Bojonegorokab.go.id - Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Bojonegoro dan Dinas Kesehatan Kabupaten Bojonegoro mengajak masyarakat untuk mengeliminasi penyakit TBC. Ajakan itu disampaikan lewat program SAPA! (Selamat Pagi!) Malowopati FM, Jumat (24/3/2023).
Dipandu penyiar Lia Yunita, SAPA! Malowopati FM menghadirkan narasumber dr. Rachmad Subagyo, Sp.P, dokter spesialis paru di Klinik Paru dan TB DOTS di RSUD Sumberrejo Bojonegoro. Selain itu juga menghadirkan narasumber dr. Whenny Dyah Prajanti, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit di Dinas Kesehatan Bojonegoro.
Siaran SAPA! Malowopati FM ini dapat diikuti secara live YouTube Malowopati Radio dan interaksi langsung melalui nomor WhatsApp 08113322958.
Menurut dr. Whenny Dyah Prajanti, pentingnya upaya eliminasi Tuberkulosis (TBC) sebagai salah satu cara mencegah penyebaran penyakit menular yang semakin mengkhawatirkan. TBC menjadi ancaman serius bagi kesehatan global, terutama dengan semakin mudahnya penyebaran penyakit ini akibat arus globalisasi transportasi dan migrasi penduduk.
Gejala TBC secara umum dimulai dari batuk berdahak. Namun, terdapat perbedaan durasi antara batuk biasa dan batuk karena TBC. Batuk karena gejala TBC dialami penderita lebih dari dua minggu. Batuk sendiri merupakan gejala khusus dari penyakit paru, hampir semua penyakit paru dimulai dari batuk.
"Gejala lainnya adalah penurunan nafsu makan disertai dengan demam selama satu minggu hingga satu bulan. Gejala lainnya yaitu berkeringat pada malam hari hingga sesak nafas," terangnya.
TBC disebabkan oleh infeksi bakteri mycobacterium tuberculosis yang menyerang organ paru-paru. Penularan TBC terjadi ketika seseorang menghirup udara yang terkontaminasi oleh bakteri tersebut. Bakteri ini dikeluarkan oleh orang yang terinfeksi TBC ketika mereka batuk atau bersin, dan dapat menyebar melalui percikan lendir.
Sementara itu dr. Rachmad menjelaskan bahwa penularan TBC ini hanya melalui udara yang terkontaminasi bakteri saja, tidak ada perantara lain. "Masyarakat tidak perlu khawatir, bakteri TBC hanya menular lewat udara yang terkontaminasi TBC. Bisa berasal dari batuk atau bersin seseorang yang sudah terinfeksi TBC. Bukan melalui berjabat tangan, atau penggunaan alat makan bersama seperti rumor yang biasanya beredar", jelasnya.
Kementerian kesehatan telah mencanangkan program penanggulangan TBC melalui Peraturan Presiden Nomor 67 Tahun 2021, bahwa diharapkan semua masyarakat untuk ikut berpartisipasi dalam eliminasi TBC di tahun 2030.
dr. Whenny menyampaikan bahwa penanggulangan TBC di Indonesia, khususnya di Bojonegoro adalah tujuan dan tanggungjawab bersama seluruh elemen masyarakat. Ia mengajak warga agar selalu optimis dalam penanggulangan TBC agar dapat tereliminasi di 2030 dengan menyatukan visi dan misi.
"Melalui tema nasional 'Ayo Bersama, Akhiri TBC, Indonesia Bisa', mari kita upayakan, kita sadarkan seluruh elemen masyarakat untuk mengeliminasi TBC dengan pengobatan bagi yang sudah sakit dan pencegahan bagi yang sehat," tuturnya. [iz/nn]
|
|
|
|
|
Sangat Puas
76 % |
Puas
10 % |
Cukup Puas
5 % |
Tidak Puas
10 % |