Ada hal yang cukup menarik pada pelaksanaan Dialog Interaktif Edisi 177 Periode 2, Jumat 17 Maret 2017 di Pendopo Malowopati. Pada Dialog Interaktif yang juga disiarkan secara langsung melalui Radio Malowopati FM (95,8 MHz), siaran relay Radio Kota FM (89,1 Mhz), dan streaming youtube Media Interaktif Bojonegoro, Bupati Bojonegoro (Kang Yoto) menyampaikan tips untuk meraih sukses hidup yaitu keterampilan hidup, tanpa menonjolkan gelar-gelar pendidikan. Kang Yoto menegaskan bahwa keterampilan hidup, asal tau punya niat baik, punya produk hidup, bisa berkomunikasi, bisa berfikir kritis, bisa berfikir inovatif, punya cara untuk bahagia, dan kolaborasi, insya Allah sukses hidup akan diraih. Tanda-tanda sukses akan menjauh jika manusia hanya selalu mengeluh, tidak bisa berkomunikasi, dan tidak bisa berkolaborasi. “Padahal tanda sukses itu ada empat, pertama rejeki, kedua kedudukan, ketiga pujian, keempat cinta”, demikian tegas Kang Yoto. Kang Yoto memberikan contoh sukses hidup salah seorang pengusaha makanan bernama Wawan, yang hanya lulusan kelas 4 SD di Sumberrejo memiliki bisnis Soto Wawan dan Bebek Harissa dengan cabang se-Indonesia lebih dari 90.

       Kang Yoto menanggapi aspirasi Pak Tamyis, menyampaikan tentang perbedaan antara orang kota dan desa, antara Pemkab dan Pemkot. Pertama,jika orang desa pandai akan lari ke kota, kalau orang kota bento (gila) akan lari ke desa. Kedua, jika orang kota punya uang maka akan bisnis di desa dan uang hasil bisnisnya akan dibawa kembali ke kota, hal ini berbeda dengan orang desa, jika punya uang akan dibelanjakan di kota dan jika habis akan pulang kembali ke desa. Ketiga, jika orang desa disuruh membayar pajak akan protes, jika orang kota makan apapun, membayar apapun jika harus membayar pajak akan patuh. “Wong kutho (orang kota) mandiri, wong ndeso (orang desa) sedikit-sedikit minta bantuan, minta sumbangan, Saat kondisi sakit orang kota membayar sendiri, sedangkan orang desa minta dibayari” demikian ungkap Kang Yoto. Oleh karena itu Kang Yoto telah menginstruksikan bahwa di RSUD Sosodoro mulai sekarang tidak ada kelas I, kelas II, dan kelas III, namun saat ini kelas III akan diberi nama kelas utama karena saat kondisi sakit juga dibayari oleh negara. Selanjutnya kelas yang membayar sedikit diberi istilah kelas premium, dan yang paling banyak membayar diberi istilah kelas matoh. Kelas utama yang dibayari oleh negara adalah kelas paling top seperti BPJS, Jamkesda, dan bagi pemilik KIS.

       Selanjutnya Kepala Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja, Agus Supriyanto menanggapi arahan Bupati Bojonegoro Kang Yoto, melaporkan bahwa terkait tenaga kerja Bojonegoro terutama yang masih muda, beberapa waktu lalu Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja telah menyelenggarakan job fair mini di SMKN 1 Baureno, SMKN 3 Bojonegoro, SMKN 1 Purwosari bekerjasama dengan Cabang Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur dan juga melaksanakan 2 kali masa orientasi bagi calon tenaga kerja yang akan dilepas ke masyarakat. Bahwa bagi mayoritas tenaga kerja muda, kerja dimanapun tidak menjadi masalah, yang terpenting adalah berapa gajinya dan UMK berapa. Agus Supriyanto juga melaporkan bahwa pihaknya telah melepas 76 orang tenaga kerja muda, 1 orang ke Cina, 32 orang ke Jepang dan sisanya memilih luar Bojonegoro karena merasa UMK Bojonegoro masih kurang, seperti di Mojokerto (3,2 juta), di Cikarang sekitar 6 juta. Terkait pertanyaan “City Gas” Agus Supriyanto menjelaskan bahwa bulan Oktober 2016 lalu telah dilakukan koordinasi bersama Kabupaten Blora ke Kementerian ESDM saat itu, yang mana realisasinya ternyata menunggu pembangunan pipa gas antara Gresik - Semarang, dan hingga akhir tahun 2016 belum ada perkembangan lagi. (Nuty/Dinkominfo)


By Admin
Dibuat tanggal 18-03-2017
391 Dilihat
Bagaimana Tanggapan Anda?
Sangat Puas
79 %
Puas
7 %
Cukup Puas
0 %
Tidak Puas
14 %