Ayo Mas Bro (Ayo Masyarakat Bojonegoro Produktif), siaran unggulan LPPL Malowopati mengudara kembali menyapa dan mencerdaskan para mitra setia Malowopati FM 95,8 MHz. Saluran interaksi line telepon 0353-880999 dan telepon/whatsapp di 08113322958 tetap terbuka menampung berbagai aspirasi dan keluhan khususnya masyarakat Bojonegoro. Setelah lewat 1 bulan lalu, edisi kali ini Senin 9 Juli 2018 mengupas tuntas tentang gerakan koperasi untuk penguatan ekonomi yang didukung oleh seluruh masyarakat Kabupaten Bojonegoro.

Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Mikro, Elzadeba Agustina, SH, M.Kes, sebagai narasumber utama menjelaskan bahwa 4 Sehat dalam Koperasi (Lembaga, Manajemen, Modal & Manfaat) tersebut mendukung sepenuhnya untuk jalannya sebuah koperasi, tetapi biasanya banyak koperasi yang tidak jalan karena kaitan dengan permodalan. Padahal di dalam suatu koperasi, permodalan bisa dari 2 sisi yaitu modal anggota (dalam bentuk simpanan pokok/wajib/manasuka) dan modal dari pihak ketiga yang tidak menyulitkan tapi mendukung (bunga rendah) sehingga modal itu dapat dikembangkan untuk usaha anggotanya. “Terkait modal tentunya kita membutuhkan sinergitas dengan semua pihak yang mendukung. Modal berapapun jika sudah masuk di koperasi akan habis. Modal itulah yang akan menggerakkan roda perekonomian dalam tubuh koperasi itu sendiri”, terang Elzadeba.

4 Sehat dalam koperasi tersebut juga harus didukung dengan peningkatan-peningkatan SDM. Dinas Koperasi dan UM banyak sekali melakukan pelatihan-pelatihan, bahkan  maupun di Dekopinda terdapat Lapenkop (Lembaga Pendidikan Koperasi) yang tujuannya menciptakan SDM-SDM koperasi yang berkualitas. Dukungan dari pemerintah pun juga sangat penting, antara lain membangun/membuat/menciptakan kebijakan-kebijakan berupa peraturan perundangan yang memihak dan memudahkan supaya ada yang mengayomi lembaga-lembaga koperasi. Kebijakan-kebijakan tersebut sudah banyak yang dterbitkan diantaranya untuk penguatan kelembagaan, penguatan SDM, dan lainnya. “Bahkan Dinas Koperasi dan UM mendapatkan penghargaan sebagai salah satu dinas pembuat kebijakan yang mendukung pertumbuhan ekonomi melalui gerakan koperasi yang ada di Provinsi Jawa Timur”, ungkap Elzadeba. Kbijakan itu diantaranta terkait pelaksanaan pelatihan-pelatihan yang dilaksanakan oleh lembaga yang berkompeten seperti Dekopinda.

Lebih lanjut Elzadeba mengungkapkan bahwa mendirikan koperasi tidaklah sulit, ada 20 anggota saja dia sudah mempunyai minat untuk mendirikan sebuah koperasi, ada modal, SDM pengelola dibolehkan didampingi Dinas Koperasi dan UM untuk mendirikan koperasi. “Namun sekarang untuk pendirian KSP (koperasi simpan pinjam) dibatasi. Koperasi yang didirikan, untuk simpan pinjam bukan hal utama, tapi jenis koperasi serba usaha (KSU) seperti ritel, toko, apotik. Jadi penghasilan didapatkan dari laba usaha”, terang Elzadeba.

Ketua Dekopinda Bojonegoro, Sriyadi Purnomo yang juga sebagai narasumber menyampaikan terkait sinergitas Dekopinda dengan Dinas Koperasi dan UM berjalan di semua bidang, mulai dari pendidikan anggota, kerjasama dengan beberapa gerakan koperasi maupun di luar koperasi yang intinya bahwa koperasi di Bojonegoro tidak hanya sebagai penonton tetapi sebagai pelaku. Investor-investor dapat bekerjasama dengan koperasi, karena koperasi-koperasi di Bojonegoro sudah tidak kecil lagi, omset lumayan banyak baik KPRI, KUD, Kopwan, Kopkar sehingga tidak salah Bojonegoro disebut sebagai kota koperasi dengan jumlah koperasi aktif mencapai 1.280 koperasi. (Nuty/Dinkominfo)


By Admin
Dibuat tanggal 10-07-2018
283 Dilihat
Bagaimana Tanggapan Anda?
Sangat Puas
79 %
Puas
7 %
Cukup Puas
0 %
Tidak Puas
14 %