Tangan Tri Astutik begitu terampil. Jari-jarinya menari membuat pola bunga di selembar kain putih. Dengan tenang, ia mencelupkan canting ke wajan berisi malam (lilin), melapisi motif yang tadinya dari pensil menjadi warna kekuningan karena proses malam yang menempel di kain.
Sebagai Ketua Kelompok Batik Sekar Rinambat asal Desa Dolokgede, Kecamatan Tambakrejo, Kabupaten Bojonegoro, Tri Asutik memang terbiasa membatik. Siang itu, ia memperagakan cara 'nyanting'. Tri adalah salah satu perempuan berdaya binaan Pertamina EP Cepu (PEPC) dan ADEMOS pada 2016 silam. Lalu bergabung dengan DPC Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI) Bojonegoro, sekitar lima bulan lalu.
Dijumpai saat Lomba Desain Motif Batik Bunga, Kamis (18/12/2025) di Pendopo Malowopati, Pemkab Bojonegoro, Tutik-sapaan akrabnya-mengatakan motif terbaru saat ini yang diproduksinya ialah Agni Amerta dan Sewu Sendang. Selain itu juga ada motif Mliwis Putih, Wonocolo, serta Waduk Pacal. Semua motif tersebut menggambarkan kekhasan Kabupaten Bojonegoro beserta keindahan di dalamnya.
Harga setiap kain batik bervariasi tergantung jenis kain dan teknik pembuatannya. Mulai Rp 70 ribu sampai Rp 250 ribu. "Batik cap menjadi pilihan mayoritas. Selain laku dipasaran, harganya cukup terjangkau. Untuk batik tulis berkisar Rp 300 ribu ke atas dan bisa sampai Rp 1 juta jika full motif," jelasnya. Tutik menuturkan, rerata peminat kain batik mencari batik dengan harga berkisar antara Rp 150 ribu hingga Rp 160 ribu.
Dengan mengikuti berbagai pameran, ia berharap peminat batik semakin meluas, sekaligus mengkampanyekan bangga memakai produk asli Indonesia khususnya Bojonegoro. [cs/nn/ans]
|
|
|
|
|
Sangat Puas
76 % |
Puas
10 % |
Cukup Puas
5 % |
Tidak Puas
10 % |