Bupati Bojonegoro, Drs. H. Suyoto, M.Si (Kang Yoto), menyanyikan lagu terbarunya yang berjudul “Pura-Pura” pada Dialog Interaktif Edisi 174 Periode Ke-2, Jum’at 24 Pebruari 2017. Kang Yoto menyampaikan bahwa saat ini Beliau sedang membuat 4 lagu, salah satunya adalah lagu berjudul “Pura-pura” yang dinyanyikan di hadapan peserta Dialog Interaktif. Beliau Kang Yoto menyatakan bahwa lagu tersebut bukan untuk orang lain, namun kritik untuk dirinya sendiri karena selama ini pura-pura baik, pura-pura cakap, pura-pura serius, pura-pura peduli. Kang Yoto mengkritik dirinya sendiri, menurut Beliau, kalau begitu tadi namanya lagu pencitraan.
Kang Yoto mengatakan di dalam lirik lagu tersebut bahwa perjalanan hidup selama ini hebat, sekian lama menelusuri ternyata musuh utama hidupnya bukan dimana-mana, namun ada di dalam dirinya sendiri, makin lama tak henti berpura-pura. Oleh karena itu Kang Yoto sampai pada kesimpulan Hidup Tanpa Tulusnya Cinta, itu adalah Kepura-puraan. “Hidupku tanpa tulusnya cinta, hanyalah kepura-puraan, oooo.. pura-pura, semakin lama tak henti berpura-pura, lagiii pencitraan namanya” demikian Kang Yoto menyanyikan lagu berjudul “Pura-pura”. Menurut Kang Yoto, ini mewakili suara hatinya masing-masing karena zamannya adalah zaman pura-pura.
Selanjutnya Kang Yoto juga menyanyikan lagunya yang ke-2, berjudul “Ojo Lali Bahagia”. Kang Yoto menyampaikan bahwa orang yang nikah tujuannya adalah untuk bahagia, tapi setelah menikah malah lupa bahagianya. “Kepingin punya anak setelah punya anak lupa bahagianya, kepingin cari rejeki, setelah mendapat rejeki lupa bahagianya, ingin kerja setelah mendapat pekerjaan lupa bahagianya, karena itu maka Kang Yoto membuat lagu Ojo Lali Bahagia”, begitu tutur Kang Yoto. Rumangsaku wis tak pesenke, ning ora teko-teko, rumangsaku wis tak belanjakne ning ora oleh barang, opo to aku durung pantes, opo to pancene aku durung wahaye oleh, padahal donya brono wis tak duweni, pangkat lan kepaesan, nangdi sliramu sing tak goleki, pengin aku ngrasakne bahagia ing uripku, duh Gusti aku nyuwun pangapuro, barang sing ketok sing cedak ning atiku malah aku ora iso nemokne, moko ayo do urip sing tenanan ojo lali bahagia, begitulah cuplikan lirik lagu yang disampaikan Kang Yoto, esensi lagu itu adalah Bahagia.
Salah satu hal yang cukup menarik dalam Dialog Interaktif Edisi 174 ini, adalah bahwa Kang Yoto menyampaikan keinginannya untuk membuat lagu yang bertemakan kenangan terindah, seperti lagu hitsnya grup Samson. Beliau ingin menulis lagu kenangan terindah selama di Bojonegoro karena tahun depan Kang Yoto sudah habis masa kontraknya. Kang Yoto menambahkan bahwa hal ini dilakukan agar yang telah dilakukan selama ini tidak berkesan “nek wis bar yo bar”. Kang Yoto menyatakan bahwa Beliau mulai melepas jabatan. Selanjutnya kang Yoto juga menyampaikan bahwa Beliau membuat lagu berjudul “Ayo Indonesia” yang merupakan gubahan dari lagu “Ayo Bojonegoro”, karena radikalisme yang tinggi ini perlu penyepuhan kembali tentang ayo ke-indonesiaan. Sedangkan lagu ke-4 berjudul “Kesungguhan” yang mana lagu ini dulunya berjudul “Pasrah”. Lagu “Ayo Indonesia” oleh Kang Yoto video klipnya akan dibuat di lantai 8 Gedung Pemkab Bojonegoro, di Hutan Bubulan, yang mana anak-anak dengan berbagai etnik memegang bendera Merah Putih, lalu akan diteruskan di puncak Atas Angin Sekar. Rencananya video klip tersebut akan dipromosikan di Youtube serta Facebook, dan jika hal tersebut masuk maka akan dipromosikan di beberapa stasiun televisi. Kang Yoto menyatakan obsesinya ingin membuktikan bahwa dari Bojonegoro pun bisa berkontribusi untuk Indonesia.
Terkait beberapa keluhan akses pendaftaran dan uji coba aplikasi TOEFL, Kang Yoto menjelaskan bahwa guru yang masuk masuk dan terekam untuk ikut tes sudah dicek jumlahnya 5.000. Banyak yang komentar bermacam-macam terkait test TOEFL tersebut. Untuk kendala teknis masalah akses yang sulit, Kang Yoto sudah memerintahkan untuk terus dilakukan perbaikan karena memang di beberapa tempat yang sinyalnya down tidak bisa mengaksesnya. Secara umum, jumlah 5.000 yang terdaftar itu sudah luar biasa. Kang Yoto menegaskan mengapa harus tes TOEFL, karena jika yang dilakukan adalah tes terkait hal-hal lain yang sifatnya normatif itu hasilnya tidak jelas. Melalui tes TOEFL akan diketahui kemampuan bahasa Inggris PNS Bojonegoro seperti apa, dan alasan kenapa hal ini oleh Kang Yoto dikaitkan dengan TPP, harapannya agar tunjangannya itu tidak untuk cicilan pinjaman bank, karena dikuatirkan jika sudah untuk cicilan pinjaman, maka seseorang akan merasa tidak mendapat tunjangan lagi, padahal tunjangan itu sifatnya bisa dapat bisa tidak. (Nuty/Dinkominfo)
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
Sangat Puas
74 % |
Puas
11 % |
Cukup Puas
5 % |
Tidak Puas
11 % |