Harga bahan pokok di Kabupaten Bojonegoro yang sejak beberapa tahun lalu telah dipublikasikan sampai saat ini secara online melalui laman disdag-online.bojonegorokab.go.id berdasarkan monitoring dan evaluasi Dinas Perdagangan dan Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) masih belum optimal dalam hal updating datanya. Menyikapi hal tersebut, Dinas Perdagangan (Disdag) Kab. Bojonegoro menyelenggarakan Bimtek Tim Pendataan dan Monitoring Harga Bahan Pokok Online Tahun 2020, Rabu siang (30/09/2020) bertempat di aula (lantai 2) Disdag. Kegiatan diikuti kasi/staf operator dari 28 kecamatan se-Kab. Bojonegoro.
Kepala Disdag, Drs. Sukaemi, M.Si saat membuka kegiatan menyampaikan bahwa sebagai pelayan publik sesuai dengan perintah UU dan perintah Ibu Bupati Bojonegoro terutama untuk sembilan bahan pokok yang penting di Kab. Bojonegoro harus tercukupi. “Yang pertama terkait ketersediaan, jangan sampai keseterdiaan ini kurang di beberapa kecamatan. Kedua, pendistribusian sembilan bahan pokok penting jangan sampai ada kendala. Tidak menutup kemungkinan dengan pandemi covid ini ada suatu permasalahan. Ketiga, memasuki pancaroba perubahan musim, sedikit banyak berpengaruh terhadap Sembilan bahan pokok penting. Oleh karena itu jangan sampai ada masalah, Beliau memerintahkan kita semua untuk koordinasi dengan kecamatan tidak boleh putus. Agar laporan-laporan kecamatan itu bisa sama-sama cepat dan bisa dipantau secara online juga,” tuturnya.
Ibu Bupati Anna Mu’awanah memerintahkan agar sembilan bahan bahan pokok harus tidak langka. Kalau langka akan menimbulkan sebuah manuver perdagangan. Tidak menutup kemungkinan pendistribusian lambat, kita harus berperan bagaimana agar tidak ada masalah. Jangan sampai terjadi inflasi, resikonya Bojonegoro akan mengalami permasalahan secara sistem perekonomian, satu komoditi akan mempengaruhi lainnya. Informasi harga bahan pokok penting yang datanya terupdate di semua kecamatan dengan baik dan valid akan berpengaruh baik terhadap sentimen pasar.
“Bagaimana lombok, bawang merah tidak langka, kita harus koordinasi dengan Pemerintah Kabupaten/Kota penghasil seperti Tulungagung, Nganjuk, agar barang itu dikirim Bojonegoro tidak selalu dikirim ke DKI karena harganya mahal. Jika sudah kita antisipasi maka tidak akan terjadi inflasi, daerah insyaalah bisa terkendali. Kondisi alam berbeda yang ditanam juga berbeda, kondisi berbeda karena selain padi dan bawang merah jangan sampai petani kita lari ke Nganjuk padahal Nganjuk pusatnya. Kalau kita lari ke Nganjuk maka barang di Bojonegoro berkurang maka akan terjadi kenaikan harga untuk, permainan manever perdagangan seperti ini kita antisipasi. Kecamatan Kedungadem sekitarnya juga harus memantau perkembangan panen raya kira-kira larinya kemana, harga jual berapa, jangan sampai harga pedagang karena antara besar kecil berkurang sehingga menjadi tidak bagus, kita antisipasi,” lanjutnya.
Lebih lanjut Sukaemi mengungkapkan, laporan-laporan yang telah dilaksanakan sampai saat ini karena secara online akan dipantau oleh Ibu Bupati. Setiap saat Kecamatan agar tertib dan segera melaporkan baik kenaikan harga, penurunan harga, maupun harga stabil. “Cukup melaporkan di online sehingga perkembangan-perkembangan yang ada di lapangan selalu dapat cepat. Siapa yang belum melaporkan akan mendapat evaluasi Ibu Bupati. Agar kita semua saling berkordinasi, saling memantau, kalau langka harus selalu koordinasi dengan kecamatan lain, kalau tidak kenapa menjadi langka, cari solusi. Jangan sampai ada penimbunan, jika terjadi pelanggaran ini segera melaporkan ke Disdag. Informasi harga online yang valid ini diharap dapat menjawab kemungkinan berbagai pertanyaan yang muncul di media sosial tentang harga bahan pokok,” tandasnya.
Pemerintah Provinsi Jawa Timur menginstruksikan bahwa apabila harga yang ada di daerah mengalami kenaikan yang signifikan maka harus segera melaporkan. Misal jika ada 5 kecamatan datanya kosong tidak ada laporan yang dikirim, atau datanya ada tetapi harga 2 bulan yang lalu maka Ibu Bupati akan mengetahui melalui disdag online. Dapat terlihat pula jika data itu copy paste data hari sebelumnya.
Sementara itu dalam kegiatan tersebut perwakilan dari Dinas Kominfo bersama tim dari Disdag mendampingi secara langsung operator kecamatan yang mengalami kendala dalam update harga bahan pokok. Dari hasil pelaksanaan pendampingan langsung tersebut, hampir semua operator tidak mengalami kendala teknis, baik update data melalui aplikasi yang ada di website disdag-online maupun melalui aplikasi android. “Lancar input data dan tidak ada kendala teknis,” kata operator dari kecamatan Kedewan. (Nuty/Dinkominfo)
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
Sangat Puas
74 % |
Puas
11 % |
Cukup Puas
5 % |
Tidak Puas
11 % |