Sebagai langkah melestarikan budaya jawa, Pemkab Bojonegoro menggelar Edu Camp bagi para pemuda. Edu Camp selama dua hari, mulai Sabtu (18/10/2025) hingga Minggu (19/10/2025), ini merupakan bagian rangkaian peringatan Hari Jadi Bojonegoro (HJB) ke-348 tahun 2025.

Edu Camp yang digelar Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) ini dipusatkan di kawasan Objek Wisata Kayangan Api, di Desa Sendangharjo, Kecamatan Ngasem.  

Pada rangkaian acara, pada Sabtu (18/10/2025), para peserta disuguhi penampilan reog dan jaranan dari komunitas Paguyuban Jaranan dan Reog Bojonegoro (Pajarebo). Dalam kegiatan ini, peserta juga mendapatkan pengetahuan tentang objek wisata Kayangan Api, serta budaya lokal yang ada.  

Sedang pada Minggu (19/10/2025), para peserta diberikan coaching clinic terkait seni reog dan jaranan. Tujuannya untuk memberikan edukasi kepada anak-anak muda terkait reog dan jaranan, yang menjadi bagian budaya Bojonegoro.

Kepala Disbudpar Kabupaten Bojonegoro, Welly Fitrama menjelaskan kegiatan ini menggandeng Saka Pariwisata Kabupaten Bojonegoro. Lewat kegiatan ini, Pemkab hendak mengenalkan wisata sekaligus menjadi bagian dari prosesi pengambilan dan penyemayaman api abadi HJB ke-348 tahun 2025.

“Edu Camp ini untuk “nguri-nguri” budaya Jawa, di mana ada pembinaan kepada anak-anak muda yang memang punya passion kepada pariwisata,” terangnya. 

Welly Fitrama mengungkapkan pada Sabtu malam (18/10/2025), digelar penampilan reog dan jaranan dari komunitas Paguyuban Jaranan dan Reog Bojonegoro (Pajarebo). Kemudian pada Minggu (19/10/2025 “coaching clinic” dari Paguyuban Jaranan dan Reog Bojonegoro (Pajarebo) kepada anak-anak SMA Negeri 1 Dander sebanyak 80 anak, dan 50 anak dari SMP Negeri 1 Ngasem. Pada coaching clinic ini, para siswa memperoleh pemahaman, terkait reog dan jaranan, mulai dari gerakan hingga musiknya. 

Sementara itu, Pimpinan Jaranan Abunawas Saputro, dari Desa Megale, Kecamatan Kedungadem, Kabupaten Bojonegoro, H Suraji, mengungkapkan bahwa Komunitas Pajarebo di Bojonegoro saat ini memiliki hampir 60 grup reog dan Jaranan.

Suraji yang juga Kepala Desa Megale tersebut menjelaskan dari 60 grup, sebanyak 56 grup masih aktif. Menurut dia, perkembangan seni jaranan di Kabupaten Bojonegoro cukup menggembirakan. Hal ini terbukti dengan adanya masyarakat yang masih mendatangkan atau nanggap Jaranan.

“Jadi hiburan sekaran itu yang paling aman itu tinggal jaranan. Jaranan itu mulai anak kecil sampai orang tua senang semua.” tutur H Suraji.

Suraji juga mengucapkan terima kasih kepada Pemkab Bojonegoro, yang sangat peduli terhadap pegiat seni dan budaya, khususnya reog dan jaranan.[*/ans]


By Admin
Dibuat tanggal 21-10-2025
4 Dilihat
Bagaimana Tanggapan Anda?
Sangat Puas
76 %
Puas
10 %
Cukup Puas
5 %
Tidak Puas
10 %