Rapat Koordinasi (rakor) melalui video conference (vicon) sebagai bagian dari evaluasi keberlanjutan dan peningkatan capaian program prioritas Bupati dan Wakil Bupati Bojonegoro digelar Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bojonegoro di Pendopo Malowopati, Senin sore (05/10/2020). Rakor yang digelar dengan tertib menjalankan protokol kesehatan pencegahan covid-19 tersebut dipimpin langsung oleh Ibu Bupati DR. Hj. Anna Mu’awanah didampingi Ibu Sekda Dra. Nurul Azizah, MM dan diikuti langsung oleh Kepala Dinas LH, Dinas PMPTSP, Dinas Budpar, Dinas PU Pengairan, Dinas Perinaker, Dinas Kesehatan dan lainnya. Sedangkan dari pihak SKK Migas, Perhutani, Operator EMCL, PEPC, JTB, EP4 mengikuti secara vicon.
Mengawali rakor Ibu Sekda, Dra. Nurul Azizah, MM menyampaikan, ada beberapa hal yang perlu didiskusikan terkait keberadaan operator Migas yang ada di Kab. Bojonegoro sesuai evaluasi Ibu Bupati setelah berkunjung di PAD A, PAD B, PEPC tempo lalu. “Bagaimana pengelolaan lingkungan maupun beberapa kegiatan yang perlu menjadi perhatian kita bersama agar bisa memahami terkait dengan peran tugas dan fungsi kita masing-masing,” ungkapnya.
Membuka diskusi Ibu Bupati Anna Mu’awanah kembali mengingatkan bahwa pandemi covid-19 belum selesai. Beliau mengingatkan agar di PEPC selalu menggunakan protokol covid-19. “Cluster-cluster kantor beresiko turun ke cluster-cluster keluarga, maka harus menjalankan protokol covid-19 termasuk di rumah.
Hal kedua, harapan masyarakat Bojonegoro terhadap pembangunan infrastruktur yang akan berimpact pada beberapa dimensi pembangunan ikutannya. “Projek Jambaran Tiung Biru kami harapkan bisa mengakomodir material lokal yang tidak terlalu vital. Hal yang sifatnya support, kami mohon maksimalkan yang ada di lokal termasuk tenaga kerja, agar ikut serta penyiapan PEPC. PEPC sudah memberikan beasiswa kepada 108 anak. Terima kasih PEPC yang sudah menyiapkan SDM tenaga migas. Kami harapkan masih ada gelombang berikutnya. Kami senang dengan apresiasi tersebut sehingga warga kami bisa langsung bekerja di PEPS setelah masa pendidikan 1 tahun 6 bulan di SKK Migas,” tutur Ibu Bupati Anna.
Kemudian hal ketiga soal lingkungan, Bojonegoro panasnya rata-rata diatas kabupaten lain. Pemkab terus melakukan pennyeimbangan agar tetap sejuk. “Kami telah membangun trotoar, peremajaan pohon-pohon, mudah-mudahan tahun depan bisa tampak hasilnya. Termasuk zona-zona ring 1 explorasi, belum ada pohon-pohonnya. Mudah-mudahan sudah bisa dimulai tanaman pohon yang sekiranya tidak menganggu explorasi, untuk menyeimbangankan cuaca dengan menanam pohon.
Hal keempat yang menjadi perhatian serius terkait kasus api abadi mrapen di Klaten. Bahwa di Bojonegoro juga ada api abadi di Desa Sendangharjo Kec. Ngasem yang mana sampai saat ini belum diketahui sumbernya dari koneksivitas PEPC, JTB, EXXON, Kedung Keris, atau EP4. “Mohon dilakukan kajian soal kayangan api, perlu dibantu agar tetap menjadi api abadi. Kami mohon SKK Migas atau K3S melakukan kajian, api abadi Kayangan Api itu ada hubungan explorasi di titik/blok mana. Mohon agar betul-betul dilestarikan api abadi tersebut. Kayangan api konon merupakan sejarah panjang terhadap walinya salah satu raja majapahit. Diyakini pula adanya empu pembuat keris titisan api abadi. Secara ilmiah agar SKK migas lakukan kajian dan sama-sama melestarikan api abadi yang merupakan salah satu kebanggaan dan obyek wisata, sudah ada rumah singgah dengan fasilitas wifi juga,” terang Beliau.
Beliau berharap para pihak tersebut bisa menangkap pesan Pemkab tersebut. “Kami minta agar diberikan jawaban, bagaimana action plannya. Sehingga ini menjadi bagian tidak terpisahkan dari pertemuan ini,” tandas Beliau.
Sementara itu dari SKK Migas Jabanusa menanggapi beberapa catatan yang disampaikan Ibu Bupati Anna. Bahwa terkait pandemi covid-19 yang sampai saat ini belum selesai, para operator EMCL, PEPC, K3S benar-benar telah disiplin menerapkan protokol kesehatan. SKK Migas dan K3S juga mengakomodir SDM dan perusahaan lokal Bojonegoro untuk terlibat. “Kemudian terkait kondisi lingkungan ada yang tingkat kepanasan tinggi memang perlu program menanam pohon di daerah tersebut. Juga terkait sampah, semua akan kami perbaiki sehingga lingkungan sekitar kegiatan migas lebih bersih lagi,” jelasnya.
Lebih lanjut terkait fenomena matinya api abadi mrapen di klaten supaya jangan sampai terjadi di Kayangan Api Bojonegoro, pihaknya menyambut baik permintaan agar SKK Migas dan K3S melakukan kajian, agar apinya tetap abadi. “Kami akan berusaha semaksimal mungkin agar api abadi tersebut tidak mati, bisa tetap abadi,”tandasnya.
Dalam kesempatan itu pihak K3S, Charles menyampaikan terkait pandemi covid, sebelum memberangkatkan tenaga kerja dari luar ke Bojonegoro pihaknya telah melakukan PCR. Dan untuk 5000 tenaga kerja yang ada telah beberapa kali dilakukan rapid tes. Bagi yang reaktif akan dilakukan tindakan. Pihaknya sangat ketat dalam menjalankan protokol kesehatan covid-19. Terkait pemakaian material lokal Bojonegoro, dari 5 ribu pekerja, 60% tenaga lokal.
Selain itu, Ikwan dari EMCL juga menambahkan, untuk penghijauan sekitar lokasi kegiatan migas sejak tahun 2018 telah dilakukan penanaman trembesi dan selalu berkoordinasi dengan Dinas LH. “Beberapa diantaranya telah dilakukan PEPC di pinggir jalan Bojonegoro ke arah Cepu. Sampai saat ini kami monitor lebih dari 16 ribu, mudah-mudahan ini tetap berjalan,” pungkasnya. (Nuty/Dinkominfo)
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
Sangat Puas
74 % |
Puas
11 % |
Cukup Puas
5 % |
Tidak Puas
11 % |