Tim Penggerak (TP) PKK dan para Kader PKK bukan sekedar organisasi wanita, namun sebaliknya organisasi ini memiliki kiprah yang luar biasa baik sebagai mitra, ujung tombak dan pencetus gagasan dan inovasi. Bisa dikatakan antara Bupati dan PKK, yang paling berkuasa adalah PKK karena bisa menggerakan dan menyuruh tanpa punya kekuasaan mulai di rumah, desa, kecamatan bahkan kabupaten dan negara. Demikian disampaikan Bupati Bojonegoro Drs. H. Suyoto, MSi (Kang Yoto) pada hari Selasa, 1 Agustus 2017 di Pendopo Malowopati Pemerintah Kabupaten Bojonegoro saat memberikan sambutan dalam pembukaan Rapat Kerja Tim Penggerak PKK Kabupaten Bojonegoro Tahun 2017.
Raker tersebut akan dilaksanakan selama 5 hari mulai tanggal 1 sampai dengan 3 Agustus dan akan dilanjutkan pada tanggal 7 dan 8 Agustus 2017 dengan peserta Ketua Tim Penggerak PKK Kecamatan dan Desa serta Kader PKK di semua bidang dan Pokja di seluruh Desa dan Kelurahan di Kabupaten Bojonegoro.
Pembangunan yang dilaksanakan di Kabupaten Bojonegoro ini diantaranya dimulai dari ibu-ibu kader PKK melalui Dasa Wisma. Dicontohkan dengan data dawis kita bisa mengetahui jumlah ODF atau kepemilikan jamban. Kemudian kita bisa mengetahui jumlah balita gizi kurang secara gamblang dengan menyertakan nama serta alamat. Menurut Kang Yoto preventif gizi buruk yang mengetahui terlebih dahulu adalah ibu-ibu yakni kader PKK. Bupati menuturkan, jika rapat evaluasi setiap jumat kita akan memaparkan kondisi balita dan penddikan di Bojonegoro. Seperti saat ini dimana kita benar-benar mendata jumlah anak-anak usia sekolah di Kabupaten Bojonegoro. Para Camat kini tengah membuat laporan detail anak usia sekolah yang tidak bersekolah. Jika diketahui maka orang tua dan anak akan di panggil di Polsek untuk mengetahui secara gamblang mengapa mereka tidak bersekolah. Oleh karenanya kedepan Pemkab Bojonegoro akan berkerjasama dengan aparat Kepolisian untuk mensukseskan gerakan Ayo Sekolah. Data tentang anak sekolahan juga didapat dari data Dawis. Dihadapkan para kader Tim Penggerak PKK mengingatkan tentang pentingnya keterampilan hidup yakni 9 keterampilan hidup yang wajib diajarkan kepada para seluruh peserta didik. Anak-anak kita harus menjadi pribadi yang memiliki kecakapan hidup, tanggap bencana, dengan berani melampaui batas maksimal.
Sementara itu dalam kesempatan yang sama Ketua TP PKK Kabupaten Bojonegoro, Dra. Hj. Mahfudhoh Suyoto dalam sambutannya menyampaikan bahwa Rakor PKK untuk mengingatkan jati diri kita sebagai anggota PKK. PKK harus senantiasa ada di tengah masyarakat untuk mendukung kinerja dan program pemerintah. Agar di tingkat desa apa yang dilakukan hendaknya hal itu diberikan kepada pemangku kebijakan di tingkat desa, karena PKK mengetahui keadaan yang terjadi di lapangan. Sejalan dengan 5 Pilar PKK dalam berkarya melalui ekonomi, pendidikan, kesehatan, keagamaan dan keharmonisan yang didukung dengan ketrampilan hidup yang dibutuhkan dewasa kini. 5 Pilar dan Buku Dawis sejalan dengan program yang dijalankan pemerintah mulai Gerakan Ayo Sekolah dan bagaimana mendata anak-anak usia sekolah yang belum terlayani pendidikan. Kesuksesan program diawali dengan tersedianya data yang valid dengan adanya buku inovasi data Dasa Wisma yang sudah dijalankan PKK secara digital dan berbasis IT.
Mahfudhoh Suyoto juga sangat perhatian terhadap usaha pencegahan resiko kanker serviks yang mengancam perempuan, beliau mengajak kepada seluruh perempuan untuk memperhatikan kesehatan mereka salah satunya dengan menambah pengetahuan tentang penyakit kanker mulai kanker serviks, kanker payudara, dan jenis kanker lainnya. Semua dipicu dengan adanya stimulan makanan yang berpengawet dan mengandung bahan berbahaya lainnya sehingga dapat memicu perkembangan sel kanker.
Dalam Raker ini juga disinggung pentingnya keharmonisan yang meliputi segala aspek, bahagia tak hanya bersama suami namun juga kepada anak-anak dan keluarga kita. Bahwa dengan keharmonisan ini akan terwujud Wong Jonegoro yang bahagia. Raker ini adalah untuk sinkronisasi antara buku Dawis dengan buku Administrasi PKK, dimana akan dikembangkan ulang untuk menata administrasi PKK yang meliputi Buku Inti dan Buku Baku. Administrasi yang ada dilihat sepintas ada kendala atau kesulitan utamanya sinkronisasi data dengan administrasi yang ada. Sehingga banyak ditemukan ketidaksamaan dengan data dawis dan data di masing-masing pokja. Buku ini dibuat agar memudahkan tata administrasi di PKK. (Nuty/Dinkominfo)
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
Sangat Puas
74 % |
Puas
11 % |
Cukup Puas
5 % |
Tidak Puas
11 % |