Masa Revolusi Industri 4.0 ini merupakan periode dimana media sosial menjadi raja platform komunikasi dengan teknologi yang sangat memudahkan dan mempercepat jalannya komunikasi, ditambah dengan fitur sharing dengan tombol khusus menjadikan sebuah informasi mudah tersebar dengan cepat. Namun, penggunaannya perlu pengawasan yang ketat jika tidak ingin menimbulkan berita palsu atau yang sering disebut dengan hoax. Tidak hanya berita hoax yang dapat menyebar luas dengan cepat, konten-konten negatif pun dapat menyebar luas dengan cepat.

Kementerian Komunikasi dan Informatika RI menyatakan penggunaan Drone Emprit merupakan salah satu langkah untuk merawat Indonesia dari angkasa, melalui sebaran yang dibagikan oleh Ismail Fahmi, Founder PT. Media Kernels Indonesia di akun Facebook miliknya. Drone Emprit adalah sebuah sistem yang berfungsi untuk memonitor serta menganalisa media sosial dan platform online yang berbasis teknologi big data. Drone Emprit sendiri menggunakan keahlian Artificial Intelligence dan Natural Learning Process (NLP). Drone Emprit mampu menyajikan peta Social Network Analysis (Analisis Jejaring Sosial) tentang bagaimana sebuah hoax berasal, menyebar, siapa influencers pertama, dan siapa groupnya.

Aplikasi yang luar biasa tersebut diciptakan oleh Wong Bojonegoro, DR. Ismail Fahmi, PhD (founder Media Kernels Indonesia dan ‘Drone Emprit’), asli Desa Kenep Kecamatan Balen. Bojonegoro berkesempatan menghadirkan DR. Ismail Fahmi, PhD dalam Focus Group Discussion (FGD) dengan tema "Desa Grebek Kota Menuju Smart Technology" di Smart Technology Building, Pusdiklat Bojonegoro, Dusun Kedungrejo Desa Ngumpakdalem Kecamatan Dander, Kamis (16/01/2020) yang dihadiri Ibu Bupati Bojonegoro dan beberapa anggota Forkopimda serta kurang lebih 500 peserta. Bojonegoro mendapat kesempatan dipantau dan dianalisa oleh Drone Emprit ciptaannya.

Menurut Ismail Fahmi, sesuai pantauan dan pengamatan Drone Emprit, media sosial (medsos) twitter mendapat rating tertinggi untuk mentioned tentang Bojonegoro (nilai 1.400). Rating kedua adalah Online News (Ind) dengan nilai 750, rating ketiga Youtube (496), rating keempat adalah Instagram, dan justru facebook menempati rating terendah dengan nilai mentioned 14. Dari data tersebut total mentioned dari Medsos adalah tertinggi (2.200) dan kedua adalah mass media (750).

Data dari Drone Emprit pun menunjukkan bahwa kota/kabupaten paling aktif berdasarkan mentions Twitter adalah Bojonegoro (225), dibandingkan Jakarta (47), Surabaya (45), Malang (24), Lamongan (22), Yogyakarta (14), Semarang (11), Bandung (10), Tuban (6), Bekasi (5), dan lainnya (65). Data tersebut menandakan bahwa Kabupaten Bojonegoro merupakan kota yang lumayan populer.

Ismail Fahmi membagikan pengalamannya ketika ingin membangun smart technology untuk desa jika basisnya formal akan sulit dan berat. “Basisnya harus komunitas, dan komunitas itu nanti akan terbangun semangatnya, membangun karena suka, bukan karena tugas sekolah atau kuliah. Komunitas harus tetap dibangun, sebagai tambahan dari perguruan tinggi, disamping diaspora yang lainnya. Tidak perlu berkecil hati, tetap kita harus membangun komunitas”, jelas Ismail.

Bagaimana cara memulai membangun smart technology di tingkat desa, Ismail memberikan beberapa masukan. Pihak pemerintah desa bisa membantu untuk peningkatan SDM. “Start dari identifikasi, tolong dideteksi warganya yang suka kumpul-kumpul, mungkin dia suka bikin video, mungkin ada lulusan sekolah tinggi yang memiliki keahlian ‘coding’, mereka dilibatkan untuk membangun komunitas. Kita tidak perlu banyak persyaratan, yang penting mereka tertarik. Petunjuk kuncinya adalah passion (kesukaannya), karena meski seseorang itu cerdas tapi tidak memiliki passion, dia hanya gerak jika dibayar, bukan itu yang kita cari. Dengan adanya komunitas, kita bisa membuat project bersama, selanjutnya dapat membuat perusahaan bersama, peluangnya banyak sekali. Kunci itu ada di penguasaan ilmu pengetahuan,” Tandasnya.

Ismail juga menegaskan, ibarat menanam padi tidak semuanya berhasil, ada hamanya, ada yang mati. “Sama juga dengan komunitas yang kita bangun, tidak semuanya berhasil, yang berhasil menjadi pelajaran bagi yang belum berhasil”, lanjutnya.

Di akhir paparannya Ismail menyimpulkan untuk Bojonegoro strategi yang diusulkan adalah Desa Grebek Kota. Kunci keberhasilan Smart City bahwa manfaatnya harus langsung dapat dirasakan oleh warga. Maka Smart Villages (Desa Cerdas) menjadi fokus utama pengembangan. Motor penggeraknya adalah generasi muda. Mereka harus menguasai teknologi informasi sebagai coder, operator, dan user. Bojonegoro Coder Communities (komunitas coder) menjadi factor pendukung utama. Diaspora mahasiswa dan alumni dari Bojonegoro menjadi mentor dan expert utama untuk membangun Coder Team (community). Bojonegoro Smart Technology Center (building) menjadi enabler utama Coder Community, Smart Villages, dan Smart City. (Nuty/Dinkominfo)


By Admin
Dibuat tanggal 18-01-2020
644 Dilihat
Bagaimana Tanggapan Anda?
Sangat Puas
75 %
Puas
6 %
Cukup Puas
6 %
Tidak Puas
13 %