Tahun depan Kementerian Komunikasi dan Informatika akan mengembangkan pemanfaatan infrastruktur teknologi agar bisa dirasakan langsung oleh masyarakat Indonesia. Salah satunya, pada tahun 2020, pemerintah melalui Kementerian Kominfo akan menambah sebanyak 4.000 BTS (Base Transceiver Station). Menurut Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Kominfo Widodo Muktiyo, saat ini pemerintah mendorong pemanfaatan teknologi agar memiliki dampak positif dan produktif.
“Kita dorong bersama-sama. Jangan sampai kita lupa, teknologi juga bisa dipakai untuk hal yang negatif. Positif knowledge, teknologi handphone saja misalnya, kita tidak tahan tidak pegang HP selama 7 menit. Perilaku-perilaku seperti ini yang harus kita geser ke arah yang lebih produktif. Ini yang menjadi tantangan secara sosiologis bagi Kominfo,” jelas Widodo dalam Diskusi Media Forum Merdeka Barat 9 (Dismed FMB’9) dengan tema “Pemerataan Berbasis Ekonomi Digital” di Ruang Anantakupa Gedung Kemkominfo, Jakarta, Kamis (31/10/2019).
Kalau ekonomi digital tidak merata di seluruh pelosok negeri, menurut Dirjen IKP, sudah pasti akan terjadi ketimpangan juga. Literasi media online juga menjadi kewajiban kita bersama-sama agar infrastruktur telekomunikasi yang sudah disiapkan pemerintah bisa dimaksimalkan oleh masyarakat.
“Saat ini, semua pemerintah daerah basisnya sudah online. Bahkan, berlomba-lomba meningkatkan mutu layanan dengan menggunakan online. Tapi sayangnya, semua daerah punya platform sendiri-sendiri. Lebih bagus kalau seluruh pemerintah daerah punya platform yang sama. Jadi satu kesatuan yang besar,” ulas Widodo.
Untuk itu, Dirjen IKP menekankan, ke depan pihaknya akan menawarkan ke pemerintah daerah untuk membuat satu kesatuan yang terintegrasi sehingga lebih mudah untuk diakses oleh semua kalangan. “Ini yang sedang kita evaluasi juga,” ucap Widodo.
Sementara, yang berhubungan dengan Polhukam (politik, hukum dan keamanan), bagaimana melindungi data pribadi sekaligus kedaulatan data. Bagaimana merumuskan dan mengantisipasi yang bisa mengganggu individu maupun mengganggu bangsa dan negara. “Jangan sampai kedaulatan kita terganggu,” tegas Widodo.
Melihat banyak bermunculan starup-startup muda, menurut Dirjen IKP, ini menunjukan apa yang disediakan oleh pemerintah di semua wilayah memiliki dampak yang bagus dengan nilai tambah. Kita juga menyikapi teknologi harus lebih cepat dibanding masa lalu.
“Saat ini teknologi telinga dan mata, dampaknya sudah seperti ini. Untuk 7 sampai 10 tahun yang akan datang, tantangan akan lebih besar, bagaimana jualan ikan dan minyak wangi bisa melalui gadget. Ini sudah diuji dan diproduksi secara massal,” ulas Widodo.
Dari sisi sentuhan, Dirjen IKP menjelaskan, besok akan ada salah satu alat, yakni, saat eyangnya mau mencium cucunya, bisa terasa secara langsung melalui gadget. Aplikasi itu sedang dikembangkan. “Berikutnya, akan muncul juga taste, kalau kita mau jajan kita bisa rasakan terlebih dahulu. Ini belum kita bayangkan saat ini. Tapiu di masa depan itu akan menjadi reality,” jelas Widodo.
Pemerintah, menurut Dirjen IKP, sudah menyediakan sarana itu, untuk menghadapi perkembangan-perkembangan teknologi yang sangat cepat. Dengan adanya Palapa Ring akan terjembatani. “Untungnya bisnis dengan mata dan telinga saja sudah seperti itu, apalagi dengan sentuhan dan rasa,” pungkas Widodo.
Selain Dirjen IKP Kemkominfo Widodo Muktiyo, hadir sebagai narasumber Dirut BAKTI Kominfo Anang Latif, VP Media dan Digital PT Telkom Indonesia Asli Brahma, VP Ruang Guru Ritchie Gunawan dan CEO Aruna Farid Naufal Aslam. (Sumber: https://kominfo.go.id / Nuty-Dinkominfo)
Sangat Puas
75 % |
Puas
6 % |
Cukup Puas
6 % |
Tidak Puas
13 % |