Di tengah tantangan luasan lahan perkebunan tembakau akibat cuaca ekstrem, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Bojonegoro gencar melakukan upaya penguatan dan modernisasi sektor perkebunan. Terbaru dengan sosialisasi dan serah terima bantuan alat dan mesin pertanian (alsintan) yang bersumber dari Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT) Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Timur. Kegiatan dilakukan di aula DKPP Bojonegoro, Kamis (11/12/2025).
Bupati Bojonegoro Setyo Wahono menyampaikan menuturkan bantuan ini adalah wujud nyata komitmen pemerintah untuk meningkatkan efisiensi budidaya tembakau yang strategis bagi ekonomi daerah. Dengan alsintan ini, diharapkan bisa meningkatkan efisiensi kerja dan mengurangi biaya produksi petani. “Juga meningkatkan kualitas hasil perkebunan agar mampu bersaing, serta mendorong modernisasi pertanian di Bojonegoro,” terangnya.
Sementara itu, Dinas Pertanian setempat diinstruksikan untuk meningkatkan pendampingan dan pengawasan agar bantuan ini memberikan dampak langsung di lapangan. Kepala DKPP Bojonegoro, Zainal Fanani, menegaskan bahwa alsintan ini bukan hanya sekadar alat, tetapi merupakan investasi strategis untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas hasil tembakau Bojonegoro.
"Tahun ini kita menghadapi cobaan berat. Dari luas tanam 14.164,10 hektar, kita kehilangan 2.123 hektar akibat hujan ekstrem. Ini menunjukkan bahwa petani kita membutuhkan dukungan nyata untuk menekan kerugian dan meningkatkan ketahanan," ujar Zainal Fanani, menyoroti penurunan luas tanam dari 15.965 hektar di tahun 2024.
Ia merinci upaya yang telah dilakukan DKPP untuk menjaga kualitas dan kuantitas tembakau Bojonegoro, yang dikenal dengan varietas andalan seperti Virginia (T45, K326) dan Tembakau Jawa (Grompol Jatim). Upaya tersebut diantaranya penyediaan benih dan pupuk diantaranya NPK (526 ton) dan KNO (67,5 ton) untuk 2.630 hektar lahan.
DKPP juga intensif mendampingi penerapan Good Agricultural Practices (GAP) untuk memastikan budidaya tembakau sesuai standar. Juga telah menyediakan 17 unit mesin perajang, ditambah dukungan dari Provinsi Jatim berupa 20 unit mesin perajang, 32 unit hand tractor, dan 5 unit cultivator yang berfokus pada efisiensi pascapanen.
Dalam kegiatan Kamis hari ini, sebanyak 16 unit Hand Tractor Rotary, 5 unit mesin perajang, dan 4 unit cultivator diserahkan kepada kelompok tani penerima. "Alsintan ini harus dirawat dan dijadikan aset bersama yang mendukung peningkatan kesejahteraan seluruh anggota, bukan dimanfaatkan secara individual," tegas Zainal Fanani.
Ia juga melanjutkan, DKPP akan meningkatkan pendampingan dan pengawasan untuk memastikan bantuan ini memberikan dampak langsung bagi produktivitas di lapangan, sejalan dengan harga jual saat ini yang cukup menjanjikan (daun basah Rp 1.500–2.000/kg dan rajangan Rp 20.000–52.000/kg).[fif/nn/ans]
|
|
|
|
|
Sangat Puas
76 % |
Puas
10 % |
Cukup Puas
5 % |
Tidak Puas
10 % |