Dinas Kepemudaan dan Olahraga (Dinpora) Kabupaten Bojonegoro menggelar Pelatihan Digitalisasi Kepramukaan, Sabtu (30/11/2024). Kegiatan dilaksanakan di GOR Juara, Jalan Tugu Desa Banjarsari, Kecamatan Trucuk.
Menurut Pj Sekda Kabupaten Bojonegoro Djoko Lukito, saat mewakili Pj Bupati Adriyanto, pramuka saat ini berada di era berbeda, yaitu era digital. Maka ke depan, pramuka harus melek digital karena dunia sudah dalam genggaman dan tinggal memanfaatkan. “Gunakan secara positif untuk membangun diri, keluarga dan masyarakat. Gunakan untuk belajar dan meningkatkan kapasitas,” tuturnya.
Djoko menganalogikan digitalisasi ibarat pisau. Jika digunakan dengan baik akan sangat bermanfaat sementara jika tidak digunakan semestinya dapat memusnahkan. Untuk itu, pihaknya mengajak pramuka agar belajar menempa diri di era digital dengan menggunakan alat yang ada di genggaman.
“Pramuka bagian pemuda yang merupakan komponen penting karena pada pemuda inilah tongkat estafet masa depan akan diserahkan,” ujarnya.
Pemerintah saat ini, lanjut Djoko, menekankan digitalisasi akan menjadi kebijakan inti dalam program pemerintahan di sektor administrasi, pelayanan publik, serta infrastruktur. Pemerintah menargetkan digitalisasi sebagai katalis pertama dalam meningkatkan daya saing bangsa di tingkat global. Pemerintah ingin transformasi digital dapat memberikan multiplier effect dalam mendorong Indonesia menjadi negara maju dan mencapai visi Indonesia Emas di 2045.
“Adik-adik pramuka penegak inilah yang ke depan menjadi pelaku langsung menapak perjalanan menuju visi tersebut. Untuk itu pramuka tidak boleh tertinggal. Harus mampu beradaptasi secara individu maupun keorganisasian terhadap pesatnya perkembangan dunia digital yang tentunya saja tetap berada pada bingkai nilai karakter budaya luhur bangsa kita. Dan tetap menjadi pengamal sejati Tri Satya dan Dasa Dharma Pramuka,” katanya.
Sementara itu, Kepala Dinpora Kabupaten Bojonegoro Amir Syahid menjelaskan pelatihan ini untuk meningkatkan kompetensi dan daya saing SDM kepramukaan di era digital. Peserta sebanyak 600 orang dan tidak menutup kemungkinan bertambah di gelombang 2 tanggal 1 Desember nanti.
Lebih lanjut, Amir juga menjelaskan asal muasal penamaan GOR Juara atau biasa dikenal dengan GOR Panahan I G Nyoman Budiana. Alasannya karena dari sinilah atlet panahan juara tingkat ASEAN berasal.
“Dulu pramuka dikenal dengan tepuk pramuka, nyanyi dan berkemah dan identik hasduk. Saat ini pramuka Bojonegoro harus melek digitalisasi,” tegasnya. [anies/cs/nn]
Sangat Puas
76 % |
Puas
6 % |
Cukup Puas
6 % |
Tidak Puas
12 % |