Kepala Dinas Kominfo Kabupaten Bojonegoro, Kusnandaka Tjatur P, paparkan perkembangan penanganan aduan LAPOR!, Sispan B03 serta menyampaikan bahwa Bojonegoro terpilih sebagai wakil Indonesia yang masuk dalam 15 Pilot Project OGP (Open Government Partnership) Internasional pada rapat evaluasi kinerja rutin tiap jumat di rumah dinas Bupati Bojonegoro, Jumat, 8 April 2016. Kepala Dinas Kominfo melaporkan beberapa hal terkait perkembangan penanganan aduan LAPOR! per 6 April 2016 dan evalusi kinerja B03 melalui aplikasi Sistem Pemantaun (Sispan) sebagai berikut :
Terkait Kategori Laporan dimana 12% termasuk kategori aspirasi, Kepala Dinas Kominfo menyampaikan bahwa hal tersebut merupakan fitur tambahan yang diajukan oleh Dinas Kominfo untuk menunjukkan bahwa Pemkab Bojonegoro tidak hanya menangani aduan publik namun juga mengakomodir aspirasi rakyat, selain itu dapat menunjukkan perkembangan paradigma dan mental masyarakat bahwa tidak hanya mengadu telah ada perubahan mental untuk menyampaikan aspirasi.
Lebih lanjut lagi Kepala Dinas Kominfo menyampaikan bahwa aplikasi Sispan dan LAPOR! akan diterapkan ke seluruh daerah di Indonesia, dan untuk penerapan Sispan dan LAPOR di daerah Indonesia timur, Bojonegoro akan ditugaskan menjadi narasumber untuk implementasi aplikasi KSP tersebut. Penerapan aplikasi ini untuk Bojonegoro memiliki karakteristik yang jauh berbeda dibandingkan dengan di Bandung dan Jakarta yang telah lebih dulu menerapkan LAPOR!, Sismon, dan Open Data. Bojonegoro secara geografis 40,15% adalah wilayah hutan, dimana koneksi yang berbasis IT tidak mungkin menjangkau sampai ke tingkat ini. Kemudian dari sisi SDM, Bojonegoro sangat terbatas dalam hal pendidikan tinggi bidang IT, namun sebagian besar adalah tingkat SMK yang akhirnya dimanfaatkan melalui praktek kerja lapangan untuk peningkatan SDM masyarakat terutama bidang IT. Selain itu dikembangkan melalui komunitas penggiat IT seperti RTIK, Blogger, Jaringan Informasi Masyarakat (JIM) dan komunitas lainnya yang sudah mandiri dengan cara bekerjasama dengan perusahaan Migas di Bojonegoro.
Kepala Dinas Kominfo menambahkan bahwa terkait LAPOR!, seluruh mekanisme keterbukaan informasi dan sarana aksesbilitas informasi yang non IT yaitu aduan melalui Dialog Publik, SMS ke radio, SMS ke Bapak Bupati, SMS ke pimpinan SKPD, media cetak (mata radar), dan twitter telah diintegrasikan ke sistem LAPOR! sehingga seluruh keluhan masyarakat Bojonegoro dapat terbaca dari sistem LAPOR!.
Paparan Kepala Dinas Kominfo diatas mendapat perhatian khusus Tim dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia yang melakukan audiensi di Pemkab Bojonegoro yang ditunjuk menjadi pilot project sasaran penyusunan grand design dan roadmap reformasi birokrasi.
Beberapa arahan sebelum paparan Kepala Dinas Kominfo telah disampaikan oleh Bapak Wakil Bupati Bojonegoro, Drs. H. Setyo Hartono, MM, dimana Beliau menyoroti paparan KAK Perencanaan dan KAK Pelaksanaan yang disampaikan oleh Direktur PD Pasar Bojonegoro, yang seharusnya langsung fokus pada strategi-strategi pengelolaan pasar di kecamatan-kecamatan yang efektif dan efisien. Bapak Wakil Bupati memerintahkan agar dilakukan Inventarisasi terhadap pasar-pasar mana yang tidak produktif apakah strategi yang tepat harus segera dilakukan, bagaimana pengelolaan pendapatannya, sehingga jangan sampai besar pasak daripada tiang.
Selanjutnya event besar saat ini di bidang pendidikan yaitu evaluasi pelaksanaan Ujian Nasional 2016 disampaikan oleh Kepala Dinas Pendidikan, Drs. H. Hanafi, MM beberapa diantaranya sebagai berikut :
Berikutnya setelah beberapa paparan Kepala SKPD, Bapak Bupati Bojonegoro menyampaikan terkait kepercayaan dunia internasional kepada Bojonegoro menjadi pilot project untuk Open Government Partnership dalam Social Commitment Purpose, dari 45 negara yang diseleksi, terpilih 15 negara, dimana Indonesia diwakili oleh Bojonegoro.
Bapak Bupati melanjutkan arahannya terkait KAK Perencanaan dan KAK Pelaksanaan, bahwa para Camat sudah diinstruksikan agar membuat KAK RT/RW, Kebersihan, dan Pasar Desa. Kemudian disampaikan sasaran dari KAK tidak hanya kegiatan publik (luar) namun juga kegiatan internal seperti pelatihan/diklat di BKD. Strategi kita adalah pendekatan kolaboratif, problem solving, dan pragmatisme (harus ada dampak dan hasil yang terukur). Beliau memerintahan kepada Bapak Sekretaris Daerah agar Nota Dinas harus mengacu pada KAK, yaitu masalahnya apa, yang ingin dipecahkan apa, apa yang boleh/tidak boleh ada, lalu langkah-langkahnya apa. Walaupun kegiatan sudah rutin, tetap harus dibuatkan KAK karena kontennya harus baru. Beliau memberikan penekanan bahwa SKPD seharusnya tidak terjebak dalam nomenklatur seperti yang terjadi selama ini, tidak kreatif, sudah merasa nyaman dengan nomenklatur yang ada, selfish bukan service. Pemkab ini menggunakan uang rakyat untuk melayani rakyat jadi harus betul bahwa itu problem solving oriented, pragmatism (ada dampaknya), dan kolaboratif. Karena ini problem solving maka tidak bisa diputuskan sendirian, semua yang terkait harus diajak bicara untuk tahu bahwa semua ini problem solving sehingga Colaborative Action, inilah spirit dari Partnership. Maka dari itu semua SKPD benar-benar diminta, harus memiliki KAK Perencanaan dan Pelaksanaan tersebut.
Kepala Bidang Penyiapan dan Perumusan Kebijakan Sistem Kelembagaan dan Tata Laksana Kemen PAN dan RB, Drs. M. Hanan Rahmadi, S.Sos, Msi, pada kesempatan akhir menyampaikan bahwa dari Kemen PAN dan RB menyambut baik dan sangat mengapresiasi atas apa yang telah dilakukan oleh Pemkab Bojonegoro dimana hal ini sudah sangat sejalan dengan program pemerintah dalam yaitu program reformasi birokrasi dalam rangka mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance). Beliau mengapresiasi penerapan aplikasi Sistem Pemantauan dan LAPOR dalam rangka mewujudkan Open Government. (Nuty/Dinkominfo)
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
Sangat Puas
74 % |
Puas
11 % |
Cukup Puas
5 % |
Tidak Puas
11 % |