Pengelolaan opini dan aspirasi publik di lingkup Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bojonegoro mulai tahun 2020 ini oleh Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) direncanakan akan menggunakan sistem dengan kecerdasan buatan (artificial intelligence) yang memiliki kemampuan tinggi untuk mengolah big data yang bersumber dari berbagai media online. Terkait hal itu, Indonesia Indicator sebuah lembaga yang berpengalaman intelijen media, analisis data, dan kajian strategis untuk pengambilan keputusan, hadir untuk memaparkan aplikasi Intelligence Media Management (IMM), Jum’at (07/02/2020) bertempat di ruang Command Center lantai 2 Gedung Pusat Informasi Publik (PIP) Pemkab Bojonegoro.
Pemaparan aplikasi IMM yang langsung memonitor dan menganalisa berbagai opini dan aspirasi tentang Bojonegoro pada beberapa media online tersebut dihadiri oleh Kepala Dinas Kominfo (Kusnandaka Tjatur P), Sekdin Kominfo (Drs. Djoko Suharmanto), Kabid Pengelolaan Informasi dan Aspirasi Publik (PIAP), Kabid Teknologi Informasi dan Komunikasi, Kabid Layanan E-Government, serta beberapa Kasi dan Staf Dinas Kominfo. Sedangkan dari Indonesia Indicator dihadiri Gadis Intan L, Yunita Sisilia W, dan Radatul M.
Kabid PIAP, Alit Saksama Purnayoga, S.STP mengawali pertemuan, menyampaikan bahwa selama ini berbagai kegiatan media monitoring dilakukan secara manual dengan aplikasi office. “Harapannya jika nanti ada kerjasama menggunakan aplikasi IMM bisa meningkatkan proses pengelolaan media monitoring yang dikerjakan sehari-hari”, ungkapnya.
Gadis Intan L, marketing manager Indonesia Indicator untuk area Jawa Timur (Jatim) menjelaskan bahwa perusahaan mereka berkantor pusat di Malaysia, dengan 3 kantor di Jakarta, 1 kantor di Bandung untuk tim IT, 1 kantor di Jogjakarta untuk tim analis serta beberapa kantor cabang di beberapa kota. Mereka memiliki beberapa pengalaman mengerjakan media monitoring di beberapa kementerian. Untuk area Jatim sistem mereka dipakai di kota Surabaya, Malang, Sidoarjo, Gresik, Pasuruan, Blitar, Probolinggo dan lainnya. “Kita punya satu alat yaitu IMM. Jadi kita mengambil data dari 6.500 media online, 300 media cetak, sekitar 15 stasiun televisi, dan dari twitter dan facebook (forum comment). IMM adalah aplikasi web based dan untuk masuk harus login. Namun juga tersedia tampilan tersendiri untuk dashboard yang datanya realtime”, terang Gadis.
Sementara itu Yunita Sisilia W, analis dari Indonesia Indicator memaparkan seperti yang tertera di website, bahwa IMM adalah sistem yang bekerja 24 jam secara real time, otomatis, dengan robot yang melakukan media monitoring untuk mengumpulkan content media online, cetak, dan TV. Kemudian media analysis memberikan kajian secara lengkap mulai dari timeline, influencers, media, sentiment, comparison, dan penelusuran terhadap detail terhadap obyek pemberitaan. Semua dilakukan oleh software dengan kecerdasan (artificial intelligence) yang bisa belajar mengenali hal-hal baru dan melakukan analisis seperti manusia. Untuk dashboard berisi content dan statistic untuk online news, Twitter, TV news, yang akan berisi rangkuman dari seluruh informasi yang ada.
Secara aplikasi akan ditampilkan dalam bentuk Trending Topics, bisa secara umum ataupun spesifik yang menyangkut satu bahasan atau organisasi tertentu. Setiap saat dapat dilihat urutan issue yang terpenting berdasar kuantitas pembahasan issue tersebut di masyarakat, berdasar metode SNA (Social Network Analysis) dan statistik dari text mining. Sistem akan secara otomatis menganalisis berita, laporan, dan masukan lain untuk menentukan sentiment masyarakat dan media terhadap issue yang ada. Pelaporan dan pencetakan terkait topik, mulai dari resume dashboard, sampai influencers, media, map, sentiment, issue, dan statement. Report dapat di export ke PDF, Microsoft Excel ataupun Microsoft Power Point yang memudahkan pengolahan lebih lanjut.
“Sistem kami akan memudahkan Bapak/Ibu, karena kita bisa langsung ngeprint kliping digital. Jadi seluruh berita yang masuk ke sistem ini terkait topik Bojonegoro untuk jadi kliping digital. Sebagai contoh kita coba topik tentang Kabupaten Bojonegoro. Hasil download untuk kliping media online 1 hari kemarin ada 41 media online yang mencatat tentang Bojonegoro. Ada 83 berita, yang mana sentimen positif, netral, negatif masih secara umum. Alat ini sistemnya memang text mining, maksudnya seluruh berita yang masuk ke sistem akan difiltering dengan kata-kata kunci yang kita masukkan ke sistem. Biasanya kita perlu menambahkan variasi kata yang digunakan wartawan. Ternyata berita terkait Bojonegoro ada 144 dalam 1 minggu, berita terkait Pemkab ada 118, berarti berita terkait Pemkab mendominasi pemberitaan Kab. Bojonegoro”, lanjutnya.
Sementara itu Kadin Kominfo Kusnandaka Tjatur P memberikan beberapa garis besar arahan, bahwa mekanisme IMM hanya sebagai tools. “Tools ini akan mempunyai makna manakala ada konsistensi, metodologi, mekanisme yang jelas di dalam analisis dan tindak lanjut. Manakala tidak ada tindak lanjut, ini hanya sekedar halaman kosong yang tidak berbunyi. Kepada tim internal Kominfo nantinya harus secara inten untuk menyelesaikan hal itu”, tegasnya.
Kusnandaka meminta agar ada pendetailan mekanisme kerja baik yang nanti tertuang dalam perjanjian kerja maupun yang secara teknis perlu ada bentuk tindak lanjut. “Titik kita berada di analisis berita yang merupakan bagian dari sistem. Jadi inputnya mana, prosesnya sampai mana, outputnya bagaimana, feedback seperti apa. Saya anggap analisis berita sebagai inputnya. Dari tools yang digunakan ini ada 3 analisis berita yaitu positif, negatif, dan netral. Pemahaman tentang 3 sentimen tersebut antara tim dari Dinas Kominfo dengan Indonesia Indicator harus sama sehingga dari kepahaman-kepahaman itu di-brakedown sampai sumber beritanya mengapa dan kenapa bersentimen tertentu harus ada kesamaan persepsi. Untuk itulah perlu suatu teamwork yang harus mengolah informasi dengan benar. Berita positif bagaimana diolah menjadi positif plus, yang negatif dan netral juga menjadi positif”, tandasnya.
Kusnandaka juga mengingatkan agar yang menjadi prioritas utama adalah berita-berita yang berkaitan dengan 17 program utama atau program-program unggulan Pemkab Bojonegoro, sehingga bisa dipantau terus untuk progresnya. “Harus ada mekanisme tim pemberitaan di setiap OPD yang nyambung dengan tim Kominfo. Pengelolaan dan pengolahan berita yang utama di Kominfo adalah menjadi peran media center. Maka tidak sekedar memberitakan tetapi mengolah informasi menjadi bahasa-bahasa positif. Bagaimana menguatkan judul itu menjadi pemberitaan yang sangat-sangat positif”, tegasnya. Karena usernya adalah Pimpinan, maka secara lebih detail nantinya harus dipaparkan kepada Pimpinan terlebih dahulu. Kusnandaka juga berharap nantinya juga ada pelatihan bukan hanya terkait tools tetapi bagaimana tindak lanjut tools itu. (Nuty/Dinkominfo)
Sangat Puas
75 % |
Puas
6 % |
Cukup Puas
6 % |
Tidak Puas
13 % |