Bojonegoro kembali menjadi rujukan studi tiru bagi provinsi luar Jawa. Kesempatan kali ini benar-benar luar biasa, Sekretaris Daerah Kabupaten/Kota se Kalimantan Barat acara melakukan kunjungan kerja dan pengembangan wawasan ke Pemkab Bojonegoro. Kunjungan ini juga disertai benchmarking 80 peserta Pendidikan dan Pelatihan Pimpinan tingkat IV Angkatan XVIII dan XIX Provinsi Kalimantan Barat di Kabupaten Bojonegoro. Kegiatan tersebut dilaksanakan Rabu, 13 September 2017 di ruang pertemuan di Lantai 7, Lantai 4, Lantai 2 dan peserta Diklat PIM IV juga melakukan benchmarking di Dinas Komunikasi dan Informatika, Badan Pendapatan Daerah dan BAPPEDA Bojonegoro.
Bupati Bojonegoro, Drs. H. Suyoto, M.Si (Kang Yoto) saat membuka kegiatan mengingatkan 3 hal penting yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin yaitu Sadar Diri, Sadar Misi dan Sadar Peran. Kang Yoto menjelaskan bahwa sadar diri adalah bagaimana seseorang menyadari bahwa sebagai pelayan rakyat harus menempatkan diri sebagai pelayan yang mau mendengar dan mengetahui. Harus dipahami benar bahwa masalah rakyat adalah masalah kita atau masalah pemerintah. Dengan memahami masalah yang berkembang di tengah masyarakat maka kita telah menjadi bagian dari solusi yang dihadapi oleh masyarakat. Kang Yoto meyakinkan bahwa dengan keterbatasan inilah membuat kita akhirnya mengambil langkah cerdas atau langkah inovasi untuk menyelesaikan masalah rakyat ditengah keterbatasan yang kita miliki. Hal kedua yaitu Sadar Misi, ini artinya kita harus memahami benar apa misi yang akan kita usung kedepan dan misi apa untuk membantu menyelesaikan masalah rakyat. Sedangkan yang ketiga adalah Sadar Peran, ditengah keterbatasan dan banyaknya masalah yang dihadapi rakyat ini maka kita akan mengambil langkah sesuai kebijakan kita untuk bisa keluar, inovasi terkadang lahir dari keterbatasan yang melingkupi kita. Kita dapat berkarya dan mencoba jalan keluar dari masalah itu dengan kecerdasan lokal yang kita miliki.
Kang Yoto menceritakan bahwa apa yang terjadi di Kabupaten Bojonegoro merupakan flashback dari 10 tahun Bojonegoro di masa lalu. 10 tahun lalu kita terkenal sebagai daerah yang langganan banjir dan daerah miskin, kita juga dikenal sebagai daerah dengan jalan dan infrastruktur yang rusak. Belum lagi adanya anggapan dari masyarakat kita bahwa mental birokrat kita memiliki mental korup. Belum lagi sejarah Kabupaten Bojonegoro sejak tahun 1940-an merupakan daerah endemic poverty, dengan kemiskinan luar biasa. Pada tahun 2000 Kabupaten Bojonegoro masuk kategori kabupaten miskin di Jawa Timur. Kemudian di tahun 2008 Bojonegoro masuk 3 besar termiskin di Jawa Timur. Namun alhamdulillah sejak tahun 2016 Bojonegoro berhasil lepas dari jebakan 10 besar daerah termiskin di Jawa Timur. Kang Yoto juga sempat berkelakar dengan mentargetkan bahwa 2 tahun kedepan akan mampu melampui Kabupaten Gresik. Keberanian untuk mentargetkan hal tersebut dikarenakan masa kepemimpinan beliau akan berakhir Maret 2018. Jadi target tersebut merupakan tantangan bagi pemimpin masa depan Bojonegoro untuk berbuat dan bekerja lebih baik. Ini adalah lecutan positif agar pemimpin Bojonegoro dimasa depan harus bekerja keras.
Kang Yoto menyampaikan ucapan terima kasih kepada Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat yang telah mau belajar bersama dengan Kabupaten Bojonegoro. Ini buka berarti Bojonegoro lebih unggul namun adalah proses belajar bersama. Sebenarnya dengan study banding ini Bojonegoropun mengambil ilmu dan keberhasilan daerah yang datang ke Bojonegoro. Jadi ini adalah momentum untuk saling bertukar pengalaman dalam memajukan wilayahnya.
Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat Ir. Anggraito menegaskan bahwa apa yang dilakukan di Kabupaten Bojonegoro ini harus menjadi contoh bagi daerahnya. Tidak hanya itu namun menjadi contoh bagi seluruh daerah yang ada di Indonesia. Hal tersebut diutarakan setelah melihat langsung bagaimana sistem kerja yang dibangun di Kabupaten Bojonegoro dan inovasi yang dilakukan oleh Kabupaten yang dulunya masuk kelompok 10 kabupaten termiskin di Provinsi Jawa Timur ini.
Anggraito menegaskan bahwa setelah melihat langsung bagaimana kiprah Bojonegoro dengan beragam inovasi yang dilakukan ini dirinya sangat merasa bangga. Bagaimana tidak, daerah yang sepuluh tahun lalu masuk daerah miskin kini menjelma menjadi Kabupaten dengan pergerakan ekonomi yang demikian signifikan, belum lagi masalah pengentasan kemiskinan yang kini dilakukan. Menurut Anggraito Bojonegoro mampu melakukan transformasi dengan demikian baik ditengah keterbatasan yang dimiliki. Semangat untuk berbuat dan menjadi kabupaten yang maju menjadikan kabupaten ini getol mengeluarkan inovasi-inovasi di beragam bidang. Anggraito melihat langsung bagaimana keterbukaan anggaran benar-benar dilakukan oleh Kabupaten Bojonegoro.
Anggraito juga menambahkan bahwa Bojonegoro dari daerah minus dibalik menjadi daerah yang mampu lepas dari 10 besar daerah miskin di Provinsi Jawa Timur. Apa yang dilakukan di Kabupaten Bojonegoro ini akan di transformasi oleh seluruh Kabupaten dan Kota di Provinsi Kalimantan Barat . Apa yang terjadi di Bojonegoro ini harus menjadi contoh positif yang patut ditiru oleh seluruh daerah. Jadi tak salah jika daerah melakukan kunjungan di Bojonegoro karena banyak hal positif yang akan didapatkan di Bojonegoro. Keberhasilan Bupati Bojonegoro ini , lanjutnya, jangan berhenti di tingkat Kabupaten namun di tataran yang lebih tinggi seperti Provinsi, karena yang dilakukan di Bojonegoro ini sangat luar biasa.
Dalam hal pengembangan dan penerapan IT, Alpius, S.Sos, MM selaku Pj Sekretaris Daerah Kabupaten Landak Provinsi Kalimantan Barat menyatakan sangat takjub dengan yang dilakukan oleh Kabupaten Bojonegoronya. Kabupaten Bojonegoro memiliki 79 aplikasi yang mendukung kinerja yang dilakukan pemerintah. Menurut Alpius, penerapan teknologi untuk pelayanan satu atap di Kabupaten Bojonegoro yang tersentral satu titik menjadikan layanan tersebut cepat. Alpius juga menginginkan hal ini untuk diterapkan diwilayahnya. Hal lain yang ingin diadopsinya adalah terkait keterbukaan dan transparansi yang dilakukan oleh Kabupaten Bojonegoro. Bojonegoro begitu terbuka sehingga rakyat dan siapapun bisa mengakses dengan mudah dan gampang berbagai informasi. Hal positif ini akan diterapkan namun dengan menyesuaikan potensi yang dimiliki wilayahnya. (Nuty/Dinkominfo)
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
Sangat Puas
74 % |
Puas
11 % |
Cukup Puas
5 % |
Tidak Puas
11 % |