"Saya lahir di tanah ini, tumbuh bersama masyarakatnya, dan memahami denyut nadinya sejak kecil. Maka bagi saya, Bojonegoro bukan sekadar tempat saya memimpin – ini adalah rumah saya." Kalimat itu menggambarkan komitmen kuat Bupati Bojonegoro Setyo Wahono, putra daerah yang terus mengabdikan diri untuk menghadirkan solusi nyata bagi warganya.

Pada Jumat (16/5/2025), Bupati Wahono kembali turun langsung ke masyarakat, Medhayoh ke Desa Semambung, Kecamatan Kanor. Bersama jajaran Organisasi Perangkat Daerah (OPD), ia duduk lesehan di Balai Desa setempat bersama warga, menyimak suara-suara yang tulus dari akar rumput, dan menanggapi setiap keluhan dengan hati terbuka.

“Bojonegoro itu mempunyai penghasilan yang besar, tetapi angka keluarga kurang sejahtera masih tinggi. Sehingga pekerjaan rumah terberat kita yaitu bidang ekonomi, pendidikan, serta pertanian dan pengairan,” tutur Bupati Wahono.

Sebagai putra asli daerah, Mas Wahono membawa perspektif yang khas. Ia tidak melihat keluhan masyarakat sebagai beban, melainkan sebagai panggilan tanggung jawab. Ia tahu betul medan yang dihadapi warga – sawah yang kekurangan irigasi, sekolah dengan fasilitas terbatas, dan petani yang masih berjibaku dengan ketidakpastian cuaca dan harga pasar.

Melalui Medhayoh, sejumlah aspirasi muncul, termasuk keluhan soal mahalnya biaya sewa Gedung Olahraga (GOR) di Kecamatan Kanor yang membuat siswa enggan menggunakannya. Merespons cepat, Bupati Wahono langsung mengambil kebijakan.

“Penggunaan GOR bagi siswa gratis pada pukul 07.00 WIB hingga 12.00 WIB. Selebihnya bisa digunakan oleh masyarakat umum dengan tarif tertentu sesuai jam penggunaan.” jelas Mas Wahono menyikapi.

Langkah tersebut disambut hangat oleh warga dan membuka ruang bagi aspirasi lain bermunculan. Ainul Yaqin, warga Desa Samberan, misalnya, meminta solusi pengelolaan sampah organik dan anorganik di masyarakat agar bisa diolah menjadi barang berguna. Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian langsung menindaklanjuti aspirasi tersebut.

Bagi Mas Wahono – begitu ia akrab disapa – kebijakan yang baik lahir dari kedekatan dengan rakyat. Ia tak ingin duduk di belakang meja dan menebak-nebak persoalan. Sebaliknya, ia memilih hadir langsung di tengah masyarakat.

“Setiap permasalahan yang ada pasti dapat diselesaikan melalui kerjasama Pemerintah, Pimpinan Desa dan masyarakat. Sehingga sinergi antar semua pihak menjadi langkah penting untuk mewujudkan Bojonegoro Bahagia, Makmur dan Membanggakan,” tegasnya.

Sebagai anak kampung yang kini dipercaya memimpin Bojonegoro, Setyo Wahono tidak akan berhenti bekerja. Ia ingin setiap anak desa punya kesempatan tumbuh seperti dirinya – bahkan lebih baik. Medhayoh adalah jembatan yang ia bangun agar tidak ada lagi jarak antara pemerintah dan rakyat. Karena baginya, Bojonegoro adalah keluarga, dan keluarga harus saling mendengarkan serta bergerak bersama.[zul/ans]

 


By Admin
Dibuat tanggal 19-05-2025
3 Dilihat
Bagaimana Tanggapan Anda?
Sangat Puas
75 %
Puas
10 %
Cukup Puas
5 %
Tidak Puas
10 %