Pencanangan Gerakan Ayo Sekolah dan Anti Drop Out sebagai wujud pendidikan yang merata dan berkualitas merupakan salah satu topik pembahasan utama dalam Rapat Manajemen Review, Jumat pagi 28 April 2017 di rumah dinas Bupati Bojonegoro. Dalam rapat tersebut dibahas persiapan pelaksanaan Upacara Peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas), Selasa 2 Mei 2017 besok yang mengambil tema “Mewujudkan dan Memantapkan Pendidikan yang Merata dan Berkualitas di Kabupaten Bojonegoro.

       Bupati Bojonegoro, Drs. H. Suyoto, M.Si (Kang Yoto) menegaskan akan ada sesuatu yang berbeda dalam gelar upacara Hardiknas Tahun 2017 kali ini. Jika upacara-upacara Hardiknas sebelumnya didominasi peserta pelajar dan mahasiswa, maka untuk tahun ini akan diikuti pula oleh anak usia 13-18 tahun yang putus sekolah serta melibatkan forum PAUD Desa dan Kecamatan. Keikutsertaan anak putus sekolah dalam upacara kali ini terbagi dalam barisan-barisan per-kecamatan yang didampingi oleh Camat dan Kepala Desa serta pengelola pendidikan baik dari sekolah maupun pengelola kejar paket, dengan harapan pengelola pendidikan bisa "belanja murid" saat itu juga, dengan biaya pendidikan dari Pemkab. Ini adalah sebuah gerakan Anti Drop Out dan gerakan Ayo Sekolah ala Bojonegoro.

       Berdasarkan validasi yang dilakukan tim teknis Dinas Pendidikan Bojonegoro dibantu pemerintah Desa dan Kecamatan, didapatkan jumlah anak tidak sekolah di Bojonegoro  sebanyak 3.769 orang. Dari jumlah tersebut 388 orang putus sekolah karena menikah, 957 orang putus sekolah karena bekerja di luar daerah, 99 orang putus sekolah karena berkebutuhan khusus (difabel) dan yang terkonfirmasi untuk bisa dihadirkan dalam upacara sejumlah 2020 orang.

       Jumlah anak tidak sekolah hasil pendataan tim teknis ini ternyata jauh lebih kecil dari informasi yang disampaikan oleh BPS sebagaimana berkembang di media cetak/online. Dari data BPS, tercatat jumlah anak putus sekolah tingkat sekolah dasar (SD) atau Madrasah Ibtidaiyah (MI) sekitar 10.000 anak, untuk tingkat sekolah menengah pertama (SMP) atau Madrasah Tsanawiyah (MTs) sebanyak 11.000 anak, dan bahkan untuk tingkat sekolah menengah atas (SMA) atau Madrasah Aliyah (MA) sebanyak 21.000 anak. Sehingga menurut BPS tercatat ada 42.000 anak putus sekolah di Bojonegoro, namun ternyata di lapangan hal itu sulit untuk ditemukan.

Dalam upacara Hardiknas tahun 2017 ini juga akan dilaksanakan 3 Deklarasi, yaitu :

  1. Deklarasi anak tidak sekolah untuk kembali bersekolah;
  2. Deklarasi pengelola pendidikan untuk menerima anak-anak putus sekolah kembali bersekolah;
  3. Deklarasi wajib pendidikan 14 tahun.

Pelaksanaan upacara Hardiknas tahun 2017 dan 3 deklarasi tersebut akan diselenggarakan di Stadion Letjen H. Soedirman Bojonegoro. (dikutip Nuty/Dinkominfo)


By Admin
Dibuat tanggal 29-04-2017
770 Dilihat
Bagaimana Tanggapan Anda?
Sangat Puas
74 %
Puas
11 %
Cukup Puas
5 %
Tidak Puas
11 %