Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bojonegoro bersama jajaran Forkopimda Bojonegoro mengikuti video conference (vicon) “Launching Gerakan 26 Juta Masker se Provinsi Jawa Timur (Jatim)” yang dilanjutkan dengan digelarnya Gerakan Sejuta Masker Kabupaten Bojonegoro, Jum’at siang (07/08/2020) di Pendopo Malowopati Pemkab. Acara dihadiri oleh Bapak Wakil Bupati Bojonegoro Drs. H. Budi Irawanto, M.Pd bersama Ibu Ketua Tim Penggerak PKK Kab Bojonegoro dr. Endah Budi Irawanto, Kapolres Bojonegoro, Kajari Bojonegoro, unsur Kodim 0813 Bojonegoro, Ibu Kepala Bakorwil Bojonegoro, Ibu Sekda Bojonegoro, beberapa kepala OPD, perwakilan Kwarcab Pramuka dan unsur lainnya.

Pemakaian masker yang tepat menjadi cara efektif untuk mencegah dan menekan penyebaran virus covid-19. Masker memiliki efektivitas sampai 60 persen untuk mencegah penularan Covid-19. Untuk itu, sebagai bentuk kepedulian terhadap masyarakat dan membiasakan menggunakan masker, Bapak Menteri Dalam Negeri (Mendagri) RI, M. Tito Karnavian bersama Ibu Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa melaunching Gerakan 26 Juta Masker se-Prov Jatim, yang diselenggarakan secara virtual dan diikuti 38 kepala daerah beserta Ketua TP PKK kabupaten/kota di Prov. Jatim. Launching dimulai di Kab. Malang, Kota Malang dan Kota Batu dan kabupaten/kota lainnya se Jatim.

Dimulainya gerakan ini mengingat di Prov. Jatim merupakan penyumbang kasus terkonfirmasi positif covid-19 paling banyak se-Indonesia. Gerakan nasional Indonesia bermasker merupakan program Pemerintah Pusat yang dicanangkan oleh Kementrian Dalam Negeri. Mendagri Tito Karnavian melalui vicon menyampaikan terima kasih atas sambutan yang hangat dari Pemprov Jatim bersama seluruh Kab/Kota di Jatim.

“Diadakannya acara ini berawal dari awal juli lalu, saat saya menyampaikan kepada beberapa kepala daerah. Kita sudah tahu mengalami selama Maret, April, Mei, Juni dan Juli. Awalnya kita gagap dengan covid-19 ini seperti apa menghadapinya, bagaimana penularannya, konsep yang tepat seperti apa belum lagi dampak sosial ekonominya. Tapi perlahan kita bisa mencari format dan setelah mencari format, perlu ada langkah pencegahan, perlu ada langkah untuk menjaga agar tidak terjadi efek domino yang terlalu dalam terhadap ekonomi dan keuangan,” tutur Mendagri Tito Karnavian.

Mendagri mengungkapkan tentang sebuah penelitian di Jerman, bahwa jika semua masyarakat memakai masker, kurvanya turun 50 persen. Ketika orang pakai masker dengan benar maka kurvanya turun. “Nah persoalannya bagaimana agar membuat orang pakai masker ini tantangan tersendiri. Membuat suatu kebijakan yang merubah perilaku di masyarakat juga tidak mudah. Yang diperlukan adalah kesungguhan pemerintah pusat maksimal di daerah semua juga harus maksimal. Baik di tingkat provinsi, kabupaten/kota,” tandas Beliau.

Mendagri juga menjelaskan penularan covid-19 bisa melalui droplet dan aerosol. Penyebaran covid-19 melalui percikan droplet terjadi pada saat orang batuk, dan bersin yang menyembur mengandung droplet kemudian ada juga aerosol yang bentuknya lebih kecil dan tidak jatuh tapi terbang kemana mana. “Oleh sebab itu, apabila ada kegiatan yang diselenggarakan di tempat terbuka saya mendukung penuh karena otomatis terdapat sirkulasi udara. Kalau ditempat tertutup, aerosol bisa berputar putar di tempat tersebut dan memiliki potensi lebih besar,” ungkap Beliau.

Terkait pembagian masker secara gratis yang diselenggarakan pemerintah daerah, Mendagri menghimbau agar tidak hanya menggunakan dana APBD saja, tapi juga harus melibatkan pihak swasta. Sehingga upaya dalam penyebaran masker akan lebih cepat dilakukan, dan potensi angka penurunan covid-19 semakin mungkin terjadi. "Dengan ikut sertanya masyarakat maka semangat kegotong-royongan di saat menghadapi Pandemi covid-19 terwujud," tambah Mendagri.

Dalam pembagian masker kepada masyarakat, Mendagri mengharapkan agar organisasi-organisasi seperti Bhayangkari, Persit, Dharma Wanita, Muslimat NU, dan PKK ikut berperan serta didalamnya. “PKK harus  turun sampai ke RT RW,sampai ke rumah-rumah door to door. Oleh karena itu dicari kader-kader yang berani dan usianya kira-kira di bawah 50 tahun. Kader yang diperbantukan tidak boleh memiliki penyakit bawaan,” pesan Beliau.

Dalam kesempatan itu pula, Ketua Umum Tim Penggerak PKK Pusat, Ibu Tri Tito Karnavian menyampaikan bahwa gerakan ini sebagai tindak lanjut perintah dari Bapak Presiden RI Joko Widodo bahwa Tim Penggerak PKK harus ikut serta berperan membagikan masker dari pintu ke pintu. Dengan adanya gerakan sejuta masker tiap-tiap daerah, Tim Penggerak PKK sangat mudah sekarang. Hanya menyediakan tenaga, pikiran dan juga waktunya untuk melakukan gerakan pembagian masker door to door ini.

“Namun tentunya kita tetap memperhatikan protokol kesehatan bagaimana kita selalu memakai masker yang benar sesuai aturan. Mudah-mudahan Tim Penggerak PKK nanti yang ada di lapangan benar-benar mengetahui bagaimana memakai masker yang benar. Selain itu juga, bagaimana menjaga jarak dan sering-sering mencuci tangan,” pesan Ibu Tri Tito.

Sementara itu Ibu Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa menyampaikan perkembangan terbaru covid-19 di Prov. Jatim per pukul 16.00. Bahwa pasien yang sembuh di Jatim sudah mencapai 16.732 orang. Dan sampai hari ini tingkat kesembuhan di Provinsi Jawa Timur mencapai 69,38 % dibanding nasional yang mencapai 63,7%. Ini artinya tingkat kesembuhan di Jawa Timur ini sudah 5,6% di atas rata-rata nasional.

Data update per 6 agustus 2020 pukul 16.00 kalau di Jawa Barat kasus total 6.995 yang sembuh 4.252. Di Jawa Tengah kasus per sore kemarin dari 10.151 kasus yang sembuh 6.309. Di Jawa Timur memang kasusnya tinggi, 24.115 namun yang sembuh 16.732. Dibanding Jawa Barat dan Jawa Tengah, kesembuhan di Jawa Timur ini empat kali lipat dari yang Jawa Barat karena kasusnya juga cukup besar.

“Ini adalah hasil kerja keras, serius, profesional dengan dedikasi yang luar biasa dari para dokter, tenaga medis, relawan-relawan dalam koordinasi dengan 127 rumah sakit rujukan di Jatim. Kami ingin menyampaikan, dibanding Jawa Barat maupun Jawa Tengah yang memang kasusnya tidak sebanyak seperti di Jatim. Kami akan terus berikhtiar bagaimana menurunkan kematian. Kami bikin tim audit kematian, apa yang menjadi penyebab kematian di setiap titik,” ungkap Ibu Gubernur.

Lebih lanjut Ibu Gubernur Khofifah menjelaskan bahwa penyebab tertinggi karena komorbid (penyakit bawaan). Komorbid-nya kalau di Jatim adalah karena diabet. Oleh karena itu Ibu Gubernur berpesan jika ada keluarga yang kebetulan diabet harap dijaga betul. “Jangan sampai terpapar atau terkonfirmasi positif. Karena memang kondisi di Jawa Timur komorbid ini yang menjadi penyebab kematian tertinggi, terutama karena diabet,” jelas Beliau.

Ibu Gubernur Khofifah melaporkan bahwa tercatat sampai dengan kemarin ada 26 juta masker yang siap dibagikan untuk seluruh elemen baik warga Jatim maupun yang sedang berkunjung ke Jatim. “Adapun rinciannya dari kabupaten Malang menyiapkan 2 juta masker, Kota Malang 1,5 juta masker. Masing-masing Kab/kota lainnya menyiapkan rata-rata khusus untuk program ini adalah 500 ribu masker kain. Kemudian Pemprov 4,5 juta jadi total menjadi 26 juta masker yang kita akan siapkan setelah nanti diluncurkan oleh Pak Menteri siang hari ini,” tutur Beliau.

Beliau menambahkan bahwa kegiatan bagi-bagi masker ini akan dilanjutkan dalam beberapa waktu ke depan. Dengan harapan masyarakat makin sadar dan mawas diri bahwa ada adaptasi baru yang harus dilakukan. Hal ini juga merupakan bentuk perlindungan bagi masyarakat. Beberapa tantangan yang harus dilakukan diantaranya memastikan jumlah masker yang dibagikan, mengeksekusinya supaya dapat tersampaikan di masyarakat yang memerlukan dan bagaimana untuk memberikan sosialisasi kepada masyarakat tentang pentingnya bermasker.

Selepas acara launching tersebut, bertempat di pendopo Malowopati Bapak Wakil Bupati Budi Irawanto, bersama jajaran Forkopimda Bojonegoro, dengan Gerakan Sejuta Masker Kab Bojonegoro menyerahkan secara simbolis paket masker dan lainnya kepada perwakilan masyarakat Bojonegoro. (Nuty/Dinkominfo)


By Admin
Dibuat tanggal 08-08-2020
347 Dilihat
Bagaimana Tanggapan Anda?
Sangat Puas
79 %
Puas
7 %
Cukup Puas
0 %
Tidak Puas
14 %