MAVC (Make All Voices Count)-Hivos, NGO Internasional kunjungi Bojonegoro untuk membahas re-tracing proyek mereka di Bojonegoro yaitu Game My Village (GMV) yang dikerjakan NGO Sinergantara dan Bojonegoro Institute (BI). Perwakilan dari MAVC yaitu Anastasia Gravilli (Communication Officer) yang bermarkas di Belanda dan perwakilan dari Hivos yaitu Ria Ernunsari (Country Engagement Developer Indonesia-Pakistan) diterima di Dinas Komunikasi dan Informatika, Gedung Pemkab Bojonegoro Lantai 3, Kamis 20 Juli 2017. Hadir juga dalam pertemuan tersebut dari BAPPEDA Bojonegoro, Dinas PMD Bojonegoro, dan Kades Ngringinrejo Kecamatan Kalitidu.
Ria Ernunsari (Hivos) menyampaikan sesuai surat yang mereka kirim beberapa waktu lalu bahwa tujuan kunjungannya terkait penerapan Game My Village. Mereka ingin melihat dan mengetahui nilai tambah (added value) teknologi, keterlibatan warga dan UU Desa, melihat bagaimana CSO terkait membangun dan memelihara hubungan dengan Pemkab Bojonegoro, serta hubungan agenda kerja ini dengan Open Government Partnership (OGP).
“Kami melihat bahwa Pemkab Bojonegoro itu cukup maju dalam isu-isu keterbukaan, isu-isu transparansi, dan akuntabilitas. Sebuah prestasi besar bahwa Bojonegoro menjadi bagian dari inisiatif OGP”, cukup memiliki komitmen dalam isu-isu keterbukaan khususnya lagi keterbukaan yang didorong oleh penggunaan teknologi. Itu yang kami lihat sebagai prestasi”, ungkap Ria Ernunsari. Kehadiran mereka karena melihat apa yang ada di Bojonegoro telah terjadi sebuah perubahan yang signifikan karena inisiatif-inisiatif yang dikerjakan Bojonegoro Institute (BI) dan Sinergantara yang bersinergi dengan baik sekali dengan Pemkab Bojonegoro. Ria menyampaikan bahwa ada beberapa hal tentang penerapan Game My Village yang ingin ditanyakan langsung tentang kualitas data, kontribusi, dan perubahan. Mereka menginginkan contoh-contoh mengenai partisipasi publik dan rekomendasi-rekomendasi selama Musrenbang Desa berlangsung seperti peningkatan jumlah peserta Musrenbang dan keaktifan peserta Musrenbang.
Menanggapi hal tersebut, AW Saiful Huda Direktur Bojonegoro Institute (BI) menjelaskan bahwa pertama kali menerapkan Game My Village yaitu di 4 Desa pilot project yaitu Desa Ngringinrejo Kecamatan Kalitidu, Desa Klampok Kecamatan Kapas, Desa Duwel Kecamatan Kedungadem, dan Desa Napis Kecamatan Tambakrejo. “Mekanisme GMV itu, awalnya relawan mengambil data-data yang potensial dan obyek-obyek yang memungkinkan untuk diusulkan dalam Musrenbang Desa. Dengan menggunakan pendekatan GMV maka obyek-obyek yang diusulkan akan difoto dan masuk ke sistem GMV sehingga akan memperkuat akuntabilitas karena berbasis GPS dan realtime dan bisa difoto perkembangan 0%, 50%, dan 100%. Pada saat Musrenbang hasil-hasil inputing relawan akan ditampilkan di GMV. Karena Musrenbang ini memakai IT yang tidak familier dengan mereka, ini menjadikan masyarakat tertarik untuk hadir, partisipasi cukup tinggi”, terang AW Saiful Huda.
Zunaedi dari BAPPEDA juga memberikan tanggapan positif dengan penerapan GMV, karena usulan-usulan dari desa disertai dengan data-data foto, lebih akurat dan akuntabel, tingkat partisipasi pun lebih tinggi. Untuk musrenbang Kabupaten, usulan-usulan itu adalah yang tidak bisa ditangani sendiri oleh desa, tentunya dengan penerapan GMV yang telah dilengkapi foto-foto akan sangat membantu Kabupaten terkait dengan obyek atau permasalahan yang diusulkan. Menanggapi hal ini, AW Saiful Huda menyampaikan bahwa Pemkab Bojonegoro saat ini telah memiliki aplikasi Musrenbang atau e planning, namun untuk GMV belum terintegrasi dengan e planning tersebut. Diharapkan agar Hivos MAVC dapat mendorong integrasi tersebut, sehingga tidak perlu ada input data yang berkali-kali.
Nuriski Imandari Kabid TIK Dinas Kominfo Bojonegoro juga memberikan beberapa penjelasan tentang penerapan GMV di Bojonegoro yang mana antusiasme dan partisipasi masyarakat dalam musrenbang desa dengan GMV cukup bagus, meskipun harus diakui secara SDM masyarakat sebenarnya belum begitu memahami cara penggunaan GMV sehingga masih memerlukan peran aktif relawan khususnya dari Bojonegoro Institute. Terkait Revolusi Data Nuriski juga menjelaskan bahwa Bojonegoro saat ini dalam proses penyusunan base data Dasa Wisma melalui aplikasi Dawis yang dikembangkan oleh Dinas Kominfo dan pengerjaan inputing datanya dilakukan oleh Kader-Kader PKK Desa.
Perwakilan NGO internasional tersebut juga menyempatkan untuk mengunjungi kantor Pemdes dan agrowisata belimbing Desa Ngringinrejo Kecamatan Kalitidu. Mereka menanyakan langsung dan melihat data-data pelaksanaan musrenbang desa kepada perangkat desa Ngringinrejo yang sedang bertugas. Mereka menerima penjelasan dari Ibu Kades Ngringinrejo tentang pengerjaan input data buku pink ke aplikasi dawis, sekaligus menyaksikan secara langsung saat operator aplikasi dawis Ngringinrejo memasukkan data ke aplikasi. (Nuty/Dinkomifo)
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
Sangat Puas
74 % |
Puas
11 % |
Cukup Puas
5 % |
Tidak Puas
11 % |