Pameran dan forum teknologi industri terbesar dan terlengkap di Indonesia kembali digelar selama tiga hari. Kegiatan Indonesia International Smart City Forum 2019 tersebut berlangsung dari tanggal 17-19 Juli 2019 di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta dengan menghadirkan berbagai narasumber untuk membahas berbagai topik yang berkaitan dengan smart city. Selain itu diselenggarakan juga Indonesia International Smart City Expo 2019 yang merupakan pameran teknologi industri yang menampilkan teknologi terkini di bidang industri air, air limbah, pengelolaan limbah, energi baru terbarukan, kolam renang, keamanan, proteksi kebakaran, SAR, penanggulangan bencana, K3, dan pengembangan kota cerdas. Hadir dalam forum dan pameran terbesar itu, 19 Gubernur, 14 Walikota dan 75 Bupati di seluruh Indonesia, disamping tiga menteri dan dibuka secara resmi oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla.
Dalam sambutannya, Wakil Presiden Jusuf Kalla menekankan teknologi yang hebat akan memberikan manfaat besar jika didukung oleh inovasi dan kemampuan dalam mengelola teknologi. "Apapaun peralatannya, apapun teknologinya tanpa wali kota, bupati, dan gubernur yang cerdas tidak akan tercapai kota cerdas (smart city)," terang Jusuf Kalla di JCC, Kamis (18/07/2019). Kota cerdas, menurut Jusuf Kalla, merupakan upaya memaksimalkan pemakaian teknologi untuk pengelolaan kota. Misalnya, pengelolaan sampah menjadi tenaga listrik, pengaturan lalu lintas yang efisien, akses ke layanan kesehatan yang mudah berkat teknologi, serta ketersediaan air bersih hingga ke tangan konsumen.
Kegiatan yang diselenggarakan oleh PT Napindo Media Ashatama merupakan pameran dan forum yang menampilkan konsep sekaligus inovasi sistem perkotaan dengan mengintegrasikan teknologi digital. Tujuannya, membangun kota yang dapat berkinerja dengan baik dalam pelayanan penduduk, ekonomi, pemerintahan, mobilitas, dan lingkungan hidup, sehingga membuat kota tersebut menjadi lebih efektif, efisien, aman, nyaman, sejahtera, ramah lingkungan, serta layak huni (sustainable). Pameran menampilkan teknologi terkini bidang industri air, air limbah, pengelolaan limbah, energi baru terbarukan, kolam renang, keamanan, proteksi kebakaran, SAR, penanggulangan bencana, kesehatan dan keselamatan kerja (K3), serta pengembangan kota cerdas. Pameran diikuti oleh 565 peserta pameran dari 30 negara.
Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara dalam perhelatan akbar tersebut menyatakan kebijakan afirmatif yang dilakukan oleh Pemerintah, khususnya dalam penyediaan akses telekomunikasi merupakan salah satu bentuk dukungan dalam mewujudkan smart city atau kota cerdas. Menurut Menteri Rudiantara, Kementerian Kominfo memberikan prioritas kepada ratusan kabupaten atau kota terpilih untuk diberikan bantuan dalam pembangunan infrastruktur telekomunikasi. "Ada 130-an kabupaten/kota di seluruh Indonesia, dimana Kominfo bisa melakukan affirmative policy, kebijakan keberpihakan, tidak melihat untung atau rugi, karena melayani masyarakat dalam konteks ini tidak boleh dilihat untung atau rugi," jelasnya dalam acara tersebut, Rabu (17/07/2019).
Dalam kesempatan itu, Menteri Kominfo juga meminta agar pemerintah daerah mau memfasilitasi operator telekomunikasi yang akan membangun infrastruktur di daerahnya. "Buatkan Perda-nya, Perda-nya yang memudahkan orang investasi, kalau mau investasi dibuat susah, bagaimana orang mau membangun di daerah tersebut," pesannya. Saat ini, Kementerian Kominfo bekerja sama dengan kementerian dan lembaga lain dalam membuat program Gerakan Menuju 100 Smartcity Indonesia. Pemilihan kabupaten atau kota berdasarkan beberapa parameter.
"Dari kemampuan keuangan daerah (APBD), Indeks Kota Berkelanjutan bekerja sama dengan Bappenas, Dimensi Pembangunan Sektor Unggulan, Kabupaten dan Kota berkinerja tinggi bekerja sama dengan Kementerian Dalam Negeri, Indeks Kota Hijau bekerja sama dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, dan Dimensi Pembangunan Pemerataan dan Kewilayahan," papar Rudiantara. Secara khusus, Menteri Kominfo meminta kepala daerah untuk mewujudkan smart city melalui peningkatan kualitas layanan kepada masyarakat. "Smart city itu bagi saya adalah bagaimana pemimpin daerah, bupati/walikota beserta aparatnya meningkatkan layanan," tandasnya.
Menteri Rudiantara kembali menekankan agar pemerintah daerah tidak terlalu berfokus pada kebutuhan teknologi yang akan digunakan demi mewujudkan smart city. Sebab, hal terpenting dilakukan adalah mengubah pola pikir lebih penting untuk dilakukan agar pelayanan kepada masyarakat dapat menjadi lebih baik. "Dimulai dengan mindset kita membuat cara baru, mengubah proses baru cara melayani masyarakat lebih baik," katanya. Tak hanya aspek infrastruktur, Kementerian Kominfo menurut Menteri Rudiantara juga membantu dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui program beasiswa Digital Talent Scholarship. Tahun ini terdapat 25 ribu talenta yang akan dididik menjadi teknisi di bidang teknologi industri revolusi keempat. "Saya berharap bahwa program ini dapat memenuhi kebutuhan talenta digital di masa depan. Kebutuhan Indonesia itu setahun 600 ribu untuk digital talent yang harus kita pompakan ke industri," katanya. (Sumber : kominfo.go.id /Nuty-Dinkominfo)
Sangat Puas
76 % |
Puas
6 % |
Cukup Puas
6 % |
Tidak Puas
12 % |