Dalam acara pelayanan publik edisi ketiga di tahun 2015 ini digelar di Kecamatan Ngraho selama dua hari, Selasa-Rabu (19-20/05/2015). Dinas Komunikasi dan Informatika (Dinkominfo) Kabupaten Bojonegoro sebagai Satker yang selalu menginformasikan kegiatan-kegiatan Pemkab Bojonegoro mencatat ada beberapa poin penting yang perlu diketahui oleh masyarakat yang pada kesempatan tersebut tidak bisa hadir.
Informasi pertama adalah apa yang disampaikan oleh Camat Ngraho Kardjono bahwa dengan adanya pelayanan publik masyarakat ngraho berantusias sekali untuk memanfaatkan layanan yang diadakan oleh Pemkab Bojonegoro, masyarakat bisa mengurus SIM, STNK, KTP dan lain-lain tanpa harus datang ke pusat kota Bojonegoro. Camat Ngraho juga mengharapkan kalau ada permasalahan harus diselesaikan di kantor terlebih dahulu, jangan langsung melapor ke Bupati. Di sini pasti kita bisa menyelesaikan dengan baik. Camat Ngraho juga menyampaikan dalam acara pelayanan publik ini juga dihadiri oleh komunitas pencinta akik dari aceh oleh karena itu masyarakat Ngraho dan sekitarnya pecinta batu akik diharapkan bisa memanfaatkannya.
Selain itu Camat Ngraho Kardjono juga menyampaikan bahwa nantinya tidak ada siswa yang tidak kebagian DAK Pendidikan. Kami akan mendata semuanya oleh karena itu anak-anak di Kecamatan Ngraho harus giat belajar karena Pemerintah Daerah sudah memberikan dana untuk biaya pendidikan melalui DAK 2015.
Dinkominfo dalam pantauannya juga mencatat informasi dari Bupati Bojonegoro bahwa Kang Yoto mengarahkan “perangkat di desa harus memberikan layanan yang kreatif dan sabar. Kalau kepala desa di pagi hari masih di sawah maka bisa memberikan layanan di rumah atau bila perlu memberikan layanan pada sore hari di kantor seperti salah satu Bank yang ada di Dander buka malam hari” Diharapkan juga oleh Kang Yoto dengan layanan yang kreatif di tingkat desa tidak ada lagi laporan dari masyarakat yang melaporkan petingginya jam 11.00 WIB belum masuk kantor, karena Kepala Desa melayani pelayanan di malam hari. “Bila perlu poliklinik atau puskesmas di desa buka pada malam hari” tambah Suyoto.
Suyoto juga memberikan motivasi kepada anak-anak dan orang tua di Kecamatan Ngraho agar para petani harus menjadi petani yang baik dan anak-anak harus belajar yang giat dan sunguh-sungguh. Sepuluh tahun yang akan datang pilihan tidak akan mudah bagi generasi penerus, untuk itu solusinya saat ini adalah anak-anak harus belajar dengan giat seiring dengan adanya dana DAK Pendidikan 2015.
Lebih lanjut kang Yoto juga menjelaskan ada DAK sebesar Rp. 25 T kalau dana ini dipakai untuk perbaikan jalan menjadi jalan cor akan menghabiskan sekitar Rp. 22 T termasuk untuk jalan sepanjang 16 Km di Kecamatan Ngraho sebesar Rp. 175 M. Maka dana sebesar RP. 25 T tersebut akan hanya tersisa Rp. 3T. “Apakah kalau jalan di cor semua akan membuat ekonomi menjadi makmur semua? Tani bisa kaya atau tidak? Yang membuat kita bisa makmur adalah anak-anak kita harus terampil oleh karena itu anak-anak harus sekolah” ujar Kang Yoto.
Ada sekitar 336 anak yang drop out dari SMK/SMA karena tidak punya biaya sekolah untuk itu Bupati menggelontorkan dana sebesar Rp. 500.000 per siswa agar tidak drop out. Apabila uji coba ini berhasil maka tahun depan akan ditingkatkan menjadi Rp. 2.000.000,- per siswa. “kira-kira mau sekolah tidak, kalau tidak sekolah anak-anak dipenjara gimana bapak ibu….. anak disuruh pintar mosok gak mau……” ucap Suyoto di depan masyarakat Ngraho.
Perlu diinformasikan juga bahwa di Bojonegoro akan didirikan pabrik sandal dari investor yang berasal dari Jakarta. Tenaga yang dibutuhkan harus minimal lulusan SMA/SMK untuk itu anak-anak Bojonegoro harus terus belajar jangan sampai putus sekolah. Jangan sampai tenaga kerja tersebut diisi oleh pekerja-pekerja dari luar Bojonegoro.
Disampaikan juga oleh Direktur RSUD Bojonegoro Hariyono, Kepala Dinas Kesehatan Sunhadi, bahwa dilaporkan ada sekitar 530 orang mayoritas perempuan terkena AIDS karena rata rata jualan di luar jawa atau Surabaya, juga disampaikan ada anak rata rata umur 14- 15 tahun sudah dinikahkan oleh orang tua kemudian ada masalah akhirnya cerai, maka dari itu bocah Bojonegoro harus punya keterampilan, harus dilatih. “kita harus banyak dzikir dungo, makaryo, mulo kang Yoto pesen ojo sampek bocah Ngraho ora sekolah mergo jaman biyen ora oleh duwit” Kata Suyoto. Di Lamongan atau Ngawi tidak ada yang seperti Bojonegoro yang memberikan uang kepada anak-anak sekolah untuk biaya sekolah. Program ini akan lebih bermanfaat karena untuk membekali anak-nak generasi penerus bangsa yang kedepan akan banyak tantangan. Dengan anak yang pintar, akal dan jiwa yang sehat maka mereka akan siap menghadapi tantangan tersebut. (Nuty/Dinkominfo)
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
Sangat Puas
74 % |
Puas
11 % |
Cukup Puas
5 % |
Tidak Puas
11 % |