dari APBD. Anggaran tersebut akan dibagi sesuai titik yang diperlukan. Program tersebut akan mulai dilaksanakan tahun 2020 dimana tahap pertama yang akan digarap jalur Baureno-Kepohbaru sepanjang 10 Km dan diperkirakan memakan biaya sebesar 40 miliar rupiah. Diharapkan anggaran 90 miliar rupiah mencukupi seluruh titik yang harus digarap di Kepohbaru.
Terkait ketersediaan air dan irigasi Kepala Dinas PU Sumber Daya Air, Edi Susanto menyampaikan Dinas PU SDA juga akan melakukan perbaikan saluran irigasi yang mengalami penyumbatan. Selain itu juga melakukan pembangunan jaringan irigasi baru. Selanjutnya dalam penyediaan air bersih, Dirut PDAM Sukahana menyampaikan data bahwa untuk wilayah Kepohbaru belum terlayani sepenuhnya. “Nanti kita akan melakukan survei tingkat ketertarikan masyarakat akan PDAM. Jika banyak masyarakat yang berminat kita akan membangun saluran air menuju Kepohbaru. Namun karena menuju Kepohbaru melewati rel kereta api, kita harus mendapatkan ijin dulu dari pusat untuk membuat saluran yang menuju Kepohbaru. Atau jika di Kepohbaru ada sumber air yang memadahi kita akan membuatkan sumber saluran tersediri,” terangnya.
Lebih lanjut Ibu Bupati Bojonegoro menyampaikan bahwa Pemkab meyakini Tahun 2021 jalan inti bisa tuntas semuanya. Setelah itu fokus pada masalah air, yang mana bila musim penghujan mengalami banjir dan pada musim kemarau mengalami kekeringan. “Sehingga kedepan kita akan memberikan perhatian lebih kepada pembangunan saluran sungai agar air yang melewati Bojonegoro bisa mengalir dengan lancar. Selain itu perlu kerjasama dari masyarakat Bojonegoro agar tidak membuang sampah di sungai. Karena sampah di sungai bisa menyumbat saluran air yang mengakibatkan banjir,” himbau Beliau. (Nuty/Dinkominfo)
Sangat Puas
76 % |
Puas
6 % |
Cukup Puas
6 % |
Tidak Puas
12 % |