Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bojonegoro dalam rangka meningkatkan peran lintas sektor pada penanggulangan AIDS-Tuberkulosis-Malaria (ATM) di Kabupaten Bojonegoro menggelar rapat koordinasi kemitraan yang digelar secara daring zoom dan luring, Rabu (02/11/2022) di Creative Room Lantai 6 Pemkab Bojonegoro.

Ibu Bupati Bojonegoro Anna Mu'awanah membuka rakor ini secara daring zoom melalui dukungan Dinas Komunikasi dan Informatika, serta secara luring diikuti oleh unsur Dinkes, Bappeda, Dinas Sosial, Kantor Kementerian Agama, Dinas Perinaker, Dinas PU Bima PR, Dinas Perhubungan, Dinas Pendidikan, Dinas PMD, Bagian Kesra Setda,KPA, PKK, BAZNAS, Forum Kabupaten Sehat, STIKES ICSADA Bojonegoro, Yayasan Pita Merah, Yayasan YABHYSA, RSUD Dr.R. Sosodoro Djatikoesoemo, RSUD Padangan, RSUD Sumberrejo, dan RSUD Kepohbaru.

Bupati Anna Mu'awanah dalam arahannya secara daring zoom mengungkapkan terkait ATM dengan adanya peningkatan kesadaran masyarakat namun jika kita lengah sedikit maka akan tumbuh lagi seperti jamur. Padahal di tingkat kecamatan, Pemkab melalui Kasi Trantib Kecamatan sudah melakukan pengendalian dan upaya-upaya pencegahan. Perlu dilakukan analisa dimana tempat prostitusi bukan lagi penyebab utama penularan HIV-AIDS namun bisa terjadi di Lapas, perilaku hidup hubungan sosial. Sehingga khusus bagi anak-anak juga harus diberikan pemahaman yang matang terkait edukasi seksual.

Bupati Anna menegaskan bahwa moralitas harus dikedepankan. Terkait edukasi seksual, lebih baik kita ketahui dan edukasi atau tidak kita ketahui tetapi tidak terkendali dan itu membuat seperti api dalam sekam. Selain itu terkait TBC sangat dipengaruhi oleh pola hidup. Sedangkan untuk kasus malaria karena kita tinggal di daerah tropis, minimal kita memiliki data peta agar kasus malaria tidak menyebar. Pola hidup sehat harus selalu diterapkan.   

"Semoga acara hari ini berjalan dengan baik, dan penurunan kasus AIDS, TBC dan pengendalian Malaria dapat mencegah jatuhnya korban. Di musim seperti ini kita tidak boleh lengah/lalai dalam pelayanan kesehatan, tutur Bupati Anna.

Sementara, Kepala Dinkes Ani Pujiningrum melaporkan, rakor ini juga dipantau secara langsung melalui zoom meeting oleh Ketua asosiasi Dinkes cabang Jawa Timur beserta tim yang ditunjuk oleh Kemenkes sebagai supervisi dari Dinkes di setiap kabupaten seluruh Indonesia. Rakor ini menindaklanjuti program Kemenkes untuk mengeliminasi HIV AIDS, Tuberkulosis, Malaria (ATM) yang ditargetkan akan dicapai tahun 2030.

Ani menjelaskan, situasi ATM di Bojonegoro sampai Oktober 2022 untuk HIV sebanyak 1.812 kasus dimana 344 bisa ditekan, 672 dalam proses pengawasan pengobatan dan sisanya meninggal/putus berobat (pindah) ke kabupaten lain. Permasalahan dari penderita HIV adalah stigma masyarakat bahwa mereka harus dijauhi sehingga banyak sekali yang HIV positif menjadi putus berobat. Oleh karena itu dibutuhkan peran serta semua pihak untuk memberikan edukasi terkait HIV AIDS bahwa jika penderita rajin berobat maka jumlah virus dapat ditekan dan tidak jatuh menjadi AIDS dan bisa bertahan hidup lebih lama.

Ani juga melaporkan untuk kasus tuberkulosis (TBC) di Bojonegoro tahun 2022 terdapat 1.282 kasus baru diantaranya 84% dalam proses pengobatan. TBC saat ditemukan secara dini, dengan pengobatan rutin maka bisa disembuhkan. Resiko ketika pengobatan tidak sampai tuntas maka pasien akan rentan dan resisten terhadap obat-obat yang disediakan pemerintah. Permasalahan yang dihadapi bahwa pasien tidak berobat secara rutin. Sisi lain semua faskes di Bojonegoro melayani pengobatan TBC namun tidak melaporkan hasilnya secara rutin ke Kemenkes.

"Kasus TBC ini masih fenomena gunung es dan semoga di tahun 2022 dengan gencarnya kita menemukan kasus TBC maka program eliminasi TBC bisa terlaksana dengan baik. Kami meminta komitmen semua fasyankes dalam pelaporan dan data kepada Kemenkes dan peran serta para pihak untuk pendampingan kepada penderita TBC dalam pengobatan sampai tuntas 6 bulan/1 tahun. Selain itu diharapkan peran lintas sektor terhadap dampak sosial yang dialami penderita TBC," harapnya.

Lebih lanjut, terkait Malaria pada tahun 2014 Bojonegoro sudah dinyatakan sebagai kabupaten dengan eliminasi malaria. Tetapi kasus baru tetap kami temukan diantaranya karena pendatang luar daerah yang datang membawa penyakit malaria. "Tahun 2030 nanti kami targetkan eradikasi malaria sehingga tidak ditemukan lagi kasus baru di Bojonegoro. Penguatan survelians dibantu peran serta masyarakat dan Puskesmas sangat kami harapkan," tandasnya.

Dalam kesempatan rakor ini, Direktur RSUD Sosodoro, dr. Hernowo menegaskan bahwa pihak RSUD siap mensupport semua kegiatan eliminasi ATM. Terkait kasus AIDS, pihak RSUD berupaya agar penderita positif HIV tidak sampai jatuh ke posisi AIDS. Sudah disiapkan poli meskipun saat ini pelayanan pada hari selasa s/d kamis. Tidak kalah pentingnya seperti disampaikan Ibu Bupati, gaya hidup bebas menjadi problem kita semua. Maka kedepan diharapkan untuk pengobatan bisa langsung ke Puskesmas. (nes/NN)


By Admin
Dibuat tanggal 03-11-2022
49 Dilihat
Bagaimana Tanggapan Anda?
Sangat Puas
76 %
Puas
10 %
Cukup Puas
5 %
Tidak Puas
10 %