Pelatihan Aparatur Pemerintah Desa Tahun 2018 yang merupakan kolaborasi antara Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (PMD), Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Dattabot dan Sinergantara, menginjak gelombang kedua, Selasa 13 Pebruari 2018 di Pendopo Malowopati dan gelombang ketiga Kamis 15 Pebruari 2018 di ruang Angling Darmo Pemkab Bojonegoro mulai difokuskan pada pendalaman dan praktek penggunaan aplikasi HARA untuk bidang pertanian dan aplikasi Revo Data, yang keduanya merupakan versi Android.
Narasumber aplikasi HARA dari Dattabot menjelaskan HARA adalah solusi digital untuk pertanian yang dibangun Dattabot dimana HARA memfokuskan diri pada masalah dan tantangan yang dihadapi pertanian pada tahap praproduksi dan produksi. HARA adalah perwujudan visi besar Dattabot untuk membantu masyarakat petani. Sebelumnya beberapa peralatan sudah dicoba, seperti drone dan satelit. HARA dapat diperoleh secara gratis melalui Playstore android. HARA menangani beberapa masalah yang dihadapi oleh petani. Pertama adalah masalah potensi lahan, terutama pengetahuan terhadap nutrisi tanah. Pengetahuan tentang potensi lahan ini membantu memecahkan masalah lain, yaitu optimasi pertanian. Terakhir HARA juga memecahkan masalah penanganan hama dan penyakit tanaman.
Dijelaskan berikutnya bahwa sistem HARA memiliki tiga fitur utama. Pertama aplikasi ponsel yang berfungsi untuk mengambil data dari pada petani. Aplikasi tersebut dapat memetakan lahan petani tersebut, mengukur luas dan posisi lahan. Aplikasi ini juga membantu mencatat kegiatan pertanian yang dilakukan, seperti jenis dan banyak pupuk yang digunakan, bibit yang ditanam, serta hama dan penyakit apa saja yang terjadi. Fitur kedua adalah platform analitik berbasis web. Lewat platform ini perusahaan agrikultur dapat memantau posisi lahan, hama, juga penyakit yang terdapat pada lahan tersebut. Dan fitur ketiga adalah prediksi hasil panen dan rekomendasi langkah-langkah untuk petani. Rekomendasi yang diberikan misalnya berupa bibit dan pupuk apa saja yang mesti digunakan.
Sumber data yang digunakan HARA untuk analisis tidak hanya berasal dari aplikasi ponsel. Data lain seperti data historis yang dikumpulkan oleh perusahaan agrikultur juga merupakan sumber tambahan, juga data pertanian dari luar jika ada. HARA juga akan memanfaatkan data dari sensor, seperti sensor cuaca dan sensor tanah. Data sensor ini dapat dikumpulkan secara real-time. Penerapan sistem ini berhasil mendapatkan peningkatan panen. Narasumber dari Dattabot memberikan contoh dalam penggunaan pupuk. Tanpa bantuan HARA, seorang petani mungkin akan melakukan pemberian pupuk secara coba-coba, yang belum tentu optimal. Sebagai contoh, seorang petani yang tidak mengetahui bahwa lahannya sudah mengandung banyak unsur nitrogen (N) mungkin masih akan terus memakai pupuk N, padahal yang diperlukan adalah unsur P(fosfor) atau K (kalium). Bila petani mengetahui nutrisi dalam tanah, serta pupuk dan benih apa saja yang sudah digunakan, dia akan bisa menggunakan sarana produksi pertanian yang tepat. HARA juga membantu mengantisipasi hama dan penyakit dengan lebih baik. Semua ini berakibat pada optimalisasi produksi, dan mencegah gagalnya panen yang disebabkan oleh hama dan penyakit. Peningkatan panen yang dicapai rata-rata 60 persen.
Melalui aplikasi HARA, aspek lain yang dibantu adalah penekanan biaya. Sebagian petani percaya, bahwa menggunakan pupuk yang berlebih akan meningkatkan panen. Padahal ini tidak tepat, karena pemakaian pupuk tergantung keadaan tanahnya. Pemakaian pupuk yang sesuai dengan jumlah yang tepat berarti biaya yang dikeluarkan akan lebih murah. Antisipasi hama dan penyakit yang lebih baik juga akan menekan pengeluaran petani. Petani tidak perlu terus-terusan menggunakan pestisida dalam jumlah banyak. Dia mungkin akan memakai obat, atau cara lain yang lebih baik dan lebih murah. Memang tantangan utama yang dihadapi penerapan HARA adalah memberdayakan orang-orang untuk menggunakan alat-alat digital. Tantangan lain adalah membuat perangkat keras yang sesuai dengan iklim Indonesia yang beragam.
Sesi selanjutnya, Widi narasumber dari Sinergantara menjelaskan tentang aplikasi Revolusi Data. Revo adalah android mobile app untuk melakukan pendataan dari lapangan, melengkapi data teks dengan data lokasi dan foto, juga menyimpan dan mengolah data di dalam server kabupaten. Format form dibuat dalam server kemudian disebarkan kepada semua pemakai, untuk diisi dan secepatnya data terkirim dan diolah dalam server untuk dipergunakan dalam kegiatan monitoring, pembuatan keputusan, laporan, dan statistik uptodate. Revo bermanfaat untuk mengumpulkan dengan cepat data indikator-indikator hasil dan target pembangunan, dengan fokus data warga dan keluarga. Indikator tentang Rumah yang didata pada Revo meliputi Kondisi Rumah, Kepemilikan Rumah, Lantai, Jamban, Sumber Air, Tempat Sampah, Pekarangan, Kondisi Keluarga, dan Ibu Hamil Risti. Sedangkan Indikator tentang Warga meliputi Pekerjaan, Penghasilan, Status tinggal, Pendidikan (Termasuk KF, Kejar Paket, ABK), Ketrampilan, Asuransi Kesehatan, Periksa Kesehatan, dan Pemasaran. Peserta bisa mulai instal aplikasi Revo dengan cara mendownload dari http://app.revo.web.id dan setelah instalasi kode revo didaftarkan untuk aktivasi sesuai desa atau kelurahan tempat petugas bekerja. aktivasi bisa dilakukan di Dinas Kominfo atau melalui email revodata_bjn@gmail.com. (Nuty/Dinkominfo)
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
Sangat Puas
74 % |
Puas
11 % |
Cukup Puas
5 % |
Tidak Puas
11 % |