Malowopati FM melalui program siar unggulan cakrawala pagi edisi Kamis (03/10/2019) bersama Yayasan Sedulur Pena dan Exxon Mobile Cepu Limite (EMCL) mengingatkan masyarakat seputar lapangan migas dan sekitarnya untuk menyadari pentingnya keselamatan di area pengeboran migas terutama terkait keberadaan pipa bawah tanah milik EMCL. Edisi  ini dipandu oleh penyiar Nasruli Chusna dan dapat diikuti secara live streaming facebook dengan nama akun ‘mitra malowopati’ dan streaming radio di ‘www.radiomalowopati.online’. Line interaktif juga disediakan melalui nomor WhatsApp nomor 08113322958.

Ikhwan Arifin, wakil dari EMCL menjelaskan posisi EMCL merupakan kontraktor kontrak kerjasama dengan pemerintah, bertindak untuk dan atas SKK Migas (Satuan Kerja Khusus pelaksana hulu migas) sebagai operator Blok Cepu, di dalam blok itu ada beberapa lapangan dan EMCL sebagai operator lapangan minyak Banyuurip. “Dan dari lapangan Banyuurip itu kita statusnya saat ini telah sampai pada puncak produksi rata-rata harian mencapai 220 ribu barel/hari”, ungkapnya.

Senada dengan hal tersebut Muslimin menyampaikan bahwa Yayasan Sedulur Pena posisinya sebagai mitra EMCL yang bergerak mengkampanyekan dan mensosialisasikan keselamatan jalur pipa. “Ini merupakan upaya teman-teman dari EMCL untuk menjaga jalur pipa, fasilitas migas dengan menggandeng tim dari Yayasan Sedulur Pena untuk melakukan sosialisasi-sosialisasi dan kampanye di Kabupaten Bojonegoro dan Tuban. Notabene ada 72 km jalur pipa darat yang mengalirkan minyak dari lapangan Banyuurip. Jadi masyarakat yang dilalui jalur pipa menjadi obyek kami berkampanye mensosialisasikan apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan di jalur pipa tersebut”, terangnya.

Ikhwan Arifin juga memberikan ilustrasi kaitan jalur pipa dengan mata rantai produksi di industri migas. “Memang sumur-sumur minyak lapangan Banyuurip yang berproduksi secara geografis letaknya berada di Kec Gayam, Kabupaten Bojonegoro. Minyak mentah tersebut itu kita salurkan melalui pipa, dimana ada 2 pipa yaitu darat dan udara. Pipa darat menghubungkan sumur minyak banyuurip sampai menuju shore crossing (pertemuan pipa darat dan laut) melewati desa-desa di Kab Bojonegoro dan Tuban, karena shore crossing ada di Tuban. Pipa laut sepanjang 23 km sampai menuju fasilitas kapal muat alir terapung di lepas pantai laut Jawa (23 km lepas pantai tuban)”, jelasnya.

Lebih lanjut dirinya menyampaikan, sesuai kontrak bagi hasil produksi minyak untuk pembagiannya setelah dikurangi biaya produksi dan lain-lain, 85% hasil produksi untuk pemerintah dan 15% untuk kontraktor kerjasama.

Ada 3 hal mengapa kegiatan kampanye ini sangat penting dan kemudian EMCL menggandeng Yayasan Sedulur Pena. Pertama adalah Aspek Safety (keselamatan), bagi kita bersama khususnya masyarakat yang berada di sepanjang fasilitas jalur pipa (right of way). Di dalam pipa tersebut kita alirkan minyak bertekanan tinggi dan tentunya berbahaya jika terhambat karena kerusakan pipa. Tanah yang dilalui kita beli dari pemilik atau kita sewa jika statusnya tanah kas desa. Meskipun demikian kita memberikan kepada eks pemilik tanah untuk mengelola kembali tapi dengan beberapa ketentuan misalnya tidak boleh menanam tanaman keras, berakar tunjang, tidak boleh membuat bangunan temporer/permanen di atas jalur pipa.

Kedua, keberlangsungan produksi minyak. Saat ini Indonesia tengan berjuang mencukupi kebutuhan minyak nasional, yang saat ini rata-rata kebutuhan produksi migas sekitar 1,5 juta barel/hari sementara seluruh hasil produksi migas di Indonesia jika  dikumpulkan jadi satu kira-kira baru mencapai 850 ribu barel/hari. “Artinya ada kekurangan untuk menutupi kebutuhan minyak kita, karena itu lapangan minyak Banyuurip ini menjadi sangat strategis karena berkontribusi sekitar 20-25% dari produksi minyak nasional. Oleh karena itu tidak boleh ada gangguan pipa, karena akan menganggu target produksi”, tegasnya.

 Ketiga, terkait dengan pendapatan negara karena minyak masih menjadi salah satu sumber pendapatan negara yang signifikan baik di tingkat pusat maupun daerah. “Kita bisa melihat dari struktur APBN/APBD, kontribusi migas masih sangat signifikan. Otomatis kalau produksi migas terhambat akan mengganggu penghasilan negara”, tandasnya. (Nuty/Dinkominfo)


By Admin
Dibuat tanggal 05-10-2019
325 Dilihat
Bagaimana Tanggapan Anda?
Sangat Puas
76 %
Puas
6 %
Cukup Puas
6 %
Tidak Puas
12 %