Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bojonegoro dalam upaya penguatan Smart City dalam era Revolusi Industri 4.0 menyelenggarakan Audiensi Peningkatan SDM Teknologi Informasi Kabupaten Bojonegoro bersama Amazon Web Services (AWS) Indonesia, bertempat di Partnership room, Gedung Pemkab Bojonegoro lantai 4, Senin (27/01/2020).
Audiensi tersebut dipimpin langsung oleh Ibu Bupati Bojonegoro, DR. Hj. Anna Mu’awanah dan dihadiri oleh Sekretaris Daerah Bojonegoro (Dra. Nurul Azizah MM), Asisten Perekonomian dan Pembangunan (Ir I Nyoman Sudana MM), Asisten Administrasi Umum (Yayan Rohman, AP, MM), Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika bersama jajarannya, Kepala Dinas Kawasan Permukiman dan Cipta Karya, Kepala Dinas Perindustrian dan Ketenagakerjaan, Sekretaris BKPP, Sekretaris BAPPEDA, Sekretaris Dinas Pendidikan, perwakilan Dinas Koperasi dan UM, 3 orang perwakilan AWS Indonesia, beberapa Kepala Sekolah SMA dan SMK, beberapa Rektor Perguruan Tinggi di Bojonegoro, Perwakilan dari Polres Bojonegoro, Kodim Bojonegoro, Kantor Pelayanan Pajak Bojonegoro, Kantor Pertanahan (BPN) Bojonegoro, beberapa Ketua BEM Perguruan Tinggi di Bojonegoro, Dewan TIK, serta undangan dari komunitas milenial di Bojonegoro.
Ibu Bupati DR. Hj. Anna Muawanah dalam arahannya mengungkapkan bahwa Pemkab Bojonegoro Tahun 2020 telah mencanangkan 100 Desa Smart City dan hal tersebut sudah masuk dalam blue print untuk Bojonegoro sampai 5 tahun kedepan. “Bahwa salah satu langkah untuk merespon tantangan zaman Pemkab Bojonegoro terus mendorong terhadap penyiapan sumber daya manusia (SDM). Beliau mengungkapkan, berdasar data sensus BPS (Badan Pusat Statistik), tingkat pengangguran di Kabupaten Bojonegoro sangat kecil dibandingkan tingkat nasional. Angka pengangguran tingkat nasional masih 11 persen, provinsi sebesar 9 persen, sedangkan Bojonegoro sebesar 3,87 persen. Artinya Bojonegoro masih jauh lebih baik dibandingkan nasional”, ungkap Beliau.
Beliau menyampaikan harapan bahwa dengan tranformasi teknologi ke depan sebagai bentuk dari perubahan teknologi industri 4.0, serta bagaimana Bojonegoro menyiapkan industri 4.0 tersebut, selain penurunan angka kemiskinan, angka pengangguran, tentunya adalah kualitas sumber daya manusia yang bisa disumbangkan dalam tataran transformasi teknologi. “Oleh sebab itu kami menyampaikan terima kasih, bahwa AWS Indonesia yang sudah hadir di Bojonegoro. Sebagai gambaran di Provinsi Jawa Timur saat ini masih dalam tahap pembicaraan, sementara di Bojonegoro saat ini AWS sudah datang dan kita segera membuat letter of support dengan Amazon Web Services (AWS) Indonesia dalam hal Peningkatan SDM Teknologi Informasi Kabupaten Bojonegoro. Dan setelah audiensi dari AWS akan diajak survey keliling di Bojonegoro. Saya terima kasih juga kepada Bapak Pratikno yang ikut mensupport Pemkab Bojonegoro”, pungkas Beliau.
Selanjutnya Anne Yurico, ID Public Sector Account Director AWS Indonesia menyampaikan bahwa tim mereka dari Jakarta khusus hadir untuk Bojonegoro. Anne dalam paparannya menjelaskan, Amazon dahulu awalnya adalah perusahaan e-commerce yang didirikan oleh Jeff Bezos, yang menjual buku secara online. Kemudian pelanggannya semakin banyak sampai jutaan pelanggan di seluruh dunia. Sehingga dengan semakin banyak pengguna, aplikasi online pemesanan buku tersebut semakin besar data centernya. Datanya, maupun customernya.
“Sama dengan aplikasi di Bojonegoro, semakin banyak sosialisasi kepada masyarakat untuk menggunakannya, maka datanya juga semakin besar/akurat dan pengambilan keputusan oleh pemerintah semakin akurat pula. Namun ketika tekonologi sudah semakin maju, Amazon melihat bahwa semua pelanggannya itu menggunakan jasa amazon dan data centernya, kemudian pada tahun 2007 Amazon membuka AWS, di mana customer-customer meminta untuk boleh meletakkan aplikasi-aplikasi mereka dalam data centernya Amazon, sehingga AWS dibentuk tahun 2007 untuk melayani Cloud Computing," jelas Anne Yurico.
Anne mengungkapkan pentingnya Cloud Computing, dimana seperti disampaikan sebelumnya oleh Ibu Bupati Bojonegoro saat ini membuat desa-desa menjadi smart. Disini smart itu harus mempunyai pengertian mendasar dan juga masyarakatnya harus mensuport dan memberikan edukasi yang benar. Banyak edukasi mulai dari SMA, SMK, universitas, sampai pegawai atau karyawan harus memiliki pengetahuan yang benar tentang cloud computing tersebut, sehingga kita tidak ketinggalan, karena teknologi itu cepat sekali berkembang.
“Tentu saja Bojonegoro tidak akan mau kalah dengan daerah lain karena semua sekarang menuju industri 4.0. Bagaimana mempersiapkan setiap orang di Bojonegoro untuk menyambut industri 4.0. Jadi indiustri 4.0 bukan hanya konsep tapi kita juga bisa lakukan dan mengimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Kami dari AWS bersedia untuk mensupport. Tadi ibu Bupati setuju nanti kita buat letter of suport dan kami siap untuk mensuport Bojonegoro," terangnya.
Sementara itu Ivan Candra Solutions Architect dari AWS menjelaskan mengapa harus cloud computing. “Berbicara IT yang komprehensif artinya harus ada data center, server, orang yang mengatur data center, cooling system, database, listrik yang cukup dan keamanannya, dan semua itu susah dan mahal. Cloud itu adalah bagaimana kita mendapatkan itu semua dengan cara berlangganan yang harganya sesuai pemakaian. Cloud hanya membutuhkan koneksi internet, jadi kita bisa self service untuk kebutuhan server untuk aplikasi atau database dengan cepat, tinggal klik. Cloud juga menjaga dan memonitor lalu lintas data dan keamanannya dari serangan peretas, serta menyediakan smart storage yang aman”, terangnya.
Pada kesempatan itu Kepala Dinas Kominfo, Kusnandaka Tjatur P menngungkapkan bahwa aplikasi yang digunakan di Kabupaten Bojonegoro memang baru tahapan layanan e-government. Sedangkan pilar-pilar lainnya belum bisa terlaksana optimal, salah satu yang menjadi kendala utama adalah SDM. Terkait hal tersebut Kusnandaka menanyakan program yang ditawarkan AWS, dari tools yang sudah disiapkan apakah termasuk peningkatan SDM. Berikutnya Kusnandaka juga menyampaikan bahwa Pemkab Bojonegoro juga telah memiliki data center sendiri yang berisi data layanan e-government. “Selanjutnya data di Data Center Pemkab, dari sisi Big Data tentunya akan tertopang dari data-data dari masyarakat secara umum. Jika dikaitkan dengan services dari AWS apakah nantinya data kami menjadi bagian integral dari cloud services di AWS, sehingga semua resources dapat kami manfaatkan secara berkelanjutan”, jelasnya.
Menanggapi hal tersebut, Dimas Caraka Ramadhani menjelaskan, ada beberapa pelatihan yang sudah siap dibuat bagi daerah yang akan bekerjasama, yakni AWS Educate yang merupakan pelatihan untuk tingkat sekolah menengah pertama (SMP), sekolah menengah atas (SMA) dan sekolah menengah kejuruan (SMK). Kedua, AWS Academy yaitu pelatihan untuk tingkat mahasiswa dan ketiga AWS Edstar yakni pelatihan untuk para start up atau kaum millenial yang kreatif.
Sementara itu menanggapi pertanyaan terkait existing data center, Dimas menjelaskan bahwa AWS memiliki teknologi hybrid cloud. Tidak semua data diletakkan di cloud, ada beberapa yang diletakkan di data center lokal. “Banyak sekali fitur-fitur dari AWS yang memungkinkan integrasi antara data center lokal ke cloud AWS dan sebaliknya. Dan integrasi-integrasi itu banyak macamnya, intinya kita bisa melakukan integrasi dengan data lokal ataupun data-data yang kita ambil dan olah di cloud dan kita tarik kembali ke data center”, jelas Dimas. (Nuty/Dinkominfo)
Sangat Puas
75 % |
Puas
6 % |
Cukup Puas
6 % |
Tidak Puas
13 % |