“Bulan ketiga bersama Tim Badan Ekonomi Kreatif ingin mengembangkan, membuat strategi marketing supaya produk-produk Bojonegoro lebih laku di pasar lokal maupun pasar global. Salah satu yang membuat optimis karena anak-anak Bojonegoro yang melek IT tambah banyak, itu yang membuat orang yakin”, demikian disampaikan Bupati Bojonegoro Drs. H. Suyoto, M.Si (Kang Yoto) pada Dialog Interaktif Edisi 196 Periode 2, Jumat 22 September 2017 di Pendopo Malowopati yang juga disiarkan secara live oleh Radio Malowopati FM (95,8 MHz), siaran relay Radio Kota FM (89,1 Mhz), dan streaming youtube Media Interaktif Bojonegoro.
Kang Yoto menyampaikan beberapa realita saat ini bahwa mall supermarket Ramayana tutup tujuh, mall Matahari yang besar pun ada yang tutup, super market seven eleven juga beberapa tutup di Indonesia. Hal ini terjadi karena semakin banyak yang berubah ke online. Hal ini peluang yang bagus sehingga produk-produk Bojonegoro baik berupa produk barang, produk wisata, produk apapun itu memungkinkan untuk dijual kemana-mana.
Kang Yoto mencontohkan, saat ini begitu sampai jembatan Padangan-Kasiman dengan memakai handphone, google map sudah keluar menunjukkan lokasi-lokasi dan hal-hal tentang Bojonegoro. Hal ini peluang yang sangat bagus bagi anak-anak muda Bojonegoro. Kang Yoto juga menceritakan beberapa waktu lalu saat menerima Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana, salah satu produk Bojonegoro yaitu keripik ska cap lintang mendapat pujian terenak dan sampai dibawa ke Amerika. “Jadi dari Bojonegoro ini jangan ragu, jangan takut, kita bisa menjual sesuatu yang laku di pasar global, regional, dan lokal. Syaratnya Percaya Diri, Ojo Ora Percaya Diri, Opo Maneh Ngenyekan, Barang Sak Uplik Ae Ngene. Itu penyakit setan-setan jaman dahulu yang harus dihilangkan”, tegas Kang Yoto.
Kang Yoto juga menginformasikan bahwa Minggu, 24 September 2017 akan diadakan Festival Bengawan di Bengawan Bojonegoro, dengan harapan bengawan kita makin baik, berkahnya makin kita nikmati, kerusakannya makin berkurang, lalu bahagia karena Bengawan Solo.
Sebelumnya Moderator Dinas Kominfo, M. Fauzi menjelaskan bahwa materi pokok Dialog Interaktif disampaikan oleh narasumber dari Bagian Perlengkapan Setda dengan topik terkait standarisasi sarana dan prasarana Pemkab Bojonegoro serta dari BPJS Kesehatan. Pada dialog interaktif edisi 196 ini juga dilakukan penyerahan trophy dan penghargaan lomba dalam Pekan KIM Jawa Timur IX Tahun 2017 yang diraih oleh KIM Sendang Potro Desa Sedah Kidul Kecamatan Purwosari dan KIM Deru Maju Desa Sumberrejo Kecamatan Sumberrejo.
Beberapa informasi penting diantaranya terkait penyelenggaraan pemerintahan desa diperlukan pendamping desa khususnya dalam penggunaan aplikasi SISKEUDES, seperti disampaikan oleh Djumari Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (PMD) Djumari. Djumari juga menjelaskan terkait Dana Desa (DD) khusus untuk tahun 2017 ini memang berbeda. Jika desa yang telah menerima pencairan DD tahap pertama tidak bisa membuat laporan maka tidak akan bisa mencairkan tahap kedua. “Sampai saat ini baru 62% jumlah desa yang lapor, itupun penggunaannya tidak memenuhi syarat untuk dicairkan tahap kedua. Di samping laporan, setiap desa itu harus bisa menyerap alokasi Dana Desa tahap pertama 60%, harus sudah digunakan sebesar minimal 75% dananya dan hasilnya 50%”, ungkap Djumari.
Data yang dimiliki Dinas PMD menunjukkan bahwa baru ada 30% yang sudah diupload. Laporan tersebut juga harus dilaporkan ke Kementerian Keuangan melalui aplikasi OMSPAN (Online Monitoring SPAN). “Jadi melalui aplikasi tersebut dapat diketahui untuk suatu desa dapat atau tidak dicairkan untuk tahap kedua, kuncinnya disitu”, imbuh Djumari. Selanjutnya terkait ADD (Alokasi Dana Desa) bulan september ini akan dapat dicairkan karena tinggal beberapa desa yang belum.
Djumari juga berharap agar semua desa di Bojonegoro segera mengajukan bagian dari pajak daerah dan retribusi daerah bagian bulan september 2017 ini yang di BPKAD telah disiapkan, meskipun nilainya tidak begitu banyak, oleh karena itu dicairkan bulan september ini.
Pada penghujung Dialog Interaktif, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Kusnandaka Tjatur P mengatakan bahwa kegiatan di Dialog Interaktif (sering disebut Dialog Publik) sudah banyak dicontoh oleh beberapa daerah dan hal ini menjadi apresiasi tersendiri. “Tentunya Bojonegoro sebagai pencetus ide harus melestarikannya”, pungkas Kusnandaka Tjatur P. (Nuty/Dinkominfo)
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
Sangat Puas
74 % |
Puas
11 % |
Cukup Puas
5 % |
Tidak Puas
11 % |