Memasuki bulan suci Ramadhan 1441 H, Radio Malowopati FM bersama Dinas Kesehatan (Dinkes) Bojonegoro kembali mengedukasi warga Bojonegoro melalui Dialog Kesehatan edisi Jum’at (24/04/2020) dengan narasumber dr Ahmad Hernowo Wahyutomo (Sekretaris Dinkes) dan Paiman, S.Kep,M.Kes (Kasi Surveilans dan Imunisasi). Dialog kali ini dipandu penyiar Nasruli Chusna dan bagi warga yang ingin berkonsultasi langsung disediakan line interaktif WhatsApp di nomor 08113322958.
Paiman, S.Kep,M.Kes Kasi Surveilans dan Imunisasi mengingatkan tentang adanya OTG (Orang Tanpa Gejala) yang mana mereka itu daya tahan tubuh yang bagus. Jika mereka dari daerah yang terjangkit maka yang bersangkutan bisa jadi OTG, bisa jadi membawa virus covid-19 tetapi tidak muncul gejala dan bisa menularkan pada orang lain, misal orang tuanya yang berusia 60 tahun keatas yang relatif lebih lemah daya tahan tubuhnya. “Maksud orang yang mudik itu perlu dipertanyakan, apa mau mencelakakan orang tuanya yang di rumah atau sayang kepada orang tua. Kalau rindu bisa dtunda setelah pandemi covid-19 berlalu. Daripada pulang mudik tapi seminggu kemudian harus mengantar orang tua ke rumah sakit karena terpapar”, tuturnya.
Membahas literasi lebih jauh tentang virus dan bakteri, Sekretaris Dinkes dr. Ahmad Hernowo Wahyutomo menjelaskan, secara umum yang menyebabkan orang terganggu kesehatannya yaitu bakteri dan virus. Namun keduanya memiliki karakteristik berbeda. Bakteri biasanya mudah dibunuh menggunakan antibiotik. Jika telah diketahui jenis bakterinya maka bisa dipilihkan antibiotik yang sesuai. Sedangkan untuk virus, tidak ada yang efektif untuk membunuh virus. Jadi yang membunuh virus adalah daya tahan tubuh. Walaupun virus itu matinya cepat dengan sinar matahari, antiseptik, sabun, namun demikian karena perkembangan virusnya sangat cepat, hal itu sangat tergantung daya tahan tubuh manusia. Kalau daya tahan tubuhnya bagus maka akan Self Limiting Disease (penyakit yang akan sembuh sendiri dengan daya tahan tubuh).
“Namun demikian perlu menjadi perhatian, virus corona dibanding dengan virus yang terdahulu (seperti SARS, flu babi), ini adalah pandemi yang tingkat kematiannya cukup tinggi dan cukup cepat penyebarannya. Ilustrasinya, misal hari ini ada seribu virus dan mati 999, tapi sisa satu yang hidup itu besok akan berkembangbiak menjadi seribu lagi. Jadi PHBS (Pola Hidup Bersih Sehat) harus tetap setiap hari. Untuk virus corona ini, berat molekulnya besar jadi virus ini akan turun kebawah, menempel pada benda-benda dengan kemampuan hidup berjam-jam. Yang menjadi problem jika covid-19 ini menempel di inang yang cocok yaitu manusia ,terutama di saluran nafas, itu yang bisa bertahan lama. Maka dari itu rantai penularan harus diputus”, terang dr Hernowo.
Dr. Hernowo juga mengungkapkan untuk sementara kondisi Bojonegoro aman, namun sudah mulai bermunculan local transmission (transmisi lokal). Jadi misalnya ada orang yang positif Covid-19 bisa menulari orang yang lain. Ini yang perlu kita lakukan penyelidikan terus menerus. Begitu ada kasus positif Covid-19 pasti akan segera dilakukan tracking. Semua orang yang terutama datang dari zona merah diluar Bojonegoro, diharap tetap harus mengikuti protokol kesehatan. Semua warga Bojonegoro dimohon agar saling terbuka menginformasikan jika habis bepergian ke zona merah.
Paiman juga memberikan beberapa tips untuk warga Bojonegoro yang berada di rumah karantina untuk meningkatkan mental spiritualnya untuk membangun daya tahan tubuh. Pertama, harus sabar, jangan berontak, jangan melarikan diri. Kedua, harus selalu positif thinking, menstimulasi otak untuk berfikir positif agar daya tahan tubuh meningkat. Ketiga, sesekali melihat keindahah alam sekitar. Keempat, melakukan olahraga dan berjemur secara rutin. Kelima, bermeditasi atau berdzikir. Keenam adalah sering tersenyum dengan ikhlas. Ketujuh, sering bersosialisasi menyapa orang. Kedelapan, selalu jujur, karena berbohong akan membawa dampak negatif pada seseorang. Kesembilan melakukan kegemaran yang bisa membawa perasaan senang.
Sementara itu, dr. Hernowo juga mengingatkan untuk ruangan kerja atau rumah yang tertutup ber-AC memungkinkan virus Covid-19 hidup lebih lama, oleh karena itu ruang ber-AC harus rutin dibuka dan terkena sinar matahari. Selalu mengupayakan desinfectan terutama di tempat tertutup. “Agar menjadi perhatian dalam PHBS karena virus covid-19 dapat bertahap beberapa jam s/d hari pada berbagai benda, kita harus rajin membersihkan lingkungan sekitar, menggelorakan Germas (Gerakan Masyarakat Hidup Sehat), memaksimalkan physical distancing. Di PHBS yang paling penting, adalah rajin membersihkan lingkungan rumah dan ruang kerja. Tingkatkan daya tahan tubuh, puasa dengan benar, perbanyak ibadah untuk membentuk energi positif dalam rangka meningkatkan imunitas. Percaya bahwa Allah SWT akan selalu melindungi diri kita, asal kita mau mendekatkan diri kepada-Nya”, pungkasnya. (Nuty/Dinkominfo)
Sangat Puas
75 % |
Puas
6 % |
Cukup Puas
6 % |
Tidak Puas
13 % |