Dialog publik yang dimotori oleh Dinas Komunikasi dan Informatika (Dinkominfo) Kabupten Bojonegoro, Jumat (15/5/2015) di Pendopo Kabupaten Bojonegoro dihadiri oleh Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda) dan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disparbud) Kabupaten Bojonegoro sebagai nara sumber.
Dalam dialog publik tersebut Herry Sudjarwo selaku pejabat dari Dispenda menyampaikan ke masyarakat Bojonegoro yang hadir secara langsung maupun yang mendengarkan melalui Radio Malowopati Bojonegoro bahwa sumber dana yang digali oleh Dispenda berasal dari tiga sumber yaitu Pendapatan Asili Daerah (PAD), dana perimbangan dan dana lain yang sah. Tahun 2015 ini Pemkab Bojonegoro menargetkan pemasukan sebesar Rp. 2,9 T, dan Dispenda sampai bulan Mei ini mampu mencapai target sebesar 41% yaitu sekitar Rp. 1,2 T. Untuk itu Dispenda akan terus mengoptimalkan pencapaian yang ditargetkan oleh Pemkab Bojonegoro.
Kebutuhan minyak dunia sangatlah tinggi sehingga sumber cadangan minyak yang ada di Bojonegoro terus dimaksimalkan ekploitasinya oleh pemerintah, ini akan sangat mempengaruhi Bojonegoro ke depan. Diperkirakan tahun 2030 sumber minyak yang ada di Kabupaten Bojonegoro akan habis, maka kita sebagai warga Bojonegoro harus mempersiapkan mulai saat ini guna menghadapi habisnya sumber daya alam yang tidak akan pernah terbarukan. “Kita akan mempersiapkan peraturan daerah tentang APBD guna menghadapi cadangan minyak yang pasti akan habis, kita harus memikirkan anak cucu kita....” ujar Herry Sudjarwo.
Sumber dana yang tidak kalah penting adalah dari Pajak Bumi dan Bangunan. Tahun 2015 ditargerkan pencapaian PBB adalah sebesar Rp. 2,4 M dan sampai saat ini baru ada 55 desa yang sudah lunas. Kami mohon kesadarannya kepada semua masyarakat Bojonegoro untuk memenuhi kewajiban sebagai warga negara yaitu membayar PBB tepat waktu karena dana hasil dari PBB tersebut nantinya juga digunakan untuk rakyat lagi. Disamping itu seluruh perangkat desa dan kecamatan untuk selalu berperan aktif dalam penarikan PBB.
Di kesempatan kedua, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disparbud) Kabupaten Bojonegoro menyampaikan pentingnya City Branding atau Merk Kota. Kita harus berpikir dan bekerja keras untuk membuat City Branding agar Bojonegoro sebagai kota kecil di perbatasan Jawa Timur dan Jawa Tengah ini mempunyai daya tarik tersendiri. Kita harus bisa membuat icon yang bisa menjadi ciri khas Bojonegoro sehingga masyarakat luar selalu teringat dengan Bojonegoro dan akan kembali berkunjung lagi. Kita bisa membuat Landmark sebagai pusat wisata yang buka malam hari. Kita juga bisa mengadakan event-event internasional seperti tour balap sepeda sekala internasional agar publik luar tahu dan tertarik pada Bojonegoro, untuk itu kita membutuhkan kekompakan stake holder yang inovatif dan kreatif. Dalam industri UMKM Bojonegoro masih dalam peringkat 8 nasional, maka kita harus bekerja keras agar paling tidak bisa menjadi 5 besar. (Nuty/Dinkominfo)
Sangat Puas
75 % |
Puas
6 % |
Cukup Puas
6 % |
Tidak Puas
13 % |