Upaya memutus mata rantai penyebaran pandemi Coronavirus Disease (COVID-19) mengakibatkan banyak peserta didik harus melaksanakan kegiatan belajar di rumah, baik melalui sarana online maupun offline. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bojonegoro melalui Dinas Pendidikan Bojonegoro juga telah memperpanjang kegiatan belajar dirumah bagi semua siswa mulai tingkat TK hingga SMP sampai dengan 3 Mei 2020, yang tertuang dalam surat edaran Nomor 338/762/412.201/ 2020 tanggal 17 April 2020.
Menyikapi kondisi tersebut Malowopati FM melalui program siar unggulan cakrawala pagi edisi Selasa (21/04/2020) hadir bersama Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan KB (DP3A dan KB) didampingi Fasilitator Nasional Sekolah Ramah Anak di Jawa Timur, berbagi tips tentang praktek baik proses belajar di rumah, baik bersama keluarga maupun secara online bersama guru-guru mereka. Edisi kali ini dipandu penyiar Nasruli Chusna dan dapat diikuti secara live streaming facebook dengan nama akun ‘mitra malowopati’ dan streaming radio di ‘www.radiomalowopati.online’. Line interaktif untuk mitra setia Malowopati juga disediakan melalui nomor WhatsApp nomor 08113322958.
Bekti Prastiyani Fasilitator Nasional Sekolah Ramah Anak di Jawa Timur yang hadir di sebagai narasumber kali ini menyampaikan bahwa tim mereka setiap harinya melaporkan beberapa praktek baik yang ada di Indonesia yang kemudian menjadi catatan untuk disebarluaskan. “Beberapa catatan praktek baik yang dterapkan diantaranya parenting online melalui grup whatsapp setiap kelas. Seperti di Bojonegoro, sudah banyak sekali satuan-satuan pendidikan yang memiliki grup kelas dengan wali kelasnya. Ini yang kami sikapi bahwa selama ini grup itu hanya digunakan untuk menginformasikan tugas-tugas. Grup tersebut saat ini bisa digunakan untuk penyebaran informasi terkait cara mendidik anak, pola asuh yang baik”, terangnya.
Selanjutnya Bekti menjelaskan praktek baik pembelajaran di rumah dengan ibu, ayah, serta saudara-saudara di rumah dengan salah satu anak yang mendapat tugas dari sekolah, televisi atau yang lain. “Biasanya ada orang tua yang membahas tugas tersebut bersama semua anggota keluarga dan orang tua berlaku sebagai pengajar. Keadaan seperti ini, praktek baik yang benar-benar bisa kita lakukan, sebagai orang tua kita harus multi profesi, kadang sebagai pendongeng, pelukis, keterampilan lainnya. Ini perlu kita berikan kepada anak sehingga tidak bosan di rumah, dan anak akan merasa semuanya perhatian terhadap anak”, tuturnya.
Lebih lanjut, Bekti menjelaskan bagaimana cara menjalin komunikasi kepada anak berdasarkan perasaan dan juga memantau berjalannya komitmen serta konsekuensi dari kesepakatan yang dibuat antara orang tua dan anak. “Salah satu hal yang kami terapkan di keluarga kami adalah komunikasi aktif melalui chat whatsapp, telepon. Kami semua berkomitmen, apapun yang kita lakukan sudah menjadi kesepakatan kita semuanya. Ikatan hati saat berkomunikasi aktif dengan anak terbangun dari seberapa dalam sentuhan hati kita yang benar-benar dapat dirasakan oleh anak-anak pada waktu yang ada”, jelasnya.
Bekti juga mengungkapkan, dirinya memberikan 4 metode kepada anak-anak yaitu knowing, reasoning, feeling dan acting. Knowing itu sebagai pengetahuan tentang pekerjaan orang tua, reasoning adalah alasan kenapa orang tua harus pergi keluar dan tidak bisa selalu berkomunikasi setiap saat dan memahami, bahwa alasan orang tua juga demi tujuan yang baik. Feeling adalah bagaimana membangun perasaan anak, bahwa tugasnya juga untuk mengajak semua orang tua agar bisa menjalin perasaan yang baik dengan anak-anaknya.
Sementara itu Drs. Suharto, Kasi Perlindungan Perempuan dan Anak DP3 dan KB menyampaikan, sekolah ramah anak di Bojonegoro sudah ada di tingkatan SD dan SMP. Dia berharap dengan adanya praktek baik pembelajaran di rumah dapat meningkatkan kualitas hubungan antara orang tua dengan anak,terutama bagi ibu-ibu yang harus berinteraksi dengan anak di rumah terus menerus. Harapannya, habis Corona terbitlah kebahagiaan. Dirinya juga berpesan kepada para kepala sekolah dan guru-guru agar dalam memberikan tugas secara proporsional dan tidak melebihi kemampuan anak maupun ketersediaan sarana belajar yang ada di rumah. (Nuty/Dinkominfo)
Sangat Puas
75 % |
Puas
6 % |
Cukup Puas
6 % |
Tidak Puas
13 % |